•••
"Jadi ... kalian mantanan?"
Momo menjadi orang paling kaget mendengar fakta mengejutkan itu, terlebih lagi ketika melihat Nayeon tampak mengangguk pelan. Baru pulang dari hunting makanan enak sekaligus membuat video mukbang di kafe baru bagian selatan kota, malah disuguhkan fakta yang tidak disangka-sangka. Harusnya jika sudah tahu sejak awal itu artinya Nayeon bisa jadi kunci pada mega kasus ini.
"Kenapa lo nggak bilang sih, Kakkk?" Jihyo sungguh kesal, kentara dari guratan wajahnya. "Ternyata selama ini lo sangat mengenal klien kita."
"Nggak juga, kami putus udah sejak lama, tepatnya kelas dua belas SMA. Setelah itu kami sama sekali nggak kontakan. Gue baru ketemu dia lagi ya waktu dia ke sini sebagai klien kita."
"Berarti apa yang gue bercandain waktu itu beneran terjadi?" Jeongyeon mengingat dengan jelas lawakannya tempo waktu. Hal itu bukan tanpa dasar, dia memang sempat menangkap ekspresi kedua pihak dan merasakan ada semacam atmosfer aneh yang melingkupi keduanya.
Nayeon mengangguk membenarkan ucapan Jeongyeon.
"Gue penasaran, Chaeyoung bisa tahu hubungan kalian dari mana?" tanya Dahyun, lantas seluruh pasang mata menatap ke arah empu yang dibicarakan.
Chaeyoung satu-satunya yang duduk di atas kursi, seluruh anggota tim semuanya lesehan membentuk lingkaran. Formasi mereka lengkap sekitar lima belas menit lalu, waktu yang sama setelah dua jam kepulangan Wonwoo dan Vernon.
Dengan tali kamera yang masih melingkar di leher, Chaeyoung mengubah posisi duduk. "Gue langsung ke kosan. Masuk kamar Seungcheol dibantu Myungho. Kebetulan waktu itu Seungcheol nggak ada di tempat. Yaaa, yaudah, gue acak-acak barangnya. Nyari apa aja yang bisa dijadiin barang bukti atau at least bisa bantu perkembangan kasus. Taunya ketemu gambar lukisan wajah Kak Nayeon di kertas atas meja belajar, sebagian lainnya di tempat sampah. Awalnya gue berusaha berpikiran positif, kali aja Seungcheol emang sengaja gambarin muka lo bukan karena kenal sejak lama, tapi ya karena pertemuan antara klien dan detektif beberapa waktu dekat. Eh, ternyata di beberapa gambar itu ada Kak Nayeon pakai seragam SMA. Dari situ gue simpulin bahwa kalian udah saling kenal sejak lama.
"Chae, lo ngambil keputusan tanpa bilang ke kita?" tanya Jihyo panik. "Berarti Myungho tahu siapa kita?"
Chaeyoung mengangguk pelan, ada perasaan bersalah menyala di wajahnya. "Maaf. Myungho tahu siapa kita dan apa tujuan gue ke kosan itu."
"Lo tau kan sekarang kalo Myungho bukan orang baik-baik, kita harus hati-hati. Dan dia dapat dengan mudah melacak gerak-gerik kita. Dia bakal lebih sulit ditangkap polisi. Kalo kayak gini takutnya jadi boomerang ke kita," seru Dahyun kecewa.
"Maaf, gue terlalu percaya sama Myungho. Gue pikir dia sahabat yang baik. Lagian kenapa kalian jadi nyalahin gue sih? Lihat tuh, ada yang harus lebih diperhatikan. Kalau aja Kak Nayeon cerita dari awal, kita nggak akan bergerak dengan merangkak lamban kayak gini."
Seluruhnya pun terpancing omongan Chaeyoung dan kembali fokus ke Nayeon.
"Gue nggak tahu sama sekali soal isi koper itu. Gue juga udah nggak kontakan sama dia lama. Kita beneran baru ketemu lagi setelah SMA. Sumpah, gue nggak bohong. Kalaupun kalian tahu fakta hubungan kami, gue yakin nggak akan mengubah apapun," elak Nayeon. "Tapi mau gimana pun gue tetep minta maaf karena nggak cerita dari awal. Nginget-nginget kejadian itu bikin gue sakit. Gue cuma bertindak pura-pura lupa, tapi kenyataannya melupakan nggak semudah membalikkan telapak tangan."
Hening mencuat selama beberapa detik. Member-member tenggelam dalam pikirannya masing-masing sampai Tzuyu angkat suara.
"Terus gimana? Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurovagant | twice ✔
Fanfiction"Perkaranya nggak semudah yang lo pikirin, ini kasus gila." - Nayeon "Dari sekian banyak tersangka, kenapa harus Yoon Jeonghan?" - Jeongyeon "Gue bingung harus percaya siapa." - Momo "Dari awal cuma buang-buang waktu." - Sana "Maksud lo, kita diperm...