🍯9

11.1K 1.9K 557
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa yang mengajarimu untuk menjadi seorang gadis yang agresif begitu, Lalisa Hwang?!" Taehyung bertanya tak habis pikir, mengambil start lebih dulu--mendahului para abangnya untuk menyemprot si adik bungsu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa yang mengajarimu untuk menjadi seorang gadis yang agresif begitu, Lalisa Hwang?!" Taehyung bertanya tak habis pikir, mengambil start lebih dulu--mendahului para abangnya untuk menyemprot si adik bungsu.

Serius, mereka semua tidak salah lihat bahwa beberapa saat yang lalu Lisa baru saja mencium seorang laki-laki yang ia akui sebagai kekasihnya. Kau tahu? Yoongi bahkan segera mendekap si bungsu menggunakan jaketnya, menutupi kepala si gadis--menyeretnya kembali ke dalam rumah tanpa basa-basi, sementara Seokjin menyuruh Jungkook untuk pulang karena hari sudah semakin ditelan gulita.

Ketika para Abang dirundung kekalutan luar biasa, Lisa justru hanya balas menatap santai, menyilangkan kedua tangan seraya menjawab dengan raut wajah super menyebalkan, "Memangnya ada peraturan tertulis yang menyatakan bahwa seorang perempuan tidak boleh mencium laki-laki lebih dulu, ha?"

"W-wah--WAH!! ANAK INI!" Taehyung mengacak rambutnya dengan frustasi. Ingin sekali menarik daun telinga adiknya yang nakal ini, namun diurungkan sekuat tenaga sebab Hoseok pasti akan menarik daun telinga Taehyung lebih dulu kalau ia sampai melakukannya.

Seokjin yang biasanya memiliki seribu argumen tak terpatahkan, kini hanya bisa bungkam sembari memijit pelipis. Akhir-akhir ini ia sudah sangat dipusingkan dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya untuk mengurus perusahaan keluarga. Kini ditambah lagi dengan kenyataan bahwa ia masih harus mengurus adik bungsunya yang mulai banyak memberontak.

Begitupula dengan Yoongi yang biasanya tak pernah ragu untuk meluncurkan kalimat tajam yang mampu mengiris telinga si lawan bicara. Sekarang pemuda itu hanya terus-terusan menghela napas lelah sembari bersandar pada sandaran sofa. Percuma saja, pikirnya. Ucapannya sudah tidak mampu untuk mengendalikan Lisa.

"Kenapa kau menjadi liar seperti ini, Lisa? Apa karena pemuda bernama Jungkook itu?" tanya Jimin. Ia bisa bersikap lebih lembut dan sabar kendati ia tetap merasakan hal yang sama seperti saudara laki-lakinya yang lain.

Yah, itu juga termasuk, sih. Secara tidak langsung, Jungkook memang berpengaruh untuk membebaskan sisi dalam diri Lisa yang seperti itu. Namun ia sama sekali tidak ingin menyalahkan Jungkook, sebab ia masih bisa mengendalikan dirinya sendiri. Ia bertindak atas kemauannya sendiri, bukan atas dasar paksaan siapapun.

Princess and Seven Heroes | Lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang