" badrun " ucap ara, dirinya terkejut melihat vivi yang tiba tiba ada di kamar dirinya dan chika
" chika, baik baik aja kan ? "
" kenapa lo tau drun ? "
" gua nanya ra, chika baik baik aja kan ? "
" baik, dia baik, udah tidur juga kan "
" dia, ngamuk ? "
" iya, tadi dijalan dia ngamuk karena obatnya gua buang "
" gua kira udah membaik "
" tapi lo tau dari mana drun "
" ngga tau, feel aja kaya ngga enak gitu perasaan gua "
Ara terdiam, batinnya bergerumuh tak nyaman, pikirannya berkelana hatinya seketika berdenyut tak enak.
" lu, masih suka sama chika ? "
Vivi menoleh, menatap mata ara dalam lalu tersenyum " iya, gua masih suka sama chika "
Ara termenung lalu mengangguk " gua ambilin aer dulu "
Vivi menatap chika dengan tatapan penuh rasa khawatir, tak bisa dipungkiri seberapa keraspun vivi memaksakan hatinya untuk melupakan chika, nyatanya perasaan itu masih ada, perasaan untuk menjaga dan memilikinya.
Sungguh jika bisa, jika saja bisa vivi ingin memberikannya kepada mira, si gadis yang sudah berhasil masuk walau masih berada di ambang.
Vivi mendekat ke arah chika, duduk tepat disampingnya, tangannya menggenggam tangan chika yang dingin lalu mengecupnya
" chik, gua disini, bangun "
" jangan kaya gini chik "
" katanya bisa "
" gua yakin "
Ucap vivi, matanya kini benar benar terfokus kepada chika tanpa dugaan chika benar benar terbangun matanya mengerjap lalu perlahan terbuka.
Mata coklat itu bertemu dengan iris hitam milik vivi " drun " suaranya sedikit serak
" apa " jawab vivi sewot
" biasa aja, baru bangun gua "
" bacot ah "
Chika tersenyum manis, sangat manis " sorry "
" ngga apa apa santay pelan pelan "
" mau peluk lo boleh drun ? "
" everything for you, apasih yang ngga buat lu "
Chika bangkit dan memeluk vivi erat, pelukan vivi nyaman dan chika suka, menyandarkan tubuhnya sepenuhnya di badan vivi.
" thanks, karena sampe hari ini lo selalu ada buat gua "
" iya chik, gua seneng jaga lu "
" jangan pergi yah "
" ngga akan, gua bakal selalu sama lu "
" gua hancur ngga ada lo drun "
" gua disini chik " ucap vivi mengusap punggung chika dengan lembut. Tanpa mereka sadari di ambang pintu ada dua orang yang hatinya terluka.
Sungguh ini menyakitkan, ara bahkan mengepalkan tangannya dengan erat, hatinya tersayat, perih apakah ara benar benar tidak bisa meredakannya seperti vivi yang meredakan chika ? tidak bisakah ?
Sementara mira hanya menatap nanar punggung vivi, mira sadar bahwa dirinya dan vivi belum memiliki ikatan, tapi kenapa rasanya semenyakitkan ini ?
.
.
.
.
tbc
vikuy berlayar
KAMU SEDANG MEMBACA
My Medicine ( chikara)
Contoaku memiliki luka yang sangat besar, disaat aku hampir menyerah pada keadaan tapi tuhan memberikan kamu yang menjelma menjadi obat " - ARA kamu harus tau, obat bagus sekalipun kalau dipakai berlebihan akan berubah jadi racun yang mematikan - CHIKA k...