Jungkook menggiring Lisa menuju sofa panjang, membaringkan si gadis tanpa permohonan. Ada lenguh pelan yang mengudara. Lisa masih tak menolak ketika Jungkook menjamah sekitar lehernya, dan mungkin meninggalkan bekas di sana.
Selayaknya menenggak air di tengah panasnya gurun pasir, atau bak menyesap madu di tengah kepahitan dunia. Momen ini seperti perwujudan kecil atas mimpi dan harapan yang selama ini mereka panjatkan.
Mereka saling merindu satu sama lain.
Gila.Kau boleh menyebut Lisa dan Jungkook gila, karena saat ini mereka bersikap bak sepasang manusia yang kehilangan akal sehat.
Sebagaimana tatap penuh kebencian serta lontaran kata tajam yang sempat mereka kuapkan, seharusnya saat ini mereka bukan berciuman panas-melainkan saling mengusir dan kembali menyeret kaki masing-masing ke arah yang berlawanan.
Tapi-astaga ... kemana hilangnya kewarasan mereka? Mengapa mereka bisa saling menyentuh intens dengan retih nikmat yang melesat dari belah bibir masing-masing? Seperti ada sesuatu yang menarik jiwa mereka menuju ingatan masa lalu hingga mampu menghapus canggung, meruntuhkan batas, bahkan menyapu habis amarah di dalam dada.
Satu tangan Jungkook sudah menelusup masuk ke dalam rok Lisa, merambat naik dan meremas paha si gadis dengan seduktif. Pun dengan bibirnya yang menelusuri sekitar dada-yang entah sejak kapan tiga kancing kemeja Lisa telah terlepas dan memberikan banyak akses untuk sang lawan.
Mungkin, kegiatan tak terduga itu akan berlanjut ke tahap yang lebih jauh lagi, jika saja ketukan pintu ruangan tak mendadak terdengar sampai ke telinga masing-masing. Lisa sontak mendorong pelan dada bidang Jungkook, menjauhkan pemuda itu dengan netra yang membulat seolah baru saja kembali diselipkan kesadaran. Napas mereka tersengal berat, mengambil jeda sejenak untuk saling berpandangan.
Lisa menggeleng. Tidak. Ini sebuah kesalahan, desisnya.
Gadis tersebut bangkit perlahan seraya mengancingi kemejanya kembali. Ia tak sempat memeriksa ada berapa banyak tanda yang Jungkook ciptakan tanpa izin. Melirik gamang pada presensi pemuda yang kini hanya duduk bersandar sembari mengusap wajah dengan frustasi-Lisa kemudian mulai melangkah menuju pintu setelah memastikan rambutnya tertata rapih.
Sosok Jungyoon muncul di baliknya. Pemuda bermarga Yang itu tak langsung bicara, melainkan diam-diam menelisik sekelumit bercak kemerahan yang tercetak di dekat perpotongan leher Lisa, lalu mendapati sesosok eksistensi lain yang berada di dalam ruang kerja gadis tersebut. Jadi jika kau mendengar sebuah suara yang mirip seperti retakan kaca, maka bisa dipastikan bahwa itu adalah kepingan hati Jungyoon yang nyaris hancur.
"Yoon ... ada apa?" tanya Lisa. Ia tersenyum kaku pada temannya tersebut. Namun entah mengapa, Lisa malah merasa menjadi seperti seorang kekasih yang baru saja tertangkap basah sedang berselingkuh. Huh ... padahal ia tak punya pacar. Mungkin hal tersebut disebabkan karena ia tahu mengenai perasaan Jungyoon yang sesungguhnya.
Namun jauh dari perkiraan. Kini Jungyoon justru memasang senyum lebar. Ia tampak tak ingin dikasihani atau membuat Lisa khawatir, sehingga lebih memilih untuk berpura-pura dan bersikap seakan ia tidak tahu apa yang baru saja terjadi. "Aku hanya ingin mengecek keadaanmu. Seokjin-Hyung bilang, kau sedang banyak mengeluh di groupchat keluarga karena pekerjaan. Jadi ia menyuruhku untuk banyak menemanimu ketika ada waktu luang."
Sekarang Lisa merasa seperti memiliki dua orang pacar. Ia menoleh tak enak hati pada Jungkook, di mana pemuda itu kini sedang melangkah mendekat dengan raut wajah dingin tak tersentuh. Lisa tidak tahu mengapa perasaan aneh dan tak nyaman ini bisa muncul begitu saja. Padahal jelas faktanya, mereka bertiga tidak terikat hubungan spesial sejenis apapun.
Jungkook lalu menggenggam pergelangan tangan kiri Lisa, mendekat untuk berbisik dalam di telinga si gadis, "Buka blokiran nomor ponselku. Aku akan menghubungimu nanti malam."-yang sukses membuat Lisa meremang di tempat.
Sebelum berjalan pergi, Jungkook sempat melirik sengit pada Jungyoon, yang dibalas dengan tatap mata yang tak kalah tajam dari pemuda bermarga Yang itu. Ibaratnya, seperti akan ada peperangan yang hendak pecah dalam beberapa waktu ke depan. Sungguh menakutkan, mengerikan, dan kusarankan padamu untuk segera berlari guna mencari perlindungan. Berada di sekeliling dua pemuda yang berseteru dan terlihat nyaris terjun dalam baku hantam sangat tidak bagus untuk keselamatanmu.
Hiyaaaaaa siapa yang udah gak sabar? 😘 Cerita ini bakalan jadi perpaduan yang epic sih wkwkwkw
Open PO InsyaAllah sekitar bulan Februari ya.
Terus, masih ada yang bingung juga soal novel + bonus e-book nya. Jadi biar aku jelasin dikit.
Nanti ketika kamu beli novel ini, otomatis kamu juga akan mendapatkan bonus e-book yang akan dikirim ke email kamu. So, anggap aja Princess and Seven Heroes yang tamat di wattpad ini adalah season I.
Jadi di novel nanti akan ada season I + season II.
Season I = 26 chapter
Season II = 20 chapter (kemungkinan lebih)Total yang ada di novel perkiraan 46 chapter
Nah kalau bonus e-book itu anggap saja Extra Chapter. Jadi Extra Chapter tersebut tidak ada di novel, rate dewasa. Karena kan kalau di novel itu, mature content nya aku bikin smooth dan samar, tidak sejelas di wattpad, sebab semua orang bisa baca bukunya. Maka dari itu, bonus e-book nya hanya kamu yang bisa baca. Dilengkapi password juga, sebab scene mature nya cukup jelas. Kalau yang biasa beli e-book ku pasti tau deh gimana mature nya 🌻
Jadi kalau kamu beli buku ini, isinya bakalan padat yaa. Bonus-bonus chapter di Novel + Extra Chapter di e-book 🧸
Penjelasan lain mengenai info dan cara pemesanan akan diberitahu ketika PO dibuka 🌠
Jangan lupa follow instagram @/author.lily soalnya aku suka post spoiler-spoiler + short story di sana ❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess and Seven Heroes | Lizkook✔️
Fanfiction[M] Semua orang berkata bahwa Lalisa adalah gadis yang beruntung karena memiliki enam pahlawan dalam hidupnya ; Seokjin yang menduduki posisi CEO dalam perusahaan, Yoongi si produser musik, Namjoon si dosen muda, Hoseok si pemilik sekolah tari, Jimi...