keping 21 • terkuak

60 10 0
                                    

"Pembunuh bayaran."

Hah?! Pembunuh bayaran?! Pembunuh katanya?! Gila! Myungho tidak mungkin terlibat eksekusi keji itu. Chaeyoung sudah cukup lama mengenalnya. Dia cowok baik-baik. Pasti Vernon dan Wonwoo telah mengarang cerita demi kepentingan mereka sendiri. Berani-beraninya menuduh Myungho yang bukan-bukan.

Rasanya dada Chaeyoung sudah tersulut apinya. Gadis itu berusaha menjinakkan sesuatu yang seharusnya tidak membara. Satu kali menarik napas panjang, Chaeyoung berdalih, "Memangnya sedekat apa kalian dengan Myungho ataupun penghuni yang lain sampai-sampai kalian ngerti segala hal tentang mereka?"

Satu alis Wonwoo terangkat. "Kok ... kayak marah?"

Ekspresi remeh Wonwoo tanpa sadar membuat telapak tangan Chaeyoung mengepal. Tatapan gadis itu penuh tantang, tetapi masih berusaha dinetralkan. "Gue cuma nanya."

"Coba pertanyaan lo gue balik, sedeket apa lo dengan temen-temen kosan kami? Termasuk Myungho? Kira-kira menurut lo siapa yang lebih pantas diberi label 'mengerti' siapa sebenarnya mereka, lo ... atau kami?"

Chaeyoung seperti baru saja ditampar tangan tak kasat mata. Selama ini dia benar-benar sudah merasa sangat dekat dengan Myungho, sahabatnya yang paling dia percaya. Chaeyoung juga menceritakan semua perihal tim detektif Aurovagant kepada cowok itu, bahkan kasus demi kasus dia ceritakan agar dirinya dan Myungho bisa bertukar pendapat sehingga memudahkan Chaeyoung dalam bekerja. Bukan hanya terkait profesi, Chaeyoung juga kerap kali mengisahkan bagaimana petualangan kehidupannya selama ini.

Tapi, pertanyaan Wonwoo sukses menohok relung hati Chaeyoung penuh derit. Benarkah? Benarkah selama ini dia telah benar-benar dekat dengan Myungho? Apa Chaeyoung sudah sembilan puluh persen mengenal siapa itu Myungho luar dan dalam? Lebih utama, apakah Myungho juga menganggap Chaeyoung sebagai sahabat dekat? Sumpah, Chaeyoung bukan tipikal persona yang gampang ragu. Namun kali ini ... dia bahkan ragu dengan dirinya sendiri.

"Myungho udah cukup lama bekerja sebagai pembunuh bayaran, di samping kiprahnya dalam dunia seni," kata Vernon memperjelas fakta.

Seiring dengan penjelasan-penjelasan kedua cowok asing yang semakin mengerucut, Jihyo jadi merenungkan sesuatu. "Kalian udah sekongkol dari lama?"

Wonwoo dan Vernon mengangguk. "Lebih tepatnya, mereka selalu saling memberi informasi tentang manusia-manusia yang tinggal di kosan itu," pekau Dahyun, dia sedikit tahu bagaimana kedekatan pacarnya alias Vernon dengan Wonwoo.

Jihyo mengangguk pelan. Dalam hati, dia tadinya mempertanyakan kredibelitas informasi yang diterima. Namun tampaknya kedua cowok di depannya ini bisa dipercaya. "Kenapa kalian memilih bertindak seperti itu?" Kini Jihyo semakin penasaran, tentu sebelum percakapan mereka merembet kemana-mana.

"Banyak hal yang lebih penting kalian ketahui dibanding alasan kami," ujar Vernon. Di sampingnya, Wonwoo tampak memperhatikan jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Waktu gue nggak banyak, jawab pertanyaan lo barusan cuma buang-buang masa."

"Oke-oke, kalo gitu lanjut. Gimana dengan Dokyeom?" Jihyo mengembalikan topik dengan panik.

"Dokyeom kelihatan dari tampangnya polos ya, tapi sebenernya nggak sepolos itu. Dia penipu kelas kakap. Segala pekerjaan dia coba, tapi tetep aja boong-boong mulu," urai Vernon.

"Misalnya?"

"Dokyeom pernah jadi kasir minimarket, tapi dipecat tiga hari kemudian. Cara dia melakukan kejahatan dengan selalu menyelipkan barang-barang yang nggak dibeli pelanggan ke barang belanjaan biar jumlah belinya makin banyak terus dia dapet untung. Ketika bangkainya kecium atasan, dia mengemis minta dikasihani. Biasanya dengan melontarkan latar belakang keluarganya, dimulai dari kakaknya yang butuh biaya buat kuliah, adiknya menderita penyakit kronis, yatim piatu, dan mungkin masih lebih banyak alasan lain yang nggak kami ketahui. Dan ternyata setelah kami selidiki, nggak ada satu pun alasan-alasan itu yang sesuai kenyataan. Bener-bener jago drama," jelas Vernon sambil menggeleng-geleng heran dengan tingkah Dokyeom.

Punggung tegak Jihyo mendadak loyo. Jadi ... dia juga termasuk orang yang pernah dibohongi? Kejadian di minimarket beberapa waktu lalu? Pantas saja dia menjadi bulan-bulanan masyarakat karena dikenal sebagai tukang parkir culas. Lalu, bagaimana dengan pekerjaan baru Dokyeom di tempat karaoke bersamanya selama ini? Jujur saja Jihyo tidak menemukan kejanggalan selama bekerja dengan Dokyeom dan Seungkwan. Ah, tunggu. Seungkwan?

"Bagaimana dengan Seungkwan?"

Vernon dan Wonwoo salling pandang. "Mirip Dokyeom, Seungkwan juga tukang tipu. Bedanya lewat online. Dia biasa menggunakan aplikasi-aplikasi tertentu buat meraup keuntungan dari korban-korban yang ingin melancong ke luar negeri."

"Berarti benang merahnya sampai dengan saat ini, Joshua diduga psikopat, Woozi berkepribadian ganda, Chan terlibat jual beli organ, Myungho kerja jadi pembunuh bayaran, Dokyeom dan Seungkwan keduanya sama-sama penipu kelas kakap?" simpul Sana menyebutkan kembali mengenai 'kebejatan' setengah dari member kosan Seungcheol yang kemudian dijawab anggukan oleh Vernon dan Wonwoo.

"Keempat penghuni lainnya gimana? Jeonghan, Jun, Hoshi, dan Mingyu?" tanya Dahyun mempercepat durasi mengingat Wonwoo tidak banyak memiliki waktu luang.

"Jeonghan tukang ojek tapi dia punya bisnis buku bajakan yang sangat dikekang pemerintah. Dia licik melebihi siapapun," balas Vernon.

"Sedangkan Jun adalah pencetus aplikasi kencan berbayar yang kurang terkenal. Hanya digunakan oleh pedofil yang membutuhkan jasa gadis-gadis di bawah umur. Jun sendiri yang mengatur dan memilih gadis sesuai kriteria pasaran. Denger-denger juga Jun berulang kali memaksa dan mengancam pihak terkait agar menuruti perintahnya. Bener-bener orang nggak waras," kata Wonwoo dilingkupi ekspresi jijik.

"Hoshi sekarang ada di penjara gara-gara ketahuan mencuri. Dia pencuri andal yang sudah melakukan aksinya selama kurang lebih lima tahun," sahut Vernon.

Wonwoo terdengar menghela napas panjang. "Terakhir, Mingyu. Dengan tubuhnya yang tinggi gede, dia mencari uang sebagai boss daerah. Boss daerah merupakan kepala yang biasa meng-klaim suatu daerah sebagai kekuasaannya. Keuntungan dia sebagai kepala ya dengan mudah memalak musuh atau siapapun yang masuk ke daerahnya tanpa diundang."

Speechless.

Teror menyalip ekspresi seluruh anggota detektif Aurovagant yang berada di ruangan itu. Akrobat pemikiran memenuhi pikiran kelimanya. Sisa anggota lain juga pasti akan merasa serupa. Kosan yang tengah mereka selidiki merupakan gudang kejahatan apabila uraian Vernon dan Wonwoo terbukti benar. Bisa jadi kasus-kasus yang kini ditangani polisi memiliki keterkaitan yang erat dengan penghuni kosan. Sekalinya mengetahui fakta itu, maka beberapa batu lain akan berhasil dilompati sekaligus.

"Enggak berhenti sampai situ, ada fakta lain yang lebih mencengangkan," ucap Vernon kembali memaksa pendengarnya lebih mempersiapkan diri. "Seungcheol sendiri sudah kaya raya. Dia menganggur sampai akhir hayat pun tidak akan berkekurangan. Sehingga menurut gue dia minta kalian buat nyelidikin hilangnya duit yang nggak seberapa itu kurang meyakinkan."

"Kami udah tau itu, lalu apa yang mengejutkan?"

"Jawaban kenapa Seungcheol minta kalian nyelidikin itu cuma diketahui oleh salah satu dari kalian."

"Siapa?"

Suara derit kursi membuat seluruh pasang mata menatap Chaeyoung yang baru saja bangkit dari duduknya. Tatapannya hanya menjurus pada satu orang.

"Im Nayeon."

Aurovagant | twice ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang