aku memiliki luka yang sangat besar, disaat aku hampir menyerah pada keadaan tapi tuhan memberikan kamu yang menjelma menjadi obat " - ARA
kamu harus tau, obat bagus sekalipun kalau dipakai berlebihan akan berubah jadi racun yang mematikan - CHIKA
k...
Chika sudah menyelesaikan semua pekerjaannya. Menghela nafas pelan lalu turun dari mobil.
Kaki jenjangnya melangkah menuju ruang utama, membuka pintu tinggi itu dengan hati hati.
Ruangan khusus yang chika buat untuk sekedar berkumpul, karena chika sadar kesibukannya membuat dirinya tak terlalu sering memerhatikan ke lima adiknya itu.
Disana sudah ada ara, mira, olla, oniel dan flora yang masing masing membawa kertas. Chika tidak tau apakah ini benar atau tidak, yang pasti chika selalu menginginkan yang terbaik untuk mereka. Entah itu dari kasih sayang maupun pendidikan bahkan sekalipun hal yang mereka inginkan.
Segala kebutuhan akan chika berikan.
Chika berjalan pelan, menuju kursi yang berada di hadapan mereka. Mendudukan dirinya lalu bersedekap dada.
flora menarik nafas pelan lalu berdiri.
" aku mau wakilin yang lain gapapa kan ka ? " tanya flora dengan hati hati, chika mengangguk
" aku eh ngga kita minta maaf mungkin yang kemarin aga keterlaluan mukulin geng mereka sampe masuk rumah sakit, sampe patah tangannya, sampe bonyok mukanya, dilanjutin sama mira deh ka " chika memutar matanya malas
floral duduk, dan gantian mira yang berdiri
" pokonya sampe mereka babak belur, kita ngaku salah, niel lanjut niel " ucap miraa
" emosi kita ka, dia ngatain kalau kaka kerja ngga bener, ngatain pake pelet pesugihan jadi ka chika kaya raya, trus mereka bilang ko mau maunya ka chika angkat kita jadi adik, pasti biar jadi tumbal. La lanjut la " kini giliran olla bangun, setelah oniel duduk
" pokonya senggol bacok lah ka, ra terakhir " ucap olla
" iyaa icaa, kita tau kita salah, kalau mereka ngatain kita mah gapapa, tapi ini ica yang mereka katain " ucap ara sendu.
Chika tau mereka masih emosi, terlebih ara, mungkin dia terlihat bisa menahan emosinya tapi chika tau yang sebenarnya, seperti apa ara ketika meledak.
" kalian percaya ? " mereka menggeleng
" harusnya kalian ngga usah dengerin orang orang itu, aku ngga pernah larang kalian buat lakuin apapun, bahkan kalau kalian berantempun aku ngga larang kalian apalagi nyalahin kalian. Kalian boleh mukul orang tapi dengan 1 syarat "
