6

2.7K 320 35
                                    

Dulu sekali, hampir bertahun-tahun silam. Chanyeol bukanlah seseorang yang banyak di ketahui oleh orang banyak, tidak seperti sekarang yang bahkan pergerakan nya akan selalu menjadi pemberitaan dan konsumsi publik.

Mempersulit hidupnya, tentu saja. Terlebih kedua orangtua Chanyeol yang teramat mengukung bagaimana kehidupan nya. Seperti saat ini, dirinya harus duduk sopan menghadap keluarga lain yang tengah berkunjung ke rumah utama keluarga Park.

"Jadi... Kau sudah menemukan orang-orang di balik penggelapan Emperes?" Tanya wanita berparas rupawan disana.

Chanyeol melihatnya sekilas, lantas menggeleng pelan, "Sedang proses."

"Siapa yang bertugas?"

"Byun Baekhyun." Balas Chanyeol pelan.

Wanita rupawan itu membisu untuk beberapa saat, tak lama kemudian ia menjentikan jarinya seperti mengingat sesuatu.

"Si pemilik butik itu juga kan? Perancang Byun. Dia memang terkenal pintar." Puji wanita itu.

Chanyeol mengangguk mengiyakan sembari mengumbar senyum tipisnya, "Ya, pintar dan murahan." Gumamnya.

"Kau mengucapkan sesuatu Chanyeol?"

"Tidak pa, hanya bergumam hal tidak penting." Jawab Chanyeol sekenanya.

Kemudian pembicaraan mereka terhenti sampai disana, dilanjutkan dengan acaranya menyantap makanan di malam hari itu hingga selesai menjelang tengah malam.

Dingin yang menusuk tiap tulang tubuhnya tak sanggup membuat seorang Baekhyun untuk segera pulang dan meninggalkan tempat sunyi itu.

Berteman suara-suara binatang malam, Baekhyun bersimpuh disana, diatas tanah bergunduk, tangannya terangkat seperti meminta ampun, air matanya bagai lautan yang tak kunjung surut.

Disampingnya berdiri seorang wanita yang menjadi penopang hidupnya, memegang pundak Baekhyun yang kian bergetar seiring waktu berjalan.

"Jangan begini, bukan hal baik menangis di tempat pemakaman." Ujar wanita itu.

Baekhyun mengangguk lemah, menghapus air matanya dengan sedikit kasar, menghembuskan nafasnya walau putus-putus.

"Benar kata Chanyeol, selamanya aku seorang pembunuh Seul." Ujar pria mungil itu.

"Tidak, kau bukan."

"Aku iya, kalau saja malam itu aku tidak pergi ke— "

Sebelum Baekhyun dapat menyelesaikan ucapannya, Seulgi dengan cepat memegang pundak pria itu kuat.

"Tutup mulutmu! Kau ataupun Chanyeol, kalian berdua bersalah, namun orang yang membunuh putra kalian lah yang lebih bersalah atas hal ini." Tutur Seulgi.

Baekhyun menunduk, "Chanyeol hanya tau kalau aku yang membunuh anaknya."

"Dia berusaha menghibur dirinya." Cetus Seulgi tak mau kalah.

"Ya, menghibur dirinya dengan menganggap aku sebagai pembunuh putra kami." Kata Baekhyun.

Seulgi tak mampu membalas ucapan yang Baekhyun ucapkan, ia memilih bungkam atas kasus kematian putra Baekhyun dan Chanyeol di masa lalu itu.

"Pembunuhnya... Aku yakin dia orang terdekat." Ujar seulgi dan disetujui oleh Baekhyun.

𝐄𝐱-𝐬𝐮𝐠𝐚𝐫𝐝𝐚𝐝𝐝𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang