keping 1 • diskusi

372 40 2
                                    

Paginya, Nayeon menangkap seluruh anggota tim sudah berkumpul di ruang utama salon. Bangun tidur sedikit kesiangan setelah bekerja non-stop tiga hari sebagai pengganti jatah cuti membuat seluruh tubuhnya pegal-pegal. Sembari meregangkan otot dengan menarik kedua tangan ke atas, Nayeon berjalan ke arah dapur. Mengambil gelas, menuang air putih sampai penuh, lalu menenggaknya hingga tersisa setengah tanpa memedulikan tatapan anggota lain yang seakan mengatakan 'udah ditungguin semasyarakat, dodol!'

Diskusi yang katanya Jihyo bisa dilakukan berempat semalam nyatanya berakhir memprihatinkan. Nayeon keburu ngantuk usai melahap dua piring nasi dan tiga ketul ayam goreng. Baru tiga detik saja tubuhnya merebah di sofa, kemudian berpelukan dengan guling bersimbol Ipin yang entah mengapa selalu ada di sana, Nayeon kontan dibawa menuju alam mimpi.

Baru sekarang, kesadarannya pulih.

Masih dengan mata menyipit, Nayeon melangkah keluar dapur. Tak lupa mengikutsertakan segelas air berisi setengah tadi yang masih ingin tenggorokannya jamah. Ketika tiba di ruang tengah, Nayeon langsung duduk di atas sofa tempat dia tidur semalaman dan detik itu juga berlembar-lembar kertas yang dijilid jadi satu menyapa indera penglihatannya.

"Dasar kebo, dibangunin pake toa pun tetep pelor." Tanpa babibu, Jeongyeon menghardik Nayeon. "Untung hati nurani gue nggak menyetujui kinerja otak gue yang nyaranin buat nyirem lo pake air comberan bekas cuci kaos kaki Dahyun."

"Anjir, gue diem loh dari tadi," protes Dahyun saat mendengar namanya dibawa-bawa, melepaskan tatapannya sejenak dari layar laptop.

"Anjir, gue diem loh dari tadi," protes Dahyun saat mendengar namanya dibawa-bawa, melepaskan tatapannya sejenak dari layar laptop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yaelah baru aja bangun bukannya disuguhin sarapan malah dikatain kebo," elak Nayeon tak terima. Bibirnya mencucu satu senti. Ditambah kelopak matanya yang masih belum terbuka sempurna. Ah, iya, jangan lupakan bekas cakaran diagonal di pipi kanan yang menambah kesan temaram pada wajah berkulit putih itu.

"Kita semua juga belum sarapan, rencananya mau pesen online tapi nungguin Kak Nayeon bangun," timpal Tzuyu. "Nah, mumpung Kak Nayeon udah beres dari hibernasinya, gimana kalau kita pesen bubur?"

"Iya dah, samain bubur semua aja biar cepet," sahut Momo. "Gue keburu laper berat, gak boong."

"Beneran gak apa-apa bubur semua?" Tzuyu memastikan sekali lagi. Sebagai anggota termuda dengan pengalaman bekerja paling sedikit, Tzuyu biasa meng-handle pekerjaan-pekerjaan seperti ini, memesan atau pergi membeli makanan, membawa barang serta kebutuhan lain selama bekerja, dan apapun yang tidak membutuhkan tenaga ekstra sambil pelan-pelan belajar supaya menjadi lebih berpengalaman seperti Nayeon atau Jeongyeon yang sudah lama mengambil peran dalam keanggotaan tim detektif sampai saat ini.

"Gue sih gasss!" seru Sana. Gadis itu, pagi-pagi begini pun masih tetap touch up. Padahal Nayeon yakin, beribu-ribu yakin, gosok gigi saja Sana belum.

 Padahal Nayeon yakin, beribu-ribu yakin, gosok gigi saja Sana belum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aurovagant | twice ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang