•••
Nayeon sedang dalam perjalanan pulang ke salon. Naik taksi. Sendirian.
Semenjak kejadian dia melihat siapa Joshua dengan mata telanjang, Nayeon dilanda ketakutan berlebihan. Dia tidak berani pulang ke kosan, entah mengapa tapi yang pasti tinggal di sana telah membuatnya merasa tak lagi aman. Sudah beberapa hari belakangan ini dia berbagi atap dengan menjadi penghuni baru di salon keramat Jihyo.
Sepanjang jalan, Nayeon menatap kosong ke arah jendela. Pikirannya jatuh pada percakapannya dengan Seungcheol di danau tadi. Isi koper itu hadiah sweet seventeen yang belum kesampaian gue kasih ke lo, Nay.
Rasanya macam ada deburan ombak yang menghantam dada. Lebih berat dari sekadar pukulan bertumpuk bebatuan. Nayeon tidak menyangka Seungcheol dulunya pernah menyiapkan hadiah ulang tahun jauh sebelum usianya tujuh belas. Dan jauh dari usia yang sama, hubungan mereka berakhir.
Nayeon menyandarkan kepalanya pada tepian mobil sambil terus memperhatikan jalanan. Entah sudah terhitung berapa kali dia bernapas berat yang mungkin saja disadari oleh supir taksi. Jadi, benar ya? Isi koper itu bukan hanya uang lima ratus ribu, melainkan juga tertinggal sebagian jiwa Seungcheol di sana. Nayeon mengutuk diri, menyesali perbuatannya, keegoisannya, dan keras kepala. Dia telah menyia-nyiakan seseorang yang benar-benar tulus mencintainya.
Nayeon memang tidak menanyakan lebih lanjut apa isi konkret dari koper itu. Namun, tampaknya kini dia telah menemukan benang merah antara alasan dan tindakan yang dilakukan mantan kekasihnya. Seungcheol sengaja meminta bantuan tim Aurovagant karena dirinya. Nayeon yakin bahwa masih ada sangkut pautnya dengan perasaan Seungcheol terhadap dirinya.
Seungcheol berharap Nayeon sendiri yang menemukan koper itu dan segala rahasia akan terungkap.
Ting!
Ada satu pesan masuk dari Seungcheol. Nayeon tersenyum pahit tanpa bisa menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca.
Jangan lupa kabarin gue kalo lo udah sampai rumah, yaa.
•••
Rapat terakhir.
Pukul 19.00. Harapannya, sih ... benar-benar rapat terakhir.
"Data lengkap dua belas tersangka?" Sana melepaskan tatapannya dari layar iPad menuju gerak-gerik Dahyun.
Dahyun sedang menata beberapa map penting terkait kasus pencurian koper di kos-kosan untuk persiapan rapat yang akan berlangsung satu jam lagi. Gadis itu sibuk meneliti satu per satu map berwarna-warni hingga pilihannya jatuh pada warna hijau. "Aman."
Sana menyentuh layar untuk memberi tanda ceklis pada daftar data paling atas. "Foto tersangka?"
"Ada."
"Hasil penyelidikan tersangka?"
"Bentar-bentar yang ini agak ribet." Dahyun melayangkan lima jari di udara, kemudian meraih map ungu. Dia mengecek isinya apakah sudah lengkap dan sesuai. "Hasil penyelidikan Kak Nayeon ada, Kak YJ ada, Kak Mimi ada, lo ada, Kak Angel ada, gue ada, Chaeyoung ada, Tzuyu juga ada. Oke, aman terkendali."
Selagi Dahyun dan Sana mengecek kelengkapan hasil data, aroma kue bolu mengoar dari dapur. Jihyo dan Chaeyoung sedang menyiapkan camilan. Mereka memang punya kebiasaan memasak bolu kukus di setiap rapat terakhir suatu kasus. Sedangkan Tzuyu dan Nayeon kebagian membuat teh hangat tawar sebagai teman makan kue bolu. Momo dan Jeongyeon pergi membeli ayam goreng sekitar sepuluh menit lalu, mungkin sebentar lagi mereka akan segera kembali.
"Persiapan sekaligus pengecekan hasil data udah beres, ya! Semuanya aman!" seru Sana cukup kencang sehingga suara cemprengnya kedengaran sampai dapur.
"Camilan dan minuman juga bentar lagi siap!" sahut Chaeyoung yang langsung bisa diterima anggota lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurovagant | twice ✔
Fanfiction"Perkaranya nggak semudah yang lo pikirin, ini kasus gila." - Nayeon "Dari sekian banyak tersangka, kenapa harus Yoon Jeonghan?" - Jeongyeon "Gue bingung harus percaya siapa." - Momo "Dari awal cuma buang-buang waktu." - Sana "Maksud lo, kita diperm...