🍯8

11.4K 2K 899
                                    

Bisa dibilang, malam ini merupakan puncak dari misi yang dikerjakan oleh Lisa dan Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisa dibilang, malam ini merupakan puncak dari misi yang dikerjakan oleh Lisa dan Jungkook. Malam penentuan, dimana nasib Lisa sebagai seorang gadis remaja yang beranjak dewasa ini dipertaruhkan.

Tentu saja. Enam abangnya harus merestui Jungkook sebagai kekasihnya. Baru setelah itu mereka bisa memberikan sedikit kebebasan pada Lisa untuk melakukan hal-hal yang ia sukai.

Iya, benar begitu. Lisa harus memperjuangkan haknya sebagai seorang perempuan muda berusia tujuh belas tahun lebih. Ini semua demi masa depannya, demi kemandiriannya. Memangnya siapa yang mau terus menerus menggantungkan hidup pada keenam kakaknya? Lisa juga ingin bisa mengurus diri sendiri sepenuhnya, dan membiarkan para kakaknya menjalani hidup mereka sendiri ; mencari pasangan, atau mungkin menikah.

Ugh, apalagi Seokjin dan Yoongi. Mereka sudah cukup tua untuk menyandang status jomblo. Terkadang Lisa merasa prihatin pada dua abang tertuanya itu. Kasihan sekali kalau di usia kepala tiga ini, mereka belum menemukan setidaknya seorang gadis untuk diincar, sebab terlalu fokus bekerja dan mengurus adik bungsunya.

Lisa mematut dirinya di hadapan cermin besar, mengecek penampilannya sekali lagi. Dress selutut itu sangat cocok untuk makan malam hari ini. Lisa juga mengaplikasikan makeup natural yang ia pelajari dari internet. Yah, wajar saja. Semua kakaknya itu laki-laki. Jadi Lisa harus memiliki inisiatif untuk bisa merawat dirinya sendiri. Gadis itu lalu membiarkan rambut panjangnya terurai bebas, kemudian menyelipkan sebuah jepit rambut kupu-kupu di bagian kanan.

Sekarang, Lisa tampak sangat manis dan feminim, selayaknya gadis remaja seusianya.

Taehyung yang tahu-tahu sudah berdiri di ambang pintu kamar Lisa itu tampak sejenak tertegun. Satu-satunya hal yang ia pikirkan adalah, Lisa berdandan seperti ini memang khusus untuk acara makan malam, sebab kekasihnya akan datang berkunjung.

Dahulu sekali, saat melihat presensi mungil Lisa di dalam box bayi, Taehyung sempat merasa kesal dan benci setengah mati. Bocah laki-laki berusia enam tahunan itu mempoutkan bibir, menolak mendekat dan hanya memandang penuh rasa iri.

Taehyung tidak suka Mama dan Papa tersenyum senang karena memiliki anak perempuan. Taehyung tidak suka para Hyung-nya bersorak bahagia, bergantian menggendong Lisa mungil dengan hati yang gembira. Sebelumnya, Taehyunglah yang menempati posisi itu. Dialah yang seharusnya mendapatkan perhatian lebih banyak. Bukannya bayi perempuan itu.

Namun Mama menyadarinya. Menyadari kegelisahan Taehyung, mengerti apa yang dirasakan putra ke enamnya kala anak itu hanya terduduk diam di sudut sofa, sementara saudara-saudaranya yang lain tengah bergembira bersama-sama.

Mama turun dari ranjang rawatnya. Tubuhnya masih lemah karena usai melahirkan beberapa jam yang lalu, namun masih memiliki cukup tenaga untuk melangkah mendekati Taehyung sembari menyeret tiang kantung infus.

"Sayang.." tuturnya lembut seraya membelai puncak kepala Taehyung. "Kau tidak ingin melihat adik bayi?"

Taehyung cilik menggeleng. Sepertinya, ada perpaduan kesal dan sedih yang menyelimuti hatinya. Ia ingin menangis, namun yakin seribu persen kalau ia hanya akan menerima pengabaian. Sebab kini sudah tidak ada lagi yang peduli padanya.

Princess and Seven Heroes | Lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang