Lisa tidak tahu apakah keputusannya untuk mengiyakan ucapan Jungkook guna berlatih berciuman bersama adalah hal yang benar atau salah.
Jujur saja, Lisa belum pernah berciuman sebelumnya. Hah, jangankan memadu kasih, ia bahkan belum pernah menjalin hubungan berpacaran dengan siapapun. Jadi, rasanya sangat wajar jika ia merasa gugup ketika Jungkook membawanya ke gudang peralatan olah raga sepulang sekolah.
"Ini pertama kali untukmu?" tanya Jungkook sembari menutup pintu ruangan. Cahaya yang mengisi tidak terlalu terang. Hanya ada bohlam kecil yang berpendar di tengah ruang hingga menghasilkan cahaya remang.
"A-apa?" Lisa meneguk saliva sesaat, sebelum kemudian mengutarakan kebohongan. "Tidak. Tentu saja tidak. Kau bukanlah ciuman pertamaku. Lagipula, ini hanya latihan untuk kepentingan misi. Tidak ada yang spesial, bukan?"
Jungkook mengangguk satu kali. Kini ia memenjarakan Lisa di dinding, menatapnya dalam jarak yang lebih dekat. "Ya, kau benar. Ini semua demi kepentingan misi."
Pemuda itu kemudian mulai memajukan wajah secara perlahan. Matanya tertuju pada bibi ranum Lisa yang berwarna kemerahan alami. Namun, sial! Sial! Sial! Jantung si gadis sudah hampir meledak rasanya. Ia membeku, menahan napas sesaat. Ini terlalu cepat, tolong!
"T-tunggu, tunggu!" Gadis itu lantas mendorong pelan dada Jungkook, menghentikan aksi pemuda itu dan berkata dengan terbata, "K-kau... Jarakmu terlalu dekat. Kau harus menjauh sedikit dariku."
Jungkook mengerutkan dahi, menegakkan tubuhnya sejenak. "Kalau aku berdiri satu meter di hadapanmu, bagaimana kita bisa berciuman? Bibirku tak sepanjang itu untuk bisa menjangkau presensimu."
Lisa menelan ludah dengan keras, menyelipkan helai rambut ke belakang telinga sembari membuang pandangan ke berbagai arah--gugup setengah mati. Fuck! Fuck! Fuck! Ia tak menyangka kalau berciuman bisa membuat reaksi tubuhnya sampai seperti ini. Sekarang, ia benar-benar merasa seperti orang bodoh, sungguh!
"A-aku.. Ekhm, aku hanya belum terbiasa denganmu. Masih butuh penyesuaian." kata Lisa, beralibi.
Jungkook mendengus pelan. "Ini hanya latihan, okay? Kau tidak perlu merasa setegang ini."
"Tegang?" Lisa mendecih, menyilangkan kedua tangan di dada. Tidak terima karena merasa diremehkan. "Tidak, tuh. Aku tidak merasa tegang sama sekali. Sudah kubilang, aku hanya belum terbiasa denganmu. Apa kau lupa? Kita berdua adalah orang asing sebelumnya."
"Ya, baiklah. Kalau begitu, kita coba lagi." Jungkook lalu kembali menumpu satu tangannya pada dinding dan mulai mendekatkan wajah.
Tubuh Lisa seolah telah dipaku mati, beku, kesulitan untuk bergerak. Ia menahan napas sejenak, merasakan kinerja jantungnya yang berdegub cepat di luar kendali. Semakin Jungkook mengikis jarak, semakin Lisa merasa ingin pingsan. Duh, astaga... Kuatkan dirimu, Lisa! Kau pasti bisa! Ya, kau pasti bisa!
Lisa memejamkan mata, tepat ketika Jungkook mempertemukan bibir mereka. AAAAKKKKK~ MY FIRST KISS! Lisa menjerit dalam hati. Tapi kalau ciuman ini dilakukan atas dasar kepura-puraan, apa masih bisa disebut sebagai ciuman pertama?
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess and Seven Heroes | Lizkook✔️
Fanfiction[M] Semua orang berkata bahwa Lalisa adalah gadis yang beruntung karena memiliki enam pahlawan dalam hidupnya ; Seokjin yang menduduki posisi CEO dalam perusahaan, Yoongi si produser musik, Namjoon si dosen muda, Hoseok si pemilik sekolah tari, Jimi...