13

4.2K 385 10
                                    


happy reading dari aku yang mulai kehilangan banyak ide

.

.

.

.

Ara sudah mencapai batas, kesabarannya sudah habis. Ini adalah hari ke 5 chika pulang larut malam, biasanya memang malam tetapi 5 hari belakang lebih malam lagi.

Ara melihat jam dinding yang menempel disana, menatapnya tajam, seakan memiliki kesalahan yang amat besar kepada dirinya. Pukul 00.32 bertolak pinggang.

" kerja kerja kerja tipes lama lama caa " ucap ara kesal

Melangkahkan kakinya keluar rumah, ara akan menunggu chika di sini. 

10 menit berlalu tanda tanda kedatangan chika sudah dekat,karena dari arah samping sudah terlihat cahaya yang berasal dari lampu mobil. 

Chika berjalan gontai, matanya sudah lelah dirinya ingin segera istirahat. tubuhnya sudah tidak bisa di ajak kerjasama.

Ara mendekat " icaa " panggil ara datar, mata tajamnya bertemu dengan mata sayu chika.

chika tersenyum tipis " ada apa ra, ko belum tidur "

" nunggu ica "

" kenapa nunggu hm ?

Ara menghela nafas kasar " stop ngelakuin ini ica "

" maksud kamu ? "

" stop nyibukin diri sendiri, stop berlebihan dalam bekerja, stop yessica tamara! "

Chika hanya diam, tak berniat menjawab selain lelah memang yang diucapkan ara ada benarnya.

" oniel sama flora bakal kecewa sama kamu chika! "

" kita semua juga sedih, ica bisa cerita sama aku "suara ara memelan

" jangan kaya gini! " dengan suara tegasnya ara benar benar khawatir jika chika akan jatuh sakit dikarenakan terlalu sering bekerja.

Mata chika kembali memanas, berhari hari ia selalu menyibukan diri agar tak mengingat flora dan oniel tapi ara dengan lantangnya mengatakan hal itu.

berhari hari chika berusaha dengan memforsir tubuhnya sendiri tetapi dihancurkan oleh kalimat ara.

" maaf " sauranya parau, air mata menetes di pipi mulusnya

Grep

Vivi menarik kerah baju ara, menatapnya tajam

" gua udah biarin hubungan lu langgeng sama chika, tapi kelakuanlu kaya anjing yah ra "

Ara menatap tajam mata vivi " maksud lo apa ? "

" chika udah mati matian lupain flora dan oniel lu dengan sekonyong konyong bikin dia inget lagi! "

" diem aja lu "

Vivi mendorong ara kencang, membuat ara terjatuh " lu ngga tau perjuangan apa aja yang udah kaka lu lakuin! "

Ara bangkit dan memukul rahang vivi " gua bilang diem yah diem bangsat! "

Vivi tersenyum miring, mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah " kalau lu ngga bisa bikin dia bahagia! Kasih gua " ucap vivi datar

Bugh bugh bugh

Ara memukul wajah vivi berkali kali, hingga vivi meringkuk ara mengunci tubuh vivi dengan cara duduk di atas tubuhnya. " kalau dengan mukul gua bisa buat lu lepasin chika, lakuin aja "

Bugh ara lagi lagi memukul vivi " chika, she's mine! "

" kalau dia punya lu, bikin dia bahagia bantu dia lepas dari depresi, bukan malah jadi beban! "

Vivi mendorong ara kencang, membuatnya terjatuh. Menatap tajam mata ara

" siapa lu bisa bilang gua beban ? "

" gua? Orang yang bakal ilangin beban chika "

Ara tersenyum miring " lu mampu ngga bos ? "

" lu ngga pernah tau kan kalau gua adalah obat chika "

" gua tau! Makanya gua biarin dia sama lu, ngga perduli sesakit apa gua, sehancur apa hati gua, selama chika baik baik aja gua selalu rela, gua bakal selalu di belakang dia, kalau dia cape dia tinggal tengok kebelakang karena sampai kapan pun gua bakal ada di belakang dia buat jadi tempat dia pulang ketika ngga ada lagi tempat buat dia singgahi! "

.

.

.

.

tbc

tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Medicine ( chikara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang