keping 15 • dipaksa jahat

119 16 0
                                    

Kala pagi menyingsing, salon keramat Jihyo hanya menyisakan tiga penghuni yang masih setia melakukan kegiatan 'gabut' sambil menunggu jadwal pertemuan mereka dengan Yoon Jeonghan nanti malam. Iblis berseringai paling lebar sepanjang sejarah keberadaan Aurovagant itu harus segera dibasmi dan diberi pelajaran. Si pemilik salon, Jihyo, justru batang hidungnya tidak tampak semenjak pergi bekerja ke tempat karaoke kemarin malam pukul sepuluh. Sampai saat ini, ketika jam dinding menunjukkan pukul 07.30, gadis itu belum juga kembali.

Tiga tersisa ; Chaeyoung yang asyik mengecek hasil japretannya di kamera, gadis itu satu-satunya yang sudah mandi, segar bugar. Di depan televisi, Momo mengunyah brownies rasa nanas tanpa mengalihkan tatapannya dari layar yang menampilkan kartun pinguin. Dan di depan kaca, Jeongyeon kelihatan sedang menyisir rambutnya. Hari ini dia sengaja tidak menarik pelanggan karena masih malas melihat tampang sok iye Jeonghan yang minta diremas sampai penyet. Daripada kesabarannya melebihi batas, lebih baik dia lari untuk sekejap. Terkadang, lari lebih melegakan daripada menghadapi.

Nayeon pamit pergi sejak subuh karena disibukkan dengan pekerjaan shift pagi. Sana dan Tzuyu sudah sejak semalam pulang. Sana ada urusan dengan dunia public figure-nya yang payah ditunda, sedangkan Tzuyu harus persiapan buat sekolah. Dahyun, baru saja pergi. Bawa tas ransel menuju agensi tempat dia berlatih, meraih mimpinya menjadi idol. Jangan ditanya Dahyun naik apa, sudah tentu dijemput pacar barunya, Hansol.

"Kalian nggak ada rencana ngapain gitu hari ini?" tanya Jeongyeon membuka pembicaraan, sedikit melenyapkan atensi mereka yang hanya dihiasi suara televisi. Jeongyeon melengok ke arah jendela. "Cuacanya juga cerah."

"Nope!" seru Momo.

"Nanti sih, ada janji temu sama Myungho," timpal Chaeyoung. "Lo sendiri gimana, Kak?"

"Siap mental aja buat ketemu Raja Iblis nanti, mau siap-siap bawa bara api sekalian," jawab Jeongyeon menggebu-gebu. "Biar mampus."

Chaeyoung tak kuasa menahan gelak. "Jangan terlalu benci, takutnya nyangkut."

"Ew, jijik kali. Mana sudi yaa gue terlibat relationship sama modelan setan kayak begitu," sengit Jeongyeon, bibirnya berkomat-kamit melontarkan berbagai macam umpatan serta ejekan untuk musuh bebuyutannya itu. Dimulai dari jenis-jenis hewan, sampai ke jenis-jenis hantu versi lokal. Semuanya disebut tuntas.

Di tengah percakapan Jeongyeon dan Chaeyoung yang sebenarnya lebih terkesan seperti sesi curhat untuk Jeongyeon, ponsel Momo tiba-tiba berdering. Gadis yang masih mengunyah brownies itu lantas mengambil ponselnya dan menggeser tombol hijau tanpa melihat nama pemanggil.

"Halo?"

"Iya, kenapa?"

"HAH?!"

"Lo gila? Ngapain aja?"

"Di mana?"

"Anjrit, jauh banget."

"Iyaa, ya udah. Gue langsung ke sana."

"Gila lo, emang nggak bisa kalo nggak cari masalah ya."

Tuuuttttttt. Panggilan terputus.

"Siapa, Mo?" serbu Jeongyeon terhitung sejak satu detik setelah Momo menjauhkan ponselnya dari telinga.

Dengan wajah memucat, Momo menjawab, "Hoshi."

"Hoshi siapa?" tanya Chaeyoung pula. "Temen lo SMA?"

Momo terlihat panik, gadis itu tidak mampu menyembunyikan kalutnya pikiran serta khawatirnya batin akan kabar yang baru saja dia terima. "Kwon Soonyoung."

"Salah satu tersangka? Kenapa dia?"

Momo menulikan telinga. Dia terengah mengambil jaket yang tersampir di gantungan, mungkin itu milik Jihyo, lalu buru-buru mengambil tas di atas sofa. "Gue nggak ada waktu, sekarang anterin gue ke penjara di daerah Warsita."

Aurovagant | twice ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang