" hanya dirimu yang pernah
Tenangkanku dalam pelukmu
Saat 'ku menangis
Bila aku harus mencintai
Dan berbagi hati itu hanya denganmu
Namun bila 'ku harus tanpamu
Akan tetap ku arungi hidup tanpa cinta
Bila aku harus mencintai
Dan berbagi hati itu hanya denganmu
Namun bila ku harus tanpamu
Akan tetap ku arungi hidup tanpa bercinta "Suara ara terdengar merdu di telinga chika, membuat senyum chika sedikit terlihat, bukannya semuanya sudah menjadi lebih baik ? chika sudah merelakan kepergian flora dan oniel, keadaan perusahaanpun sudah membaik, hanya satu yang masih sama saja, kebiasaan chika merusak kemulusan punggungnya. Mengukir goresan abstrak disana dengan benda tajam.
Chika pasti akan merindukan momen ini nanti.
Aroma sabun sudah tercium, pertanda ara sudah menyelesaikan ritual mandinya, chika menatap ara yang terlihat err.. seksi.
Chika mendekatkan dirinya kepada ara yang sedang tersenyum, mengikis jarak di antara keduanya, mata teduh chika bertemu pandang dengan mata tedur ara, mata yang sama sama teduh, mata yang sama sama memancarkan rasa kasih sayang.
Chika memeluk ara erat, menghirup aroma tubuh ara yang segar itu dalam dalam, seakan tiada hari esok " janji yah ra, kamu harus buat aku bangga, kamu harus bisa bikin sukses perusahaan aku itu "
" iyaa ica, ara janji " ucap ara pelan
Perasaan ara berubah tidak enak, sesak dan gelisah, ara tak suka dan tak nyaman!
" semua pin atm aku, dan kunci kunci penting kamu tau kan dimana simpennya "
Ara mengangguk semar " tau, kan ica pernah kasih tau "
" bagus, anak pinter jangan nakal " ucap chika pelan
" emang ica mau kemana ? "
" ngga kemana mana, dimanapun aku, hati aku Cuma buat kamu oke, "
Ara hanya memandang chika, seperti biasa chika cantik hari ini, tidak chika memang cantik setiap hari, chika sehat dan masih normal, tetapi mengapa rasanya ada yang aneh.
Chika melepaskan pelukannya, menatap ara " aku tunggu dibawah yah, kamu siap siap cepetan nanti aku anterin kesekolah bareng mira sama olla "
Ara menatap punggung chika yang semakin menjauh, lalu menghilang di balik pintu " its oke, semua baik baik aja hehe " ucap ara menguatkan dirinya sendiri, menguatkan hatinya yang merapuh.
****
Didalam mobil ara mira dan olla saling bertukar pandang, chika aneh sekali hari ini, membuatkan mereka sarapan dan menyiapkan bekal untuk mereka bertiga, memberikan ATM yang entah berapa banyak isinya, dan mengantarkan mereka bertiga
" mira, kamu kan paling besar disini, jagain ade adenya yah " ucap chika, matanya masih fokus pada jalanan ibu kota yang sedikit padat pagi ini.
" iyaa ka, aku pasti berusaha buat jagain olla sama ara " jawab mira
" olla juga jangan nakal nakal, bantuin kaka nya kalau lagi susah jangan berantem terus yah "
" ka chika mau kemana ? ko ngomongnya kaya mau pergi jauh " tanya olla, wajahnya menatap chika tak suka
" kesuatu tempat, jadi kalian harus akur akur yah, terutama ara dan olla "
" ara ngga suka yah pembahasan ini, dari pagi loh icaa, ica cape urus kita bertiga ? " ucap ara menatap tajam chika
KAMU SEDANG MEMBACA
My Medicine ( chikara)
Short Storyaku memiliki luka yang sangat besar, disaat aku hampir menyerah pada keadaan tapi tuhan memberikan kamu yang menjelma menjadi obat " - ARA kamu harus tau, obat bagus sekalipun kalau dipakai berlebihan akan berubah jadi racun yang mematikan - CHIKA k...