23💚

172 15 1
                                    

"Sana masuk," titah Panji seraya mengusap rambut panjang sang istri.
Harum strawberrynya selalu menguar setiap Panji melakukan itu. Panji suka.

"Hm makasih," jawab Zeya yang kemudian berjalan masuk ke dalam kelas, tak lupa curva senyum sudah tergambar di wajahnya.

Itulah kegiatan baru Panji, semenjak Zeya putus dengan Teddy ia selalu mengantar Zeya sampai ke kelasnya. Meski banyak yang menuduhnya sebagai perebut. Namun, Panji tak perduli toh kenyataannya memang pernikahan mereka bukan hasil perselingkuhan.

Zeya sendiri sudah tidak canggung lagi melakukan apapun dengan Panji, tapi tetap saja ia belum siap status pernikahannya dengan Panji diketahui oleh warga kampus.

"Ciee sekarang dianter sampe kelas, bau-bau bakal cepet punya ponakan nih gue," ledek Somi yang duduk di samping kanan Zeya.

"Apaan si lo, masih jauh soal begituan mah," dengus Zeya.

"Yeee lo kan nggak tau kapan rezeki itu dateng, nggak boleh nolak."

"Bukan nolak, tapi gue belum siap Som."

Somi memicingkan matanya menatap Zeya dengan penuh tanda tanya.
"Jadi selama berbulan-bulan nikah lo belum ngasih dia?" bisik Somi.

Zeya menggelengkan kepalanya.

"ASTAGA!" teriak Somi sambil memegang dadanya.
"Gila banget lo Zey."

Zeya mengulum bibirnya kuat-kuat seraya meremas ujung sweaternya.
"Emang gue wajib ngasih ya Som?" Zeya meringis ragu-ragu.

Somi merotasikan matanya kesal, harus banget gue jabarin kayaknya.
"Ya wajiblah, rumah tangga wajib ngasih nafkah lahir batin Zey. Lo gimana si," dengus Somi sambil melirik ke kanan dan ke kiri berharap tak ada yang mendengar kata-katanya.
"Nah justru biar ikatan batin kalian terjalin lebih kuat dan biar Panji nggak bisa berpaling ke lain hati, main yang hot."

Zeya merinding mendengar saran dari Somi, kemudian menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Gila ah saran lo susah, lagian gue belom siap hamil." Zeya mengembungkan pipinya, pikirannya sudah traveling jauh. Berciuman saja sudah membuatnya panas dingin apalagi melakukan itu.

"Hadeuh gini nih cewek kalem yang menjurus ke bego." Somi memijat pangkal hidungnya.
Somi sudah benar-benar kesal dengan Zeya.

Zeya mengernyitkan dahinya bingung
"Kenapa?"

Somi mulai memainkan jarinya di layar ponsel
"Pake ini Zey biar aman." Somi menyodorkan ponselnya ke arah Zeya. Sontak saja Zeya terkejut dan menutup mulutnya yang menganga setelah melihat gambar yang ditunjukan Somi.

"Selamat Pagi semua."
Sapa seorang Dosen di ambang pintu kelas dan Somipun segera memasukan ponselnya ke dalam saku.








💚💚💚

"Huft gila makin mumet aja gue ngadepin skripsi," keluh Somi seraya menyandarkan tubuhnya di kursi. Sesekali ia pijat keningnya.

"Kantin yuk." Zeya baru selesai memasukan buku terakhirnya ke dalam tas. Setelah itu ia mulai beranjak dari tempat duduknya

Somi mengekori Zeya sambil berjalan malas-malasan.

Brukk

Somi baru saja mengeluarkan ponselnya dari dalam saku. Namun ponselnya terjatuh karena tersenggol seseorang.

"Hah?" Si penabrak tekejut.

Zeya, Somi dan si penabrak sama-sama terperangah saat melihat gambar di layar ponsel Somi.

"Hmmffttt hahaha, gue duluan ya daaahh." Zeya tak bisa menahan tawanya saat Somi buru-buru mengambil ponselnya yang terjatuh

Beruntung yang menabrak adalah Sadam gebetannya Somi jadi tidak begitu malu, hanya saja Sadam sejak tadi masih diam tak menyangka apa yang baru saja ia lihat di ponsel Somi.

Cinta Lama Mahasiswa Baru | (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang