16

4K 408 35
                                    


setelah menimbang, mengukur, mengecek sudah di putuskan cerita ini di lanjut walau jarang update walau lama up nya it oke kan ? iya kan ? oke terimakasih atas pengertiannya.

sebelum baca tolong cermati dahulu bahwa cerita ini hanya sebuah imajinasi yang keluar dari otak saya, tolong jangan membawanya ke real oke, kalau ngga suka boleh skip tapi kalau udah baca sampe part ini kayanya suka sih. iyakan ? ngaku deh

dan mau ngucapin selamat hari persahabatan dunia, walau temenmu ngeselin nyebelin tapi dia temen kamu yang harus kamu tertawakan saat terjatuh oke kawan. 

sama satu lagi jangan lupa FOLLOW dan VOTE biar makin semangat mikirnya. 

kebanyakan bacot saya, oke 

happy readingggg...

.

.

.

.

.

" ara araa araa ARAAAA "

Ara membuka matanya, keringat menghiasi keningnya tidak bukan hanya kening tapi sekujur tubuhnya ikut berkeringat. Menoleh kearah chika yang sedang menatapnya dengan bingung.

" ka chika " panggil ara dengan suara yang bergetar dan sedikit serak

" kenapa ? "

" jangan tinggalin ara yah "

" maksudnya ? "

Ara memeluk chika, menumpahkan tangisnya di bahu orang yang sampai saat ini masih memegang tahta tertinggi di hatinya, bahu yang menjadi tempat sandarannya di saat semuanya kacau, disaat hal hal yang terjadi membuat ara sedih bahu ini lah yang menjadi tempat sandarannya.

Chika, yessica tamara orang yang selalu ara harapkan untuk selalu sehat dan Bahagia agar dirinya pun bisa ikut Bahagia, karena bahagianya seorang yessica tamara merukan bahagianya Zahra nur khaula. Itu sudah paten tak tergoyahkan sedikitpun.

" kenapa sih ara " tanya chika, lengan nya ia gunakan untuk mengusap punggung yang sedikit bergetar itu.

" ara sayang sama ka chika, ka chika juga sayang sama ara kan ? "

" iyaa, aku sayang kamu ko, kenapa kamu nanya gitu ? "

" janji yah apapun yang terjadi jangan pernah ninggalin ara "

" kecuali aranya nakal ngga bisa di bilangin aku bakal pergi ninggalin kamu "

" ara ngga akan nakal, janji "

Chika tersenyum, betapa rapuhnya anak ini, anak yang berada di pelukannya anak yang menolongnya beberapa tahun lalu, anak yang selalu memberi semangat anak yang selalu menghadirkan kenyamanan saat Bersama dirinya.

Chika mendorong pelan bahu ara, menatap matanya yang masih memerah " kenapa sih "

" ara tadi mimpi, ka chika ninggalin kita buat bunuh diri "

Mengusap pelan pipi ara yang masih menyisakan air matanya " aku ngga akan lakuin itu " ucap chika yang mulai memiringkan kepalanya mendekatkan wajahnya kepada ara, menempelkan bibirnya kepada bibir ara. Melumatnya pelan

Tok tok tok

Ara menghela nafas lalu menatap tajam kearah pintu, dan lagi lagi membuat chika sedikit tersenyum

" jangan marah, aku bukain pintu dulu yah "

" ngga usah biar aku aja "

" kalau di luar mira gimana ? nanti di ledekin bocil karena abis nangis "

My Medicine ( chikara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang