Chika sudah tertidur, setelah 3 hari yang melelahkan chika bisa beristirahat, menangis adalah hal yang harus chika lakukan agar gundah dalam hatinya sedikit berkurang. Setidaknya menangis lebih baik daripada melukai diri sendiri seperti yang biasa chika lakukan.
Ara sedang berdiri di balkon kamar chika, matanya memandang gedung degung tinggi di payungi langit malam
" ngga nyangka, bocah kaya lu bisa kuat juga " ucap vivi yang entah kapan masuknya
Ara menoleh " iya ngga nyangka " ucap ara pelan
Vivi menarik ara kedalam pelukannya " anak bocah juga boleh nangis ko " ucap vivi pelan
Ara idak membalas pelukan vivi, hanya air matanya tiba tiba mengalir begitu saja, hatinya sakit, sakit sekali rasanya ara tidak sanggup menahannya lebih lama lagi.
" mereka jahat ka hiks " ucap ara pelan
" mereka ninggalin kita " ucap ara lagi
" bahkan, dia belum bayar utang nya ke ka chika " vivi tersenyum tipis, bagaimana bisa ara masih menghibur di saat seperti ini, disaat dirinyapun sedang terluka karena ditinggalkan.
" mereka- gua sayang mereka " suara ara berubah pelan, vivi mengangguk menanggapi ara
" selain ka chikaa mereka adalah hidup gua hiks " ara tak bisa menahannya lagi, dirinya menangis terisak hebat. Vivi membiarkan ara menangis di pundaknya, menumpahan segala keresahan hatinya. Menumpahkan rasa sakitnya melalui air mata.
Vivi mengusap lembut punggung ara, membiarkan ara mengutarakan semua hal yang ia rasakan.
5 menit
10 menit
15 menit
Ara melepaskan pelukannya, dirinya mendudukan diri di kursi yang sengaja chika simpan di balkon, vivi pun sama mendudukan dirinya disamping ara.
Mereka berdua sama sama menatap langit malam yang gelap tiada berujung.
" ingus lu elap jijik gua " ucap vivi
" sialan " ucap ara lalu mengelap hidungnya
" gua tau ka, lu suka sama ka chika kan ? "
" bukan waktunya buat bahas hal itu " ucap vivi, disaat suasana berduka menurutnya hal itu bukanlah hal yang bagus untuk di bahas.
" ngga usah so kuat, walaupun gua ngga suka sama lu, tapi kalau lu butuh orang buat ribut atau nangis lu bisa cari gua ra " ucap vivi lagi
Ara menoleh, menatap wajah vivi dari samping, cantik! Ara mengakui itu.
" lu cantik ka, tapi cantikan gua! " ucap ara
Kini giliran vivi menoleh " kurang ajar emang ya! "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Medicine ( chikara)
Short Storyaku memiliki luka yang sangat besar, disaat aku hampir menyerah pada keadaan tapi tuhan memberikan kamu yang menjelma menjadi obat " - ARA kamu harus tau, obat bagus sekalipun kalau dipakai berlebihan akan berubah jadi racun yang mematikan - CHIKA k...