keping 3 • tersangka

279 32 1
                                    

"Jeonghan, Joshua, Jun, Soonyoung, Wonwoo, Jihoon, Myungho, Mingyu, Seokmin, Seungkwan, Hansol, dan Chan." Nayeon menunjuk satu persatu foto dua belas pria yang tertempel di dinding. "Kalian pasti tahu, mereka adalah tersangka."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau dipikir-pikir, kali ini merupakan kasus dengan tersangka terbanyak ya?" pekau Chaeyoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kalau dipikir-pikir, kali ini merupakan kasus dengan tersangka terbanyak ya?" pekau Chaeyoung. "Gimana caranya biar efektif? Jumlah anggota kita aja kalah sama jumlah mereka."

"Nah, itu yang mau gue bahas." Nayeon beralih dari berdiri menjadi duduk di kursi plastik, menyejajarkan tinggi dengan kedelapan anggota yang lain. "Gue, Jihyo, Dahyun, dan Jeongyeon tadi udah melewati diskusi yang cukup panjang. Gimana kalau khusus kasus kali ini kita jalannya sendiri-sendiri aja? Satu anggota menaungi satu sampai dua tersangka? Gimana?"

"Biar lebih cepet juga," imbuh Jihyo. "Lagian gue yakin lo-lo pada udah jago buat gerak dewe-dewe. Ya kan?"

Semua mengangguk setuju tanpa terkecuali. "Boleh, terus pembagiannya gimana?" tanya Momo yang lagi dan lagi kedapatan sedang mengunyah makanan, kebetulan ciki jagung menjadi bestie-nya kali ini. "Ya masa pake spin atau kocokan? Kayak arisan aja."

"Beres itu mah, gue udah bagi sesuai dengan karakter kalian masing-masing, biar ada kecocokan terus penyelidikannya berjalan mulus," balas Dahyun percaya diri. Dia melayangkan selembar kertas lecek yang tertulis rangkaian kata bertinta biru. "Nih, gue bacain. Tapi sebelum itu, perlu diingat kalo data ini masih prediksi yaa. Soalnya kita nggak dapet info sedikit pun dari klien tentang tersangkanya karena tadi Kak Nayeon tiba-tiba ngambek nggak jelas dan berakhir kliennya keusir. Jadi, gue bagiin info tersangka berdasarkan hasil retasan gue aja. Oke?"

Dahyun si paling hiperaktif, hacker nomor satu Aurovagant berdiri di dekat dinding tempat foto-foto tersangka terpasang. Dahyun menunjuk foto satu pria tampan berkulit sawo matang, dia adalah tersangka tertampan yang pernah Dahyun lihat. Dahyun tidak munafik. "Kim Mingyu, dia tanggung jawab lo, Tzuyu. Gue pilih dia buat lo karena cocok aja, sama-sama cakep. Terus dia juga suka banget roti sama kayak lo. Biar ada alasan nggak sengaja ketemu di toko roti gitu."

"Kalo dia, Yoon Jeonghan." Dahyun menunjuk foto pria lain, pria yang mirip karakter manga. "Cowok licik yang nggak semuanya sanggup ngehadepin dia. Karakternya yang keras kepala dan nggak mau kalah cocok di-handle sama Kak Jeongyeon."

"Anjrit, giliran yang licik-licik dikasih ke gue," protes Jeongyeon full merengut. "Mana gue kenal lagi sama tuh cowok biadab."

"Nah itu, poin plus-nya, kalian sama-sama supir ojek. Bedanya kalo Kak Jeongyeon mobil, si Jeonghan motor. Asli dah, pasti Kak Jeongyeon dapat bertugas dengan lancar jaya," tambah Dahyun bak moderator terspekta abad dua satu. "Lanjut ke pria ini, namanya Kwon Soonyoung. Heboh bener di kosan, banyak tingkah. Hobi tereak-tereak, terus berambisi jadi harimau. Kepribadiannya absurd sama kayak Kak Momo, maka dari itu, kami titip Pangeran Harimau ya, Kak Momo."

"Terserah, yang penting gue dapet duit," singkat Momo sambil terus menggeluti aktivitasnya makan ciki. Padahal dalam relung hati, dia merasa apes luar biasa. Mana dikatain absurd lagi sama Dahyun.

"Siap, gue demen nih sama yang gak banyak komplen. Next, Kak Sana, kerjaan lo banyakan dikit ye. Tolong selidikin Jeon Wonwoo sama Moon Junhui. Gue ngawur aja nih milih buat lo soalnya gue yakin semua cowok lo sapa doang langsung klepek-klepek. Jadi sabi kali ah, sambil berenang minum air."

Sana langsung mengecek profil Wonwoo dan Jun di selebaran, kemudian mengacungkan jempol tinggi-tinggi. "Gini doang mah kecil, Hyun."

"Mantap!" Dahyun melirik kertas di tangannya. "Terussss, hmm, Kak Jihyo. Notabene lo paling nganggur di sini, kita mah bicara fakta aja, lo juga handle dua tersangka. Lee Seokmin dan Boo Seungkwan. Dua-duanya doyan karaoke pas akhir pekan, persis kayak lo. Sabilah lo atur sendiri strategi lo gimana."

"Fakta-fakta pala lu," nyinyir Jihyo. "Masih gue pantengin ya, belom gue sleding pake sedotan mixue."

Dahyun ketawa ngakak. "Oke, skip. Berhubung Myungho sama Chan suka keluyuran terus mereka penggiat seni banget, Chaeyoung bisa manfaatin kesempatan itu buat ngedeketin mereka. Terus, Kak Nayeon, handle yang paling misterius di antara mereka, Lee Jihoon sama Hong Joshua. Gue nggak terlalu paham sih, tapi kayaknya Hong Joshua nih blasteran deh. Soalnya nama lainnya tuh Hong Jisoo. Gitu deh, pokoknya ribet. Last, cowok bule ini, Chwe Hansol namanya, gue yang tanggung jawab."

"Yeeeuuu, gue liat-liat lo kedapetan yang cakep ya, Hyun," cecar Jihyo, masih merasa tidak terima sebab dikatai paling nganggur. "Paling muluss tanpa cela lo embat. Bilang aja lo mau sekalian pedekate."

"Kerja dulu, pedekate mah bonus," balas Dahyun mengangguk-ngangguk bangga. "Iri bilang bos."

"Eh, bentar-bentar, jujur aja dari tadi gue masih belum ngeh. Jadi kita kerja sendiri-sendiri gitu ya? Konsepnya deketin tersangka dengan menyamar? Atau gimana? Atau kita terang-terangan bilang kita detektif yang nanganin kasusnya Tuan Seungcheol?" tanya Chaeyoung kebingungan.

"Iya, menyamar," balas Nayeon. "Terserah strategi lo gimana, asal jangan sampai mereka para tersangka tau kita ini detektif."

"Apalagi kalo mereka tau kita ini detektif ilegal yang bukan di bawah naungan pemerintah maupun swasta," timpal Jeongyeon mengingatkan. "Pokoknya jangan sampai ketahuan sedikit pun, sama kayak kasus-kasus sebelumnya."

"Gila, cuma demi lima ratus ribu doang kita ribet gini," komentar Sana. "Kalau bisa, gue ganti aja tuh duit Seungcheol pakai duit gue."

"Perkaranya nggak semudah yang lo pikir, gue rasa Boss Mina mau kita selidikin mereka satu-satu. Gue yakin ada sesuatu yang gede, yang kita semua nggak tahu, dan itu bisa aja mengancam dan berbahaya buat banyak orang." Nayeon mengutarakan pendapat pribadinya yang sebenarnya terinspirasi dari kalimat Jeongyeon tadi pagi.

Sembilan anggota detektif Aurovagant yang kini tengah duduk lesehan di ruang utama salon Jihyo pun terdiam, merenung. Banyak tanda tanya berkeliaran di kepala. Namun, sebagai detektif dan pekerja yang profesional, mereka akan tetap melaksanakan tugas sebaik mungkin. Sudah diberi tanggung jawab, mau tidak mau mereka harus mengembannya elok-elok.

"Yuk, mulai kerja. Jangan lupa berkabar."

"Yuk."

"Oke."

"Laksanakan."

Aurovagant | twice ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang