keping 20 • kesaksian dua penjernih

60 11 0
                                    

•••

Berdasarkan bukti-bukti yang mencuat seiring berjalannya waktu, Dahyun membagikan pemikirannya kepada anggota tim mengenai misi tersembunyi Boss Mina. Dia mencurigai Joshua sebagai dalang yang dianggap "berbahaya" sehingga Boss Mina meminta mereka untuk berupaya menjauhkan Kai dari lingkungan kos-kosan Seungcheol.

Masuk akal. Seluruh anggota tim mulai memberikan perhatian pada konspirasi itu. Tugas mereka kini jauh lebih berbelit, jauh lebih berpotensi untuk terluka dan terpecah belah. Jihyo dan kawan-kawan yang sedang mengadakan rapat tanpa Chaeyoung itu masih memikirkan beberapa rencana sambil bertukar pendapat.

"Nggak ada cara lain, kita harus interogasi Myoui Kai," saran Sana yang diangguki sebagian dari mereka. "Kalau Boss Mina masih merahasiakan hubungan keduanya, maka kita harus cari tahu problem ini dari Kai."

"Gue setuju, tapi gimana caranya?" tanya Jihyo.

Sana merenung selama tiga detik, sebelum melanjutkan, "Biar gue yang usahain."

•••

Nayeon sadar bahwa sedari tadi tatapan Chaeyoung terus tertuju padanya. Tatapan itu aneh, tidak seperti biasanya. Antara marah, kecewa, tapi sikap gadis itu tidak mencurigakan. Chaeyoung bersikap seperti sedia kala. Seolah Nayeon sedang digiring menuju ruang kegelapan, tetapi ketika sampai ternyata itu bukan ruang kegelapan, hanya perasaannya saja.

Chaeyoung baru ikut nimbrung pada saat tengah hari ketika anggota tim sedang sibuk-sibuknya beraktivitas di luar jadwal detektif. Di salon Jihyo hanya tersisa si pemilik, Nayeon, dan ketambahan Chaeyoung. Ketika ditanya dari mana saja, Chaeyong hanya mengangkat bahu sambil terus mengisap rokok elektrik rasa permen karetnya tanpa mempedulikan si penanya.

Tanpa siapapun tahu bahwa sebenarnya Chaeyoung menghilang hanya untuk menenangkan diri. Dia mungkin saja akan kehilangan kendali seusai menemukan kebenaran pasca menggeledah kamar Seungcheol beberapa waktu lalu. Dia merasa harus tetap tenang sebelum segalanya terungkap sempurna, bukan dari sebelah pihak saja.

Walau sudah menghilang, semangat membaranya sudah tak lagi sama dengan pada saat pertama kali terjun ke dunia detektif.

Chaeyoung hilang minat.

•••

Jihyo dan Nayeon saling melempar tatap saat Wonwoo yang bersetelan baju santai tiba-tiba berdiri di depan pintu utama salon dengan kedua tangan ditenggelamkan ke dalam saku. Di sebelahnya, Sana juga berdiri bersedekap dada. Kedua alis gadis itu terangkat sombong. Entah mantra apa yang telah digunakan Sana sehingga Wonwoo bersedia datang ke Salon Jihyo untuk dimintai keterangan.

Mereka berempat yang kebetulan berada di salon bergerak cepat mempersiapkan segala hal. Chaeyoung setelah mempersilakan Wonwoo duduk langsung beranjak masuk ke dapur. Nayeon juga turut ke dapur untuk mengambilkan beberapa gelas air mineral dingin. Begitu Wonwoo duduk, Sana dan Jihyo mengambil tempat di depan cowok itu, dimana ada meja kayu yang menghalangi tubuh mereka. Nayeon menaruh air mineral di sekitar meja, kemudian ikut duduk.

"Seperti yang kalian tahu, dia Wonwoo, target gue," pungkas Sana. "Santai aja, dia udah tahu perihal identitas kita dan segala hal tentang kasus ini. Kita udah sempet ngobrol."

Sorot mata Wonwoo kosong. Tidak ada yang bisa membaca emosi cowok itu. Benar-benar dingin sama seperti es batu yang baru saja keluar dari freezer. Sedangkan tubuh cowok itu tampak santai, gelagatnya sulit didefinisikan. Jihyo perlu memberinya label mayat hidup ditambah dengan bibir pucat dan kedipan matanya yang lamban. Atau ... robot?

"Lo kenal siapa Myoui Mina?" tembak Jihyo tanpa babibu.

Wonwoo mengangguk sekali. "Dia kakak gue."

Andai ada Dahyun di sini pasti gadis itu sudah siap menyalakan kembang api sebagai simbol pesta karena tebakannya tepat sasaran. Sementara Jihyo, Nayeon, dan Sana yang berada di lokasi kejadian tidak bisa menyembunyikan keterkejutan. Alis Jihyo sedikit terangkat dengan mulut menganga kecil. "Kapan terakhir kalian ketemu?"

Aurovagant | twice ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang