5💚

195 15 0
                                    

Tidak ada takdir yang salah, tergantung bagaimana kita menyikapinya
.
.
.
.
.

Rangkaian acara ospek sudah selesai, seluruh atensi mulai merapihkan barang bawaannya, karena besok pagi mereka akan pulang.

Hari sudah mulai gelap. Setelah merapihkan semua barang bawaannya, para maba dan panitia hanya menghabiskan waktu untuk bersantai-santai saja.

Mereka semua mulai duduk mengelilingi api unggun yang berada di tengah lapangan.

Ada yang sedang asik berbincang, main gitar, ada juga yang tidur dengan mulut menganga di pundak temannya.

Zeya sendiri terpaksa menikmati moodnya yang kembali memburuk.
Itu karena Zeya lagi-lagi hanya bisa memaklumi melihat Teddy dan Serin yang sedang asik berbincang bersama panitia lainnya di depan sana.
Zeya cemburu, tapi Zeya bukan perempuan posesif yang mengekang pacarnya untuk tidak berinteraksi dengan teman wanita lain.
Karena hubungan yang sehat itu saling mengerti tanpa harus di kekang bukan?

"Panji?"
Zeya sedikit terkejut menerima kedatangan Panji yang kemudian duduk di sampingnya.

"Nggak gabung sama cowok lo?" Tanya Panji.

Zeya hanya tersenyum tipis. "Males, bukan jurusan gue." Padahal bukan itu alasannya.

Alis Panji menukik, menatap Zeya lamat-lamat.
"Emang ngobrol harus sesuai jurusan?"

"Nggak sih, intinya lagi males aja."

Panji bisa menangkap sinyal kecemburuan Zeya pasalnya sang kekasih yaitu Teddy terlihat sedang asik berbincang seru dengan wakilnya di depan sana.
"Nggak usah badmood cowok masih banyak," pungkas Panji.

Zeya terperangah saat Panji pergi begitu saja setelah mengatakan hal tadi. Bibirnya mengerucut kesal.
Cowok banyak, tapi Teddy cuma ada satu!















💚💚💚

"Nyebat yuk bosen gue disini," ajak Haris pada Rendi, Panji dan Echan yang sedang fokus dengan ponsel nya masing-masing.

"Lo aja sana kita nggak ada yang nyebat," jawab Rendi.

"Ketauan senior abis lo Ris," sahut Echan.

"Halah mereka juga pasti ada yang perokok." Haris menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Tapi mereka nggak ada yang ngerokok disini," tambah Echan yang sedang asik memakan sukro.

"Gue temenin," ucap Panji seraya berdiri memegangi lututnya.

Rendi menahan lengan Panji.
"Eh lo mau kemana Ji baru juga dateng."

"Gue nggak nyebat cuma mau nemenin Haris, lagian bosen disini cuma ngeliatin api unggun sama orang pada duduk," jawab Panji kemudian ia mulai berjalan bersama Haris. Masih sedikit tertatih tentunya.

"Gue ikut deh." Rendi akhirnya berdiri mengekori mereka. Rendi khawatir karena Panji masih masa pemulihan.








💚💚💚

Waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam.

Somi dengan ekspresi paniknya tiba-tiba masuk ke dalam kamar.

"Zey zey," Somi menggoncang lengan Zeya. Zeya yang sedang santai menikmati marathon drakor segera melepas kedua headsetnya dari telinga.

"Apaan si Som rusuh banget?" dengus Zeya.

"Gawat Zey, ada tiga maba yang belum kembali ke villa," bisik Somi, kedua tangannya saling meremas. Ia takut dimarahi sebagai salah satu ketua tim.

"Hah serius? Bener nggak lo absennya?" tanya Zeya yang segera duduk dari posisi tengkurapnya.

Cinta Lama Mahasiswa Baru | (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang