Mau pilih yang mana hati ikhlas menerima agar hidup tenang atau terus menyalahkan keadaan sampai tak sadar banyak hal baik yang sudah kita lewati
.
.
.
.
.Malam itu juga mau tak mau Panji dan Zeya akhirnya harus menikah. Disaksikan oleh beberapa pengurus desa setempat, Somi dan juga Rendi.
Orang tua merekapun ikut menyaksikan melalui sambungan video call.
Zeya tak henti-hentinya menangis saat proses maupun setelah pernikahan sederhana itu berlangsung.
Dunia Zeya seakan hancur secara mendadak karena harus menjalani pernikahan dengan seseorang yang baru saja ia kenal bahkan usia suaminya itu lebih muda darinya.
Dengan alasan Panji cedera parah, Zeya dan Somi penanggung jawab serta Rendi adalah sepupunya, panitia ospek mengizinkan mereka pulang lebih dulu tanpa curiga.
Sepanjang perjalanan Zeya tak henti-hentinya menangis. Ia terus memikirkan bagaimana akan menghadapi hari-harinya nanti, bagaimana hubungannya dengan Teddy, apa yang harus ia katakan pada kedua orang tuanya.
"Lo bisa diem nggak gue pusing denger lo nangis terus!" bentak Panji seraya mengusap kasar wajahnya.
Meski tak bisa disangkal bahwa Panji mengagumi sosok Zeya, tapi bukan keadaan seperti ini yang dia mau, semuanya terlalu mendadak.
Zeya semakin terisak, Somi masih setia merangkul dan mengusap usap punggung sahabatnya itu.
"Panji bener Zey, nangis nggak bisa nyelesain semuanya," bisik Somi."Udah Ji jangan kebawa emosi, ini bukan saatnya lo marah-marah." Rendi berusaha menenangkan.
"Ki-kita cerai sekarang aja Ji," lirih Zeya yang matanya sudah benar-benar sembab.
"Lo mau jadiin gue laki-laki brengsek? Sekarang mending lo diem," tandas Panji yang sama-sama terlihat frustasi.
Kepulangan mereka kembali hening. Hanya terdengar isakan pilu dari Zeya.
💚💚💚
Resepsi pernikahan Panji dan Zeya resmi digelar. Acaranya tertutup hanya tamu-tamu penting kolega orang tua Zeya yang datang. Dari pihak kampus hanya Somi, Rendi dan Echan yang diundang.
Selesai menggelar acara di sebuah hotel, Zeya dan Panji ikut pulang ke rumah orang tua Zeya.
Sesampainya di rumah, Zeya segera berlari mengejar sang ayah yang sejak kepulangan Zeya dari acara Ospek belum menyapanya sama sekali. Terlihat jelas kekecewaan dan kemarahan di wajah Tuan Naviel.
"Lo disini aja." Adik laki-laki Zeya menahan Panji di ruang tengah.
"Pah, maafin Zeya. Papa harus percaya ini semua salah faham," rengek Zeya yang sedang menggenggam lengan sang ayah di dalam kamar.
Tuan Naviel menghempas kasar genggaman dari anak sulungnya itu.
"Kamu bener-bener bikin papa kecewa Zey. Papa nggak ngelarang kamu nikah muda, tapi kenapa harus dengan bocah ingusan seperti dia, bahkan orang tuanya saja tak ada yang hadir. Dimana harga diri keluarga kita!"
Orang tua Panji tidak ada yang datang mereka sibuk bisnis di luar negeri dan hanya mengirim uang serta banyak hadiah melalui supir dan kepala asisten rumah tangganya.
"Zeya mohon papa percaya Zeya nggak pernah berbuat apa-apa sama Panji, kita cuma jatuh waktu itu. Zeya nggak akan tenang kalau papa gini terus," isak Zeya yang memposisikan tangannya seperti memohon. Perasaanya benar-benar hancur melihat sorot kemarahan di wajah sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Lama Mahasiswa Baru | (TAMAT)
FanficHanya karena insiden kecil saat dirinya menjadi panitia Ospek, Zeya terpaksa harus menikah dengan Panji adik tingkat yang baru saja ia kenal selama dua hari. "Lo cuma butuh waktu buat nerima gue dan lepasin Teddy secara baik-baik, gue bakal tungg...