8

4.7K 442 10
                                    

happy reading.

.

.

.

" gua minta maaf karena udah pukul lu duluan tadi " ucap ara pelan

" iya gua juga minta maaf karena udah ngomong gitu " jawab olla. Menatap ara yang juga sedang menatapnya

" kalian mah aneh, disuruh berantem malah maaf maafan di suruh diem tadi malah berantem " ucap mira yang menatap heran kedua orang itu.

" berisik " ucap olla dan ara bersamaan, mira terkekeh pelan.

" emang lu kenapa sih ra dateng dateng udah emosi " tanya olla bingung

" tadi kan gua mau makan sama ka chika trus pas jalan gua kan nyender gitu ke ba- "

" lagian lu kaya cakue deh nyender mulu " ucap mira

" lu bisa diem ngga sih mir, gua pukul lu yah " ucap olla

" iya udah iya " ucap mira lagi

" lanjut yah, nah itu di bahunya ada luka luka gua marah, kenapa bisa ada luka gitu "

" serius lu ra ? " ara mengangguk, olla dan mira membulatkan matanya, saling menatap

" trus lu kenapa masih diem disini ? " tanya olla

" hah maksudnya ? " wajah ara membingung.

Plak

" si anjir kepala gua " ucap ara mengusap kepalanya

" samperin ka chika lah lu malah nanya " ucap mira gemas, bodoh sekali ara

" ahh iya yah, yaudah bye! " ara langsung berlari menuju kamar chika, membukanya pelan.

Chika sedang duduk di meja kerjanya dengan berkas berkas, dan laptop yang menampilkan email. Ara menghela nafas.

" kerja kerja kerja lama lama tipes " ucap ara mendekati chika duduk di kursi yang memang ada di samping chika

" udah berantemnya ? " tanya chika yang masih focus kepada pekerjaan di depannya

" aku mau marah loh sama ka chika " chika menghela nafasnya pelan, mematikan laptop dan menutup beberapa dokumen.

Membalikan badannya lalu menatap ara

" silahkan Zahra nur khaula " ucap chika yang masih menatap ara

" jangan liatin aku gitu " ucap ara, dirinya tidak bisa jika di tatap sedalam itu oleh chika, walaupun sudah lama berhubungan tetapi tetap saja, rasanya masih sama seperti awal awal.

Chika membuang muka, ia tak menatap ara

" liat aku dong masa akunya di cuekin "

Chika menatap ara lagi, menatapnya malas

" kenapa bisa luka ? "

" ara, ada beberapa hal yang kamu ngga akan ngerti "

" aku bisa ngerti ica " ucap ara

" aku yang lukain itu sendiri " jawab chika, tidak ada kebohongan didalamnya

" biar apa ? "

" biar aku tenang raa "

" aku bisa buat ica tenang " ucap ara, yangkembali menjadi ara yang manja.

" rasanya beda ra, kamu ngga paham "

" makanya ica jelasin biar aku paham " kekeh ara, dirinya tidak ingin jika chikanya melakukan hal hal bodoh seperti waktu dulu.

" aku suka pas ngelakuin itu, rasanya rasa sakit rasa gundah itu hilang ra "

Ara mengambil kelung berbentuk kunci yang ia gunakan, melepasnya lalu memberikannya kepada chika

" lakuin hal yang sama ke aku ? " chika menatap bingung

" aku bukan psikopat yang bakal ngerasa tenang dan senag kalau lukain orang "

" iya aku tau, tapi ara mau kasih tau ica, gimana rasanya jadi aku, sesedih apa aku liat orang yang aku sayang terluka "

" im sorry " ucap chika sendu

" jangan gini lagi yah " ucap ara, tangannya terangkat mengusap pipi chika. Mata sayunya menatap chika.

" aku usahain " chika memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan yang ara berikan untuknya.

Tuhan, ara sayang sama orang ini tolong kasih ica umur Panjang biar ara bisa bahagiain ica – ara

.

.

.

tbc

kehilangan ide saya

kehilangan ide saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Medicine ( chikara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang