prolog • aurovagant

511 45 0
                                    

Nayeon keluar dari salah satu kafe dengan pakaian serba hitam yang mengundang banyak atensi. Gadis itu mendadak kikuk dan cepat-cepat menyusuri trotoar, menyeberang jalan bersama puluhan pejalan kaki lain, kemudian berbelok melewati gang sempit yang dihimpit dua ruko pedagang ayam goreng. Sesekali Nayeon menarik tali tas punggungnya sambil melirik apakah ada orang lain yang berpotensi mengikutinya.

Dan beruntungnya, tidak ada.

Topi kupluk hitam melingkupi sebagian kepala, ditambah masker hidung berwarna putih. Dianggap sebagai idol yang sedang menyamar, penjahat perempuan yang ternyata buronan, atau hendak melayat salah satu rekan. Ya, mungkin itu alasan kenapa Nayeon kebanjiran tatapan berpasang-pasang mata. Terlalu misterius untuk gadis muda berjalan sendirian melewati gang sempit. Dan poin pentingnya, ini bukan siang bolong, melainkan malam hari yang menimbulkan banyak spekulasi.

Kurang dari sepuluh langkah, Nayeon lantas bergerak cepat hingga jemarinya berhasil menyentuh gagang pintu rumah bertuliskan "Salon Rovagant"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kurang dari sepuluh langkah, Nayeon lantas bergerak cepat hingga jemarinya berhasil menyentuh gagang pintu rumah bertuliskan "Salon Rovagant". Mendorongnya ringan, lantas bau tengik dari debu yang menggelitik hidung spontan menyergap secepat intensitas matahari.

"Gila-gila-gila," seloroh Nayeon begitu pantatnya mendarat di sebuah kursi plastik. "Makin hari gue makin gabisa bedain mana salon kecantikan dan mana gudang."

"Lo kata salon keramat gue ini gudang?" Gadis berpiyama keluar dari bilik sambil menenteng secangkir minuman hangat. Entah kopi, teh, atau air hangat. Terbukti dari asap yang mengepul dan bercampur dengan suhu ruangan. Dia, Jihyo. Si pemilik salon kecantikan yang ... hmmm ... sepi pelanggan selama dua tahun belakangan.

"Mirip doang," timpal Chaeyoung tanpa mengalihkan pandangannya dari lembar demi lembar majalah fashion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mirip doang," timpal Chaeyoung tanpa mengalihkan pandangannya dari lembar demi lembar majalah fashion. Kamera tipe lawas yang Nayeon rasa umurnya lebih tua dibanding anjing peliharaannya bertengger di leher gadis berambut pendek itu. Sebuah ciri khas. "Tapi gue lebih suka tempat ini dipanggil 'kandang'."

Mendengar celetukan ajaib Chaeyoung, Nayeon menahan tawa. "Masih mending gudang daripada kandang. Lo pikir kita kambing?"

"Bukan." Chaeyoung menaruh majalahnya, kemudian mengambil paksa minuman hangat Jihyo yang tahu-tahu sudah berada di atas meja. "Lebih tepatnya, babi. Aw, panas."

"Mampus!" seru Jihyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mampus!" seru Jihyo. "Itu air baru banget mateng bego."

Chaeyoung yang kena semprot tak tanggung-tanggung cuma nyengir tiga jari. "Tumbenan pake masker?" tanyanya pada gadis bergigi kelinci di hadapannya.

"Lo lupa?" Nayeon justru balik bertanya.

"Dia semalem kan kena cakar bini klien," dalih Jihyo sambil mengotak-atik remot televisi, punggungnya dia sandarkan ke sofa. Benar-benar posisi wenak.

"Ohh, yang suaminya ketahuan selingkuh?"

Nayeon mengangguk geli. Uh, kalau dipikir-pikir, kasus semalam mungkin akan dia nobatkan sebagai kasus ter-heseleweh yang pernah mereka tangani. Sekujur tubuh Nayeon langsung merinding tiap kali mengingatnya kembali. Apa semua laki-laki memang segila itu?

Nayeon melepas topi serta masker sebelum serangan gerah semakin menjadi-jadi sehingga terlihatlah luka bekas cakaran yang telah mengering. "Yang lain kemana?"

"Dahyun ada latihan vokal, Kak Sana ambil job di perusahaan bedak, kalo Tzuyu nanti jam sembilan nyusul," balas Chaeyoung. Kali ini tatapannya fokus ke layar televisi, sama seperti yang dilakukan Jihyo.

"Kak Jeongyeon habis narik katanya mau ke sini, Momo udah dateng tapi gue suruh beli makan, tuh tasnya," imbuh Jihyo sambil menunjuk tas bersimbol kelinci menggunakan dagu.

"Sepi dong," komentar Nayeon.

"It's okay. Sementara bahas berempat dulu. Lagian kali ini kasus yang dikasih Boss nggak berat-berat amat, sabilah diatur berempat dulu." Jihyo memperbaiki posisi duduk.

"Bukan menyangkut perselingkuhan lagi kan?"

Jihyo menatap Nayeon di sela tawanya. "Beruntungnya, bukan. Hmm, tapi nggak tahu deng. Kasus kemarin kan juga awalnya nggak ada hubungannya sama perselingkuhan, malah laporan yang masuk perkara warisan. Mana kita tahu kalo ternyata dasar permasalahannya tentang selingkuh." Jihyo menyeruput sedikit teh panas yang sempat diicip Chaeyoung. "Kenapa sih, lo kayaknya trauma banget sama kasus kemarin."

"Banget, anjing. Gue nggak sudi urus masalah selingkuh, istri bayangan, nikah siri, atau semacamnya lagi. Ngeriii, abis wajah mulus gue dicakar. Cukup sekali ya, nggak ada kedua, ketiga, apalagi lebih dari itu. Meskipun bayarannya gede."

Melihat Nayeon mencak-mencak, baik Jihyo maupun Chaeyoung mengulum senyum. "Tenang, kali ini cuma pencurian," kata Jihyo.

"Pencurian?"

"Iya, pencurian."

Alis Nayeon terangkat. "Pencurian di mana?"

"Di kos-kosan," jawab Jihyo enteng. "Gampang banget kan?"

Baru saja Nayeon hendak bertanya lebih lanjut, tiba-tiba Momo datang lengkap beserta dua kantong plastik berlogo salah satu merek makanan ternama. "Eyyyowww, pesanan kalian sudah datang~"

 "Eyyyowww, pesanan kalian sudah datang~"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ah, perut Nayeon tergoda. Padahal tadinya dia akan bertanya kenapa pencurian kos-kosan masuk ke dalam list kasus yang harus detektif andalan seperti mereka tangani. Memangnya serumit apa sampai Boss Mina memberikan tugas itu ke mereka yang bahkan sudah pernah mendobrak tuntas kasus ...




















































































... pembunuhan berantai?

Aurovagant | twice ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang