hay ?
lama yah saya up nya ?
maaf yah, nih saya dateng semoga sedikit menghibur
.
.
.
Ara menghentikan ciuamannya, berhenti mengemut bibir bawah yessica yang sangat candu memaksanya untuk melepaskan pelukannya.
Matanya menatap tajam seorang yessica tamara " ica sakit ? "
" ngga " ucapnya dengan suara yang bahkan sedikit serak, dan ara baru menyadari mata itu kini menyayu sempurna, bawah matanya menghitam, kantung matanya menebal dan badannya mengecil. Tak lupa wajahnya memucat.
" sejak kapan ica jadi suka bohong ? "
" aku ngga bohong sayang "
" ica mau apa kesini ? "
" mau kerja, ada kerjaan yang harus aku selesaiin hari ini "
" kasih ara aja, biar ara yang kerjain ica pulang aja "
Gadis tinggi dengan gummy smilenya itu memeluk zahra nur khaula, menyandarkan dagunya di bahu kecil milik zahra nur khaula.
" ngga akan lama, nanti kita pulang sama sama yah "
" ngga! Ica pulang aja "
Chika menghela nafasnya pelan, matanya memejam menikmati sensasi nyaman yang dirinya rasakan, menghirup aroma ara yang sudah lama tak tercium hidung mancungnya.
" besok, besok aku istirahat, janji "
" bener ? "
" iya ara "
Ara akhirnya mengangguk, bajingan kecil yessica tamara memang sulit menolak keinginan kekasihnya ini.
Akhirnya chika duduk kembali di kursi miliknya, kursi kebesarannya, mata sayunya mencoba fokus pada dokumen yang menumpuk itu, ara duduk di depan chika, ikut membantu mengecek. Beberapa dokumen akan ara sisihkan ketika dirinya yakin itu sudah selesai dan jika memang sulit ara akan menumpukannya di hadapan chika, agar chika kembali mengeceknya.
Tangan kurus chika mencatat beberapa kekurangan dari laporannya, sesekali mengecek file dan email yang masuk untuk mengkonfirmasi sesekali menelpon seseorang yang berada di jerman untuk menyelesaikan masalah proyek yang akan di bangun di diindonesia. Tepat di bawah naungan perusahaan chika.
" beneran ngga apa apa ? pulang aja yah ? " ucap ara ketika sudah melihat 3 kali chika memijit keningnya, wajahnya semakin memucat.
" ngga apa apa, bisa ambilin aku minum ? "
Ara mengangguk lalu mengambil air minum yang chika inginkan, sedangkan chika kembali fokus pada dokumennya, membuka file perencanaan yang harusnya bisa dikerjaan pada minggu pertama bulan depan, mengecek beberapa komponen yang harus di siapkan untuk beberapa bulan setelahnya.
Beberapa kali menggelengkan kepalanya guna menghilangkan rasa pusing yang menderanya.
" chika ini minumnya " ucap ara yang sudah berada di hadapan chika memberikan segelas air hangat kepada kekasihnya.
" terimakasih "
Chika meminumnya sekali teguk, tenggorokannya kering, kepalanya pusing tetapi chika harus menyelesaikannya, dan membantu ara menyelesaikan pekerjaannya, chika sudah kembali tidak seharusnya ara masih bekerja.
Terlalu memaksakan diri memang yessica tamara ini, terlalu perduli pada kesehatan dan tubuh orang lain sehingga melupakan kesehatannya sendiri.
Ara hanya menatap chika tajam, tatapan mata yang penuh dengan ketidak sukaan, sifat keras kepala chika memang terkadang membuat ara kesal.
" chika ayo pulang "
" sebentar lagi 1 jam lagi "
Bahkan ara di acuhkan, matanya hanya menatap puluhan dokumen ini.
" dokumennya lebih menarik dari aku chik ? "
Chika menghentikan kegiataannya, didengar dari nada bicaranya zahra nur khaula, yessica tamara tentu mengerti situasinya.
" no, kamu lebih menarik "
" trus kenapa akunya di cuekin ? "
" sayaaang, besok aku seharian buat kamu, tapi hari ini tolong ngerti yah "
" ngga mau ngerti "
Chika menatap sayu ara, jika chika keras kepala maka dipastikan itu belum ada apa apanya dengan keras kepalanya seorang zahra nur khaula. Tidak ingin terjadi pertengakaran chika akhirnya mengalah " heum, ayo pulang "
Masih dengan ekspresi dinginya ara bangkit dan membawa chika kedalam pelukannya, membawanya ala bridal style. Chika tidak akan melawan, setidaknya sampai mood ara kembali membaik. Biarlah seperti ini karena memang tubuh chikapun lelah, pikirannya tenaganya seperti terkuras habis, dan dalam pelukan ara, chika benar benar merasakan kenyamanan dan ketenangan.
" makan bisa kali chik, duit banyak buat apa ? kalau beli makan di negara orang aja ngga mampu, badan udah kecil mau sekecil apa lagi, jatohnya bukan kurus kaya kekurangan gizi chik "
Jleb
Chika terdiam, termenung kata kata ara sungguh menusuk langsung membuat chika tak bisa berkata kata
.
.
.
.
tbc
saya kangen yessica tamara
saya tidak membenci zahra nur khaula, hanya sedikit menyesal telah membelanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Medicine ( chikara)
Cerita Pendekaku memiliki luka yang sangat besar, disaat aku hampir menyerah pada keadaan tapi tuhan memberikan kamu yang menjelma menjadi obat " - ARA kamu harus tau, obat bagus sekalipun kalau dipakai berlebihan akan berubah jadi racun yang mematikan - CHIKA k...