1💚

535 22 0
                                    

Setidaknya kita harus bersyukur dengan kesempatan hidup yang telah memberi kita banyak pengalaman

.
.
.
.
.

"Mah, Pah, Zeya berangkat ya," pamit si gadis sulung seraya mencium pipi kedua orang tuanya.

"Iya sayang hati-hati, adik kamu masih tidur kayaknya," jawab sang mama.

"Biar aja mah kasihan dia habis bergadang tadi malam nyelesain tugasnya," kekeh sang gadis.

"Jangan ngebut ya sayang bawa mobilnya."

"Siap Pah."

Setelah pamit, gadis cantik bernama Zeya Arvani Naviela itu bergegas masuk ke dalam mobil.

Di dalam perjalanan Zeya asik bernyanyi mengikuti bait demi bait lagu dari radio mobil sambil menggerakan pundaknya secara perlahan.

Rasanya Zeya ingin kembali ke masa lalu saat dirinya mengikuti latihan di sekolah dance ternama, tapi sudah terlambat. Zeya kubur dalam-dalam hobinya itu demi menuruti ambisi sang ayah yang mau anaknya sukses di bidang akademis.








💚💚💚

Sampai di halaman parkir Kampus,
Zeya mematikan mesin mobilnya. Ia bercermin sejenak di spion dalam sambil memoles bibirnya memakai liptint.

"Wah banyak juga ya yang daftar tahun ini," gumam Zeya ketika melihat lapangan sudah dipenuhi oleh maba (mahasiswa baru) yang besok akan di ospek.

Sebenarnya Zeya paling malas jika diberi tugas menjadi panitia di Kampusnya. Ia tidak mau repot, lelah dan sebagainya. Belum lagi diprotes jika salah mengambil tindakan.

Sayangnya Zeya memiliki sahabat super aktif yang bernama Somi. Setiap ada kegiatan Somi pasti akan memaksa Zeya untuk ikut berpartisipasi, karena kali ini yang menjadi ketua panitia ospeknya adalah sang pacar, Zeya tidak bisa menolak ketika dipilih menjadi seksi humas.

Gadis berambut panjang itu melangkahkan kakinya menuju ruang serba guna, mahasiswa lain sering menyebutnya sebagai aula.

Belum sampai di tempat tujuan, Zeya melihat seorang maba yang tengah duduk di pinggir lapangan. Sesekali maba itu memegangi kakinya sambil meringis kecil. Zeya menyipitkan matanya fokus memandangi maba tersebut. Hidung dan bentuk matanya terasa tidak asing bagi Zeya.

Zeya cepat-cepat melangkahkan kakinya kembali ke tempat tujuan utama setelah beberapa detik kemudian.

Di sudut ruang aula sudah ada seorang gadis bule cantik yaitu Somi. Ia sedang merapihkan beberapa berkas yang menumpuk di salah satu meja.

"Som," sapa Zeya yang baru saja masuk menghampiri Somi.

"Hai Zey ini data anak-anak baru yang mau di ospek besok, gemas-gemas ya lihatnya," ucap Somi sambil memperlihatkan foto-foto maba kepada Zeya.

Somi sudah beberapa kali berpacaran dengan adik tingkat dan selalu putus alasannya bermacam-macam mulai dari yang terlalu manja sampai yang selingkuhpun ada. Zeya heran kenapa sahabatnya itu lebih suka pria-pria muda dan menolak cinta dari mahasiswa yang seumuran.

"Heh inget kita udah tingkat akhir masa mau sama yang baru lulus sekolah." Zeya menoyor pelan kepala Somi dan sahabatnya itu hanya terkekeh kecil.

"Nggak masalah bukan? biar gue ikutan awet muda. Lihat ini imut banget Zey." Somi menyodorkan biodata salah satu maba ke arah Zeya.

Zeya yang sedang menyusun berkas, fokus sejenak ke arah kertas yang Somi perlihatkan ke arahnya.
"Sadam ya dia namanya?"

Somi mengangguk antusias.
"Ganteng kan?"

Cinta Lama Mahasiswa Baru | (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang