10

4.6K 408 3
                                    


Duka masih menyelimuti keluarga chika, kehilangan dua orang sekaligus merupakan sebuah tamparan keras.

Mira yang masih sesekali menangis, olla pun tak jauh berbeda.

Flashback

" eh ayo cobain kayanya seru " ucap oniel

" jangan macem macem deh lu " ucap olla

" gampang ini mah, ayo flo " ucap oniel lagi

" jangan bego, ntr mati lu " ucap olla masih kekeh

" ngga bakal "

Oniel dan flora menaiki motor temannya itu, olla mendengus pelan.

" awas yah sampe jatoh " ucap olla yang di angguki oleh oniel

Oniel melajukannya di jalan raya yang sedikit lenggang, olla tak melepaskan pandangannya terhadap oniel.

" niel ko lu kenceng banget " ucap flora

" gua udah rem ngga bisa ini woy! " ucap oniel panik

" niel awas niel mobil niel " teriak flora

Brukkk

Motor yang di gunakan oniel tertabrak sebuah mobil kontainer besar yang sedang melaju kencang, menghancurkan sebagian besar motor itu.

" FLORA ONIEL " teriak olla

Flashback end

" oniel bener bener goblok kaya lo mir " ucap olla

" si flora juga begonya kaya lo " balas mira

" rasanya sakit banget yah, ngga tau apa yang sakit " ucap olla, matanya kembali berkaca kaca

" mending diputusin pacar dari pada di tinggal mereka " ucap mira

" emang lo punya pacar mir ? " tanya olla

mira menoleh, menatap olla " tuhkan bego lu nya la " 

" mulutmu amirah fatin, tapi mereka pasti lagi sombong disurga, ngetawain kita yang cengeng " ucap olla, menyedihkan sekali, berbaring di atas kasur yang sama dengan mira, meriview kebodohan oniel dan flora

" sialan emang mereka " ucap mira.

Bagaimana dirinya bisa menjalani hari harinya sebaik hari kemarin, sebaik hari hari yang di lalui bersama oniel dan flora, walaupun mereka berdua tidak berguna tetapi mira dan olla sangat menyayangi mereka.

***

Ara masih diam, hanya sesekali menangis, matanya masih setia menatap chika, sejak malam itu malam di mana ara melihat sudarinya pergi untuk selama lamanya dan ara melihat dengan jelas betapa terlukanya chika, matanya kehilanan cahaya, bibirnya tersenyum sesekali menenangkan mira dan olla.

Ara tau, chika tidak tidur sudah 3 hari lamanya, dan sudah 3 hari juga vivi menginap di rumah chika, menyiapkan makan untuk chika, ara mira dan olla. Vivi benar benar merawat mereka semua.

" bisa bisa niel flo lu mati gitu aja, bener kata olla sama mira, kalian bego, tapi makasih karena udah sempet hadir di hidup gua walaupun ngga lama, kenangan yang kalian buat ngga akan gua lupain, sumpah. " ucap ara ketika di pemakaman 2 hari lalu

ara berjalan ke arah chika " icaa " panggil ara lembut, chika menoleh mendongkakan wajahnya agar bisa menatap mata ara. Lalu tersenyum

Ara benci melihat senyum itu, ara mengeraskan rahangnya, mendecih pelan.

Menarik chika kedalam pelukannya, dengan posisi yang seperti ini membuat wajah chika terbenam sepenuhnya di perut ara.

" nangis aja ngga apa apa " ucap ara

Chika menggeleng " aku ngga apa apa ara "

" nangis aja, keluarin semuanya, udah cukup pura pura kuatnya ica " ucap ara lagi

ara mengusap kepala chika " jangan di tahan, kalau mau nangis, nangis aja " ucap ara 

Mata chika memanas, dadanya terasa sesak. Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada di tinggalkan oleh orang tersayang.

" orang dewasa juga manusia, dan manusia nangis itu wajar " ucap ara, masih mengusap rambut chika lembut.

Hiks hiks

Tangis yang chika tahan selama 3 hari akhirnya tumpah di pelukan ara

" kenapa ra ? kenapa mereka pergi "

" mereka bahkan belum lulus "

memeluk pinggang ara kencang.

" aku mau mereka sukses, aku mau mereka bahagia "

Ucap chika lirih, ara membenci suasana ini, rasanya menyakitkan ara juga ingin menangis tetapi chika lebih penting, chika tidak memiliki sandaran kuat untuk dirinya.

Ara bisa meluapkannya nanti bersama mira atau olla, tetapi chika ? dirinya hanya sendiri, membiasan diri untuk dewasa dan kuat. Memaksa dirinya agar terlihat kuat, tidak perduli sehancur apa dalamnya. Sesakit apa hatinya, serusak apa mentalnya hanya chika sendiri yang tau, keadaan memaksa chika untuk selalu terlihat baik baik saja.

Hatinya nangis, logikanya hancur dan keadaannya tak terkendali tapi harus tetep tersenyum. Jadi dewasa ngga semenyenangkan itu ternyata - ara

.

.

.

tbc

tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Medicine ( chikara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang