satu

15.5K 722 25
                                    


terimakasih sudah mampir

vote komen kritik dan saran dipersilahkan. 

.

.

.

happy reading

dirumah besar nan mewah tepatnya di ruang tamu terdapat 6 orang yaitu Mira, olla, oniel, flora dan ara sedang menunduk mendengarkan chika yang sedang berbicara sambil bertolak pinggang.

" katanya kalian mau bantu aku buat urus perusahaan tapi kalian malah bandel gini " omel chika, tidak habis pikir dengan adik adiknya itu, berkelahi di sekolah sampai siswa itu dilarikan ke rumah sakit. biadap sekali mereka.

" ica ih dengerin ara dulu " chika melotot ke arah ara

" masih bisa jawab kamu ara ? " ara gelagapan, tidak tidak jangan sampai ara buat chika marah nanti ara ngga dapet kiss dari pacarnya itu.

Yap betul, ara dan chika adalah sepasang kekasih, bocah tengil itu mampu membuat chika luluh dan bertekuk lutut padanya.

Bajingan kecilnya chika.

" sekarang masuk kamar, renungin salah kalian masing masing! Tulis di kertas nanti kasih aku jam 7 malam sekalian makam malam" ucap chika, tanpa di suruh dua kali mereka segera bergegas pergi ke kamar masing masing. Tinggalah ara yang masih bingung karena ara 1 kamar dengan chika.

" ayo " chika memimpin jalan menuju kamar, merekapun masuk lalu mengunci pintunya chika berjalan ke kasur, ara mengikuti chika dari belakang.

" jadi apa ara ? " tanya chika yang kini sedang duduk di kasur.

Ara duduk dilantai, duduk bersila sambil menatap chika dari sini

" ka chika kalau diliat dari bawah cantiknya nambah" ucap ara dalam hati

Kebiasaan ara adalah duduk dilantai, chika pernah melarang tapi ara punya alasannya jadi chika bisa apa ?

" tadituh mereka yang duluan ganggu ara, ara ngga salah, ara kan Cuma bales mereka aja, suruh siapa ganggu ara, makanya ica dengerin ara juga jangan dari guru aja " chika menatap ara datar, membuat nyali ara seketi berubah ciut.

" iya iya atuh iya ica, ara salah iyaa ara minta maaf " chika menghela nafas, ara memang nakal tapi chika suka, setidaknya itu menjadi kebahagiaan sendiri bagi ara tidak merasa tertekan karena harus berbuat baik terus menerus, biarlah ara menjadi dirinya sendiri.

" sini duduk " ara mengangguk lalu bangkit dan duduk di samping chika.

" buka bajunya " ara mengangguk lagi, membuka kancing seragamnya satu persatu, lalu melepasnya menyisakan tanktop hitam milik ara, yang kontras sekali dengan warna kulitnya, hitam dan putih.

Chika memeluk ara mengusap punggung ara, ara menyandarkan kepalanya kepada bahu chika. Ara tersenyum, chika adalah obatnya, obat hatinya dan obat fisiknya.

" jangan nakal lagi yah, jangan pukul orang lagi " ara mengangguk

Walaupun ara termasuk anak nakal tetapi ara adalah anak penurut jika sudah bersama chika.

.

.

.

Terimakasih sudah membaca

Partnya bakal pendek pendek yah

Partnya bakal pendek pendek yah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Medicine ( chikara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang