38💚

155 13 2
                                    

Tiga hari sudah Zeya dan Panji izin tidak masuk kuliah. Hari ini keduanya harus melanjutkan lagi tanggung jawabnya sebagai mahasiswa.

"Susu hamilnya udah dibawa Zey?"

Zeya menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Kemudian Panji mulai melajukan kendaraannya dengan hati-hati.

"Ji."

"Iya?"
Panji merasa sedikit lega karena akhirnya Zeya mau memulai obrolan.

"Kamu nggak nyesel kan milih aku daripada Alin?"

Panji terkejut, ia menghentikan laju mobilnya secara mendadak ke tepi jalan, andai tidak pakai sabuk pengaman mungkin Zeya akan terbentur dashboard.

Panji memejamkan matanya seperkian detik untuk menahan emosi.
"Kamu jadi pendiam cuma karena masih mikirin itu?"

"Aku ragu kamu nggak sepenuhnya cinta aku Ji," lirih Zeya dengan tatapan sendunya. Ada hal yang sulit Zeya ungkapkan semenjak melihat sebuah folder foto di ponsel Panji pada waktu itu.

Panji merubah posisi duduknya menghadap Zeya.
"Kamu masih ragu? Aku harus buktiin pakai apa?"

"Aku nggak mau kecewa lagi."

"Kamu lagi hamil Zey, jangan banyak mikirin yang nggak-nggak," tandas Panji yang kembali melajukan kendaraannya.












💚💚💚

"Kak!"

Belum sempat Zeya membuka pintu mobil, Jefran sudah lebih dulu membukakan pintu mobil tersebut untuk Zeya.
"Ayo gue anter ke kelas," ajak Jefran.

Setelah keluar dari mobil, Panji mendekati Jefran yang sudah merangkul bahu Zeya.
"Zeya gue yang anter," pinta Panji.

"Dia lebih aman sama gue," tegas Jefran seraya tersenyum simpul pada kakak iparnya itu.

Panji menghela napasnya dalam-dalam menahan agar tidak terpancing emosi. "Ya udah terserah lo aja." Kemudian Panji mengekori Jefran dan Zeya menuju fakultas Psikologi.

Saat Jefran, Zeya dan Panji melewati koridor kelas mereka bertemu dengan Felix dan Haris.

"Hai Lix," sapa Zeya yang menyempatkan diri untuk menghentikan langkahnya sejenak.

"Hai kak," jawab Felix dengan ekspresi datar kemudian ia melanjutkan langkahnya kembali, begitu juga Haris. Mereka berlalu begitu saja mengekori Felix. Haris yang bahkan terkenal lucu dan cerewet itu tak menoleh sedikitpun ke arah Zeya dan Panji.

"Felix masih kaget kak tau lo udah nikah. Bangchan, Ten, Yuda semua yang datang ke club waktu itu pada kaget," tutur Jefran yang membuat bahu Zeya lemas.

"Kakak yang salah Jef nggak jujur dari awal sama mereka," lirih Zeya yang mendadak murung.

"Semua orang berhak kok punya rahasia," ucap Jefran sambil tersenyum. Berbicara dengan ibu hamil memang harus hati-hati agar tidak stress atau tersinggung.

"Nanti aku yang jelasin dan minta maaf ke mereka," pungkas Panji untuk menenangkan Zeya.







💚💚💚

Sampai di kelasnya, Zeya bergegas menghampiri Somi yang sedang duduk bersama Sadam. Sadam hanya mampir sebentar sebelum Dosen datang.

"Zeeeyyy kangen." Somi, si gadis bule itu memeluk erat tubuh Zeya untuk melepaskan rasa rindunya setelah beberapa hari tak bertemu.
"Pantes pipi lo sedikit ngembang, makan yang aneh-aneh ternyata ada ponakan gue disini," cicit Somi sambil mengusap lembut perut Zeya.

Cinta Lama Mahasiswa Baru | (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang