SEASON II

6.8K 924 245
                                    

Berbicara soal waktu, agaknya 10 tahun itu terdengar sangat panjang dan lama untuk dilalui dengan penderitaan, namun terasa begitu cepat jika dilewati dengan kebahagiaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berbicara soal waktu, agaknya 10 tahun itu terdengar sangat panjang dan lama untuk dilalui dengan penderitaan, namun terasa begitu cepat jika dilewati dengan kebahagiaan.

Lisa tidak tahu mana ungkapan yang lebih tepat sejauh perjalanan yang ia lalui selama sepuluh tahun belakangan ini. Sedih? Bahagia? Hampa? Atau mungkin ketiganya? Lisa tidak tahu pasti.

Usianya sudah menginjak dua puluh sembilan tahun, dan ada banyak sekali yang terjadi dalam hidupnya, maupun hidup orang-orang terdekatnya. Lisa bahkan bingung harus mulai menceritakannya dari bagian mana. Semuanya penting bagi proses-nya. Semuanya berharga untuk perjalanannya.

Hwang Seokjin dan Choi Jisoo. Sepasang suami istri yang usianya sudah menginjak angka kepala empat itu masih menjalin hubungan yang sangat harmonis dan romantis. Mereka sepakat untuk memiliki satu anak, kendati sejujurnya mereka juga takkan menolak jika Tuhan mentakdirkan Jisoo untuk melahirkan tujuh orang anak seperti mendiang Ibu mertuanya. Putri semata wayang mereka—Hwang Soojin, sudah berusia sebelas tahun. Gadis itu tumbuh menjadi gadis kecil yang manis, periang, dan penuh dengan rasa keingintahuan yang tinggi.

Gadis tersebut terkadang menerobos masuk ke kamar Lisa sembari berujar dengan gembira, ‘Bibi! Sepatu baruku bagus, tidak? Hampir mirip seperti sepatu Bibi! Tapi milikku tidak ada heels-nya!

Ya, satu tambahan karakter lagi untuk menggambarkan Soojin, yaitu centil, kkk. Seokjin bilang, sifat Soojin ini sangat mirip dengan Lisa sewaktu si bungsu itu seusia dengan Soojin. Jadi apabila Lisa merasa gemas atau kesal melihat tingkah laku Soojin yang seakan ingin dewasa sebelum waktunya, maka Seokjin menyarankan Lisa untuk berkaca pada dirinya sendiri.

Berlanjut pada kisah cinta si Abang ke dua—Hwang Yoongi yang masih kurang mulus. Dahulu, semula semua orang berpikir kalau Yeeun sungguh-sungguh mampu membuat Yoongi bangkit dari keterpurukan akibat ditinggal menikah oleh mantan kekasihnya. Ternyata, hati Yoongi sudah terlanjur membeku. Ia tidak bisa menerima Yeeun sepenuhnya, hingga gadis itu memutuskan untuk pergi guna menyelamatkan hatinya sendiri.

Jujur saja. Apabila Lisa yang berada di posisi Yeeun, ia juga akan melakukan hal yang sama. Lebih baik pergi, dari pada harus bertahan dengan seseorang yang belum usai dengan masa lalunya.

Kendati Yoongi tak mengakui kalau hatinya masih tersisa untuk sang mantan, namun seluruh kisah yang tergambar pada perjalanan yang ia lalui bersama Yeeun selama beberapa tahun seakan menjadi pembuktian absolut. Terlebih lagi, ketika sang mantan yang bernama Yoo Nara itu tak sengaja Yoongi temui di suatu waktu.

Wanita bermarga Yoo tersebut sudah bercerai dari mantan suaminya, karena menerima kekerasan selama mengarungi bahtera rumah tangga. Yoongi yang dingin itu sedikit mencair dan merasa iba. Mereka berdua tidak kembali berkencan secara resmi. Hanya saja, Yoongi berupaya untuk menjadi seseorang yang selalu ada untuk Nara. Mereka menyebut hubungan itu sebagai teman. Ya. Teman dekat, mungkin?

Memerhatikan hal tersebut, membuat Lisa tak bisa menyalahkan siapapun. Ia melihat dari segala sisi, dan berpikir bahwa bisa saja Tuhan memang sudah merancang sebuah garis terbaik untuk masing-masing dari mereka.

Princess and Seven Heroes | Lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang