28💚

137 13 0
                                    

"Kamu tadi malem pulang jam berapa? Aku sampe nggak tau," tanya Zeya sambil merapihkan meja makan karena dirinya dan Panji baru selesai sarapan.

Panji sedang memakai sepatunya, setelah itu ia menunggu sang istri di ambang pintu kamar, senyumnya terukir saat Zeya kembali dari dapur.
"Aku pulang malem sayang, nggak tega bangunin kamu kayaknya kamu capek banget."

Setelah berjalan mendekat, kemudian ibu jari Zeya mengusap lembut rahang tegas Panji. Satu kecupan ia berikan pada bibir suaminya itu. "Akhir-akhir ini perasaan aku lagi nggak enak, lain kali semalam apapun kamu pulang bangunin aku ya."

Panji menatap kedua manik coklat Zeya lalu mengangguk.
Jarak keduanya sudah terkikis, Panji mengecup bibir Zeya cukup lama tanpa lumatan. Panji merasa bersalah belum jujur pada Zeya.

"Masih pagi," bisik Zeya setelah melepaskan kecupan Panji. Panji terkekeh kecil kemudian ia kecup wajah sang istri berkali-kali.
"Kalau deket kamu, bikin aku lupa waktu," kekehnya.

"Ck, udah ayo berangkat ke kampus ntar kesiangan."

Sambil bergenggaman tangan dengan erat, Panji dan Zeya keluar dari Apartmen mereka.

Seperti biasa keduanya selalu melakukan percakapan kecil sesekali saling melempar candaan, suasana di dalam mobil begitu ramai meski penumpangnya hanya ada dua orang.

Bukan hanya kata-kata romantis, cerita pengalaman pribadi yang konyol atau sedikit cerita tentang masa kecil masing-masing bisa menjadi hal yang menyenangkan bagi sepasang kekasih maupun suami istri.

"Ji, rumah Echan dimana si?"

Panji menoleh sebentar ke arah Zeya kemudian kembali menatap ke depan.
"Kenapa tiba-tiba nanyain rumah Echan hm?"

"Yaa mau tau aja, aku mau bilang makasih sama mamanya Echan udah sering kamu repotin."

Kenyataanya Panji tidak pernah sama sekali berkunjung ke rumah Echan.

Posisi duduk Panji mendadak tidak nyaman mendengar ucapan Zeya, Panji berusaha berpikir keras untuk memberi jawaban yang tepat. "Iya nanti aku yang sampein sayang, kamu nggak usah kesana langsung," ucap Panji, kemudian salah satu tangannya mengusap lembut punggung tangan Zeya.

Zeya tersenyum tipis, ia alihkan pandangannya ke arah luar. Kamu lagi ngebohongin aku Ji!












💚💚💚

"Sayang nggak usah anter aku ke kelas ya, aku mau ke perpus dulu," ucap Zeya setelah mobil mereka berhenti di area parkir kampus.

Panji mengangguk. "Iya sana."

Zeya butuh seseorang untuk menjawab rasa penasarannya selama ini, tapi harus berhati-hati agar Panji tidak mengetahui pertemuan Zeya dengan orang itu.

Sampai di perpustakaan Zeya mengambil buku secara acak, hanya formalitas agar dirinya bisa duduk dengan nyaman disana sambil membuka layar ponselnya.

ZeyaNa
Ren dimana?

Rendi
Di kelas
kenapa Zey?

ZeyaNa
Ada yang mau gue omongin berdua sekarang

Rendi
Jam istirahat aja gue tunggu di rooftop

ZeyaNa
Oke

Zeya kembali memasukan ponselnya ke dalam saku kemudian ia keluar meninggalkan perpustakaan menuju ke kelasnya.

Sebenarnya Zeya bisa mengirim pesan untuk Rendi di kelas, hanya saja Zeya tidak ingin dicurigai Somi. Sahabatnya itu memiliki rasa penasaran yang tinggi, jika sampai tau soal Panji yang mulai bertingkah aneh si gadis bule itu bisa sangat marah karena Somi menyayangi Zeya seperti saudaranya sendiri.

Cinta Lama Mahasiswa Baru | (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang