Biya berlari ke kamar mandi saat Derren membuka pintu kamarnya sembarangan.
"Lo gila! Ketuk pintu dulu bisa kan, gue nggak pake kerudung." Protes Biya dari dalam kamar mandi.
"Kita udah nikah kalau kamu lupa Biy." Biya mengerjap. Iya juga, mereka sudah menikah pagi tadi. Tapi kan tetap saja ia malu.
"Mau apa?"
"Istirahat,"
"Kok disini?" Sahut Biya refleks.
"Harus diingetin lagi?"
"Ya masa lo di kamar gue, kayak nikah beneran aja." Protes Biya keluar dari kamar mandi dengan menjadikan handuk sebagai penutup rambutnya.
"Kamu pikir aku nikahin kamu nggak beneran?"
"A-aku kamu?" Ucap Biya baru sadar dengan perubahan cara Derren memanggilnya.
"Sini duduk." Biya menggeleng refleks.
"Sini buruan, dosa nolak suami."
"Derren gue nggak suka lo manfaatin status biar gue bisa nurutin kemauan lo." Ucap Biya tegas.
"Iya-iya sorry. Duduk sini dulu, kita perlu bicara."
Dengan ragu Biya duduk di kursi belajarnya. Bukan di sebelah Derren. Ia tahu saat dirinya memutuskan untuk menerima Derren, itu berarti ia siap dengan segala konsekuensinya. Termasuk mentaati pemuda itu sebagai suaminya.
"Kita belum punya kesempatan ngobrol serius tadi." Kata Derren mengubah posisi duduknya agar berhadapan dengan Biya.
"Ada beberapa hal yang harus kita bahas, ah sebelumnya, gimana perasaan kamu?" Biya jadi gugup saat Derren menatapnya dalam.
"B-b aja." Jawab Biya gengsi. Ia sendiri bingung dengan perasaanya sekarang, semua campur aduk. Bahagia, takut, gugup, lega, semuanya bercampur. Dan dari sorot mata Biya, Derren sudah tau.
"Aku bahagia." Biya berusaha tidak terpengaruh dengan senyum manis saat Derren mengungkapkan perasaanya.
"Akhirnya ada tameng buat menghindar dari fans-fans aku." Sepertinya Biya terlalu berharap. Derren tetaplah Derren. Jangan kecewa Biy!
"Canda canda."
"Nggak bercanda juga sih. Jangan buka medsos dulu, barusan aku upload nikahan kita."
"Ngetag gue?" Tanya Biya cepat.
"Pake akun kamu juga." Jawab Derren santai. Biya lupa jika Derren tau password andalan yang ia pakai di hampir semua media sosialnya.
"Kok lo sembarangan sih," gerutu Biya mencari ponselnya untuk melihat apa perkataan Derren benar atau hanya bualan semata.
Benar ada satu postingan dengan 2 gambar. Gambar pertama foto candid mereka setelah menandatangani buku nikah dari jauh. Foto itu sengaja di blur dan dibuat hitam putih. Foto kedua, foto keluarga besar mereka. Orang bisa saja tidak tahu kalau Derren dan Biya yang menikah, mengingat pakaian yang mereka kenakan tak berbeda dari anggota keluarga lain. Tapi sayangnya obrolan di kolom komentar menjelaskan semuanya.
Nggak pernah terpikir akan ada di posisi ini.
Spesial thanks untuk kembaran terbest @mumtazaliasbayu, ayah dan bunda, ma lil sist @sabilaaa, abang @gibrn dan umi, mama papa plus Diva, serta semua yang udah support kami sejauh ini, thank youu"Bukan gue banget captionnya." Ucap Biya melihat apa yang Derren tulis di postingan sosial medianya.
"Bayu sama Gibran yang buat."
KAMU SEDANG MEMBACA
B [Completed]
General Fiction"Gue benci sama lo, gue benci!" "Ayo menikah!" Takdir memang tidak ada yang tahu. Suka sama siapa menikahnya sama siapa. Lucunya hidup ini. Tapi dibalik semua itu, rencana Allah memang yang terbaik.