22

1.3K 170 2
                                    

Ruangan gelap dan pengap jadi hal biasa bagi pria yang sudah hampir 3 tahun ini berada disana, bahkan untuk sekedar menangis lagi rasanya ia sudah tidak ingin dan mampu, sebab air matanya sudah habis di tahun pertama ketika ia harus di pisahkan dari orang yang ia cintai— Kim Jong-in.

Wajahnya masih tampan, yang berubah hanya tubuhnya yang sedikit melemah dan sedikit lebih kurus ketimbang 3 tahun lalu.

Ia pandangi dinding kosong di depan nya, sesekali ia menyeret tubuhnya untuk sampai di depan peti dan membuka sebuah kotak dengan nama hedricson.

Sebuah kotak berisi pin berdarah milik putra Park Chanyeol, sapu tangan dengan cap organisasi milik Baekhyun yang tertinggal di apartemen dulu dan sebuah cincin klan yang sengaja tidak Chanyeol gunakan lagi dengan alasan yang hanya ia sendiri dan tuhan yang tau.

"Kalau saja waktu itu kau tidak pernah memerintah ku, kalau saja." ujar nya pelan.

Tak lama, pintu berderit. Pandangan nya sedikit tidak bisa menebak siapa yang datang, namun dari siluet tubuhnya ia dapat melihat bahwa kekasih nya lah yang berkunjung kali ini menemui nya.

"Halo, jantung hati ku. Apa kabar Oh Sehun?" sapa pria manis itu.

Sehun tersenyum tipis, melihat wajah manis dan senyum sumringah milik pria Tan itu membuat hati Sehun menghangat, ia perlahan berdiri di bantu Jong-in, mengusap tangan itu perlahan kemudian mengecupnya.

"Aku selalu baik, dan apa yang membawa mu kemari Jong-in? Bagaimana Chanyeol?" tanya nya.

"Sedang ada perang kecil." jawab Jong-in.

Dahi Sehun mengerenyit, "Antara klan?" tanya nya lagi.

"Entahlah, hanya antara jaksa Byun yang berkunjung ke rumah menteri keuangan dan Chanyeol yang pergi kesana membawa amarah."

"Menteri keuangan?"

"Ya, ada apa?"

Sehun menatap Jong-in lekat, kemudian mengeratkan genggaman nya.

"Ku pikir perang besar akan terjadi tidak lama lagi... menteri Choi, dia salah satu saksi kunci kematian Charlie." tutur Sehun.

"Kematian Charlie? bukan! jaksa Byun bukan datang kesana untuk kasus kematian putranya, dia datang untuk penggelapan dana." tukas Jong-in.

Sehun mengangguk, "Ada beberapa hal yang kau belum tau mengenai kematian putra kedua orang itu." ucapnya.

"Apa? aku hanya menemukan jalan buntu tentang kasus itu karena pihak polisi baik Korea maupun Texas menutup kasusnya." ujar Jong-in.

Sehum kembali mengangguk pelan, kemudian ia menarik tangan Jong-in untuk duduk pada sebuah karpet yang ada di ruangan pengap itu, ia tepuk beberapa kali punggung tangan pria manis nya itu.

"Aku bukan pembunuh Charlie yang sebenar-benarnya." ucap Sehun pelan.

Dalam kondisi ini, untuk merasa tenang atau tidak terkejut rasanya Jong-in tidak akan mampu melakukan nya, sebab perkataan Sehun barusan adalah sebuah fakta baru yang ia ketahui, walaupun ia sedikit ragu pada kekasih nya ini, namun hati nya mengatakan bahwa mungkin ini sebuah kebenaran yang selama ini ia, jaksa Byun dan Chanyeol cari. Atau, Chanyeol sudah tau semua ini?

"Lalu, siapa?" tanya Jong-in.

"Ada, seseorang yang dekat. Aku tau orang nya, tapi Chanyeol...dia hanya percaya bahwa aku pembunuh nya." tutur Sehun.

"Kenapa dia begitu?"

"Karena, perintah aku untuk melakukan pembunuhan itu datang dari Chanyeol sendiri."

Pernyataan barusan, entah sebuah fakta atau hanya omong belaka, yang pasti Jong-in bahkan tidak pernah mengira itu semua akan berada pada titik sebuah nama Chanyeol lah yang akan keluar lebih dulu ketimbang nama lain.

Jong-in pikir, jaksa Byun...mungkin dia akan hancur atau sebaliknya?

To be continued.

yepp baru up lagi setelah 2 bulan? kayaknya ya hahah, lama banget. im so sorry karena pergi terlalu lama. aku harap habis ini bisa lancar. don't forget like, coment dan bintang nya ya guys, luv u ♡

𝐄𝐱-𝐬𝐮𝐠𝐚𝐫𝐝𝐚𝐝𝐝𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang