keping 7 • teman baru

182 28 1
                                    

Malamnya, Jihyo memutuskan untuk pergi ke tempat karaoke. Kali ini tidak ada kaitannya dengan misi seperti yang dia lakukan tadi pagi. Hanya untuk bersenang-senang setelah diterpa pening saat mengetahui bahwa Seokmin adalah tukang parkir curang yang terpaksa melakukan tindakan kriminal demi menyekolahkan saudara kandungnya. Memikirkan apakah tindakan Seokmin bisa ditoleransi atau tidak, ditambah dengan rasa iba yang meluap-luap, sungguh membuat kepala Jihyo sakit bukan kepalang.

Ah, di pikiran Jihyo bahkan terbesit keinginan merekrut Seokmin sebagai asisten di salon. Namun, Jihyo sadar diri. Posisinya sekarang saja sudah sangat susah, apalagi jika ditambah satu anak manusia yang sama-sama butuh cuan. Justru ditakutkan akan lebih mengkhawatirkan.

Akhirnya, Jihyo memutuskan untuk tidak menuding Seokmin dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kasus pencurian, lebih tepatnya sedikit menunda. Dia hanya enggan membebankan Seokmin dan akan lebih menekankan radarnya sebagai penyelidik. Tentu ujung-ujungnya harus Jihyo utarakan, akan tetapi tidak sekarang. Seenggaknya Jihyo akan memberi jarak dan waktu. Meskipun ada setitik ruang dalam dirinya yang curiga mengingat situasi Seokmin sangat memungkinkan untuk melakukan aksi pencurian.

"Mohon maaf, ruangan penuh. Silakan kembali setelah satu jam atau melakukan reservasi terlebih dahulu."

Baru satu langkah masuk area lobi, Jihyo terpaksa menelan kepahitan. Argh, dia tidak mungkin menunggu. Hasrat bernyanyinya sudah mencapai ujung kerongkongan. "Nggak perlu, gue cari tempat lain aja. Soal nunggu menunggu sebenernya gue emang udah khatam dengan nilai sempurna, tapi untuk sekarang gue butuh banget mikrofon."

Cowok dengan gaya potongan rambut mangkok ala Mail itu mengerutkan kening. "Mohon maaf sekali lagi," katanya bahkan sampai berdiri dari posisi duduk. Jihyo diam tidak menghiraukan. Cowok penjaga tempat karaoke itu entah kenapa terasa familiar meski minimnya pencahayaan. Ah, iya, gerak mulutnya yang berkomat-kamit menyerapahinya saja Jihyo bisa lihat dengan mata telanjang, apalagi mukanya.

Tak mau berlarut-larut, Jihyo langsung cepat-cepat hengkang dari sana. Biasanya juga tempat itu sepi, kenapa tiba-tiba ruangannya mendadak penuh?

"Kak Jihyo!"

Kedua mata Jihyo membola saat melihat dua sosok tidak asing yang salah satunya tampak melambaikan tangan dari jarak dua meter. Tzuyu. Di samping anggota termuda itu, Momo hanya mengerjapkan kelopak dengan tiga botol soda di dalam pelukan.

"Loh, kalian berdua mau ke mana? Kok bisa ketemu?" tanya Jihyo dua beruntun.

Satu-satunya alasan kenapa Jihyo melayangkan pertanyaan terakhir adalah kedekatan Momo dan Tzuyu yang terbilang sangat minim. Hmm, bukannya mereka tidak dekat. Hanya saja kesibukan keduanya yang ekstrem dibanding anggota lain membuat mereka terlihat jarang bersama.

"Tuh," singkat Momo sambil menunjuk melalui dagu tempat karaoke yang baru saja dimasuki Jihyo. "Karaokean."

"Aku nggak sengaja ketemu Kak Momo di halte. Dia diem aja kayak banyak pikiran. Ya udah aku samperin. Eh, taunya aku langsung diajak karaokean. Dan sekarang kami baru aja balik dari minimarket." Tzuyu mengangkat tinggi sekantong kresek berukuran sedang yang dia bawa. "Nih, beli jajan sama minuman. Kak Jihyo mau ikut?"

Jihyo memicing. "Boleh?"

"Boleh dong, ayo ke dalam!" ajak Tzuyu sambil menggandeng lengan Jihyo. Momo sudah lebih dulu melangkah tanpa banyak menyalurkan atensi. Gelagat itu sungguh bisa ditangkap oleh orang yang tidak mengenali Momo sekalipun bahwa gadis itu memang lagi terkerubung problema. "Tapi dalam ruangan karaoke itu nggak cuma ada kami berdua."

Langkah Jihyo terhenti tepat di depan pintu masuk. "Hah?"

"Ada satu teman aku, Kak."

"Siapa?"

Tzuyu hanya tersenyum tipis, lalu melangkah pelan sambil terus menggandeng lengan Jihyo. Jihyo yang berpikir keras terpaksa ikut melangkah. Mereka melewati meja penjaga sekaligus tempat mengurus administrasi yang tadi sempat didatangi Jihyo dan terlibat percakapan dengan cowok kembaran Mail.

Namun kini cowok itu menghilang entah ke mana.

🧭🧭🧭

Merasa punggungnya ditepuk, Tzuyu menoleh. Ada Jihyo yang duduk di sampingnya sembari melempar tatapan penuh tanya.

"Cowok pohon kelapa itu siapa?"

Tzuyu sesaat memperhatikan cowok di ujung sofa yang tengah fokus bernyanyi lagu ballad. Sebagian tubuhnya disinari lampu disko, sedangkan telapak tangan kanannya menggenggam erat kemasan rokok. Tzuyu tersenyum tipis, kemudian kembali menatap Jihyo. "Kim Mingyu, target aku."

Punggung Jihyo spontan menegang. Penampilan Mingyu yang super duper urakan membuat sekujur tubuh Jihyo merinding seolah gadis itu melihat duplikat makhluk ghaib. Dia tak habis pikir kenapa Dahyun mempercayakan modelan preman pasar itu kepada Tzuyu, gadis polos yang bahkan belum memiliki banyak pengalaman. Dan yang lebih tidak masuk akalnya lagi, kenapa Momo, Tzuyu, dan Mingyu bisa karaoke bersama?

"Naneun aniya. Swibji aneul geot gata. Yeojeonhagedo neon nae haruharureul chaeugo. Ajigeun aniya."

Suara serak Mingyu terdengar seksi sekaligus menyedihkan. Jihyo terus memperhatikan cara Mingyu bernyanyi. Sangat mengkhayati, walaupun fals sana-sini. Seolah ada benang kusut yang berusaha cowok itu teriakkan sekencang-kencangnya. Jihyo prediksi, mungkin lagu milik Taeyeon berjudul "Fine" itu kurang lebih menggambarkan kondisi hatinya saat ini.

"Ajigeun aniya. Babocheoreom doenoeneun na.
Ipgae maemdoneun mareul samkil su eopseo. It's not fine."

Kali ini, Momo ikut nimbrung. Suaranya tidak seberapa baik dibanding Jihyo, tetapi ada ciri khas. Jihyo yang tadinya fokus pada Mingyu, ganti memperhatikan Momo. Tumben gadis itu mau karaokean, padahal selalunya beralasan ketika diajak komplotan detektif. Dan, apa ini? Kenapa Momo juga bersikap layaknya ABG yang baru saja putus cinta? Sumber energi utamanya, yaitu makanan, camilan, atau minuman manis yang ada di atas meja pun tidak Momo sentuh sedari tadi. Ada apa dengan Momo?

"Kak Jihyo pasti penasaran kan kenapa Kak Mingyu bisa ikut kita ke sini?"

Jihyo buru-buru memutus kontak khayalannya dengan Mingyu serta Momo, kemudian mengangguk menjawab pertanyaan Tzuyu.

"Jadi, ceritanya .... "

Aurovagant | twice ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang