Kantor pusat Empress pada jam empat sore hanyalah sebuah ruangan besar dengan berisi orang-orang yang sibuk dengan dokumen dan layar komputer yang menyala-nyala.
Suasana nya memang menyenangkan, cukup damai untuk ukuran perusahaan raksasa. Dan tentu, itu semua karena pemimpin nya Park Chanyeol.
"Rapat anda selesai sampai jam segini saja pak, hari ini jadwal anda kosong sampai besok." ujar Seongcheol.
Dahi Chanyeol mengerut menyiratkan ketidaksukaan nya, sebab dirinya terbiasa dengan Jong-in yang penuh kepatuhan dan bisa di intimidasi, bukan Seongcheol yang biasanya hanya menjadi rekan kerjanya.
"Jong-in belum juga kembali?" tanya Chanyeol.
"Belum, Audrey sempat menelpon saya dan mengatakan kalau kemungkinan Jong-in tidak akan datang hari ini karena dia akan ke butik langganan ibu anda." tuturnya.
"Butik?"
"Ya, anda tau kan?"
Chanyeol hanya diam, menelan obrolan yang barusan. Baru teringat jika Baekhyun akan datang ke kantornya untuk membahas perihal perusahaan cangkang yang kemungkinan milik pemerintah yang membelot nya.
Dirinya memutuskan untuk berbalik, kemudian berjalan mendekati ketua tim pemasaran.
"Sena."
Wanita yang menjabat sebagai ketua tim itu terkejut ketika ia berbalik dan mendapati pimpinan perusahaan nya tengah berdiri angkuh dengan tatapan menusuk nya.
"P-pak? apakah saya membuat kesalahan dalam laporan pemasaran bulan ini? atau apakah— "
"Belikan cake dan kopi, antar ke ruangan ku."
Hanya itu yang Chanyeol ucapkan, membuat Sena mematung sejenak sebelum akhirnya ia di sadarkan oleh Jeremy— anggota tim nya, dan setelah nya Sena berlari untuk mencari toko kue yang masih buka dan menyediakan cake di jam sore seperti ini demi sang pemimpin.
———
Terhitung ketiga kalinya pria mungil itu menginjakkan kakinya di lobby perusahaan Emperes ini, Baekhyun tidak akan pernah bisa berbohong mengenai dirinya yang sesekali masih kagum dengan bangunan yang sangat besar perusahaan ini, di bangun di atas tanah dengan luas 23 hektar, dengan pemandangan sekeliling kota— spot cantik setelah pulau atau pantai.
"Sayang, pemiliknya harus lelaki kurang ajar itu, kalau bukan dia pasti sudah ku nikahi." ujar Baekhyun.
"Siapa yang akan kau nikahi?"
"WTF?!"
Baekhyun berjengit ketika mendapati wanita yang ia ketahui bernama Audrey, berdiri di sampingnya dengan tatapan mata berbinar.
"Kau mengagetkan aku." ucap Baekhyun pelan sembari mengelus dadanya.
Audrey mengekeh, "Maaf tuan jaksa, aku hanya ingin bermain." jawabnya.
"Ah begitu."
Audrey mengangguk, kemudian mengikuti langkah Baekhyun yang mulai memasuki lift untuk menuju lantai direktur.
"Kau ingin bertemu direktur mu juga?" tanya Baekhyun.
Audrey mengangguk, "Yah, aku hanya akan memberikan sebuah dokumen saja, tuntutan pekerjaan ini membuatku mau mati." keluhnya.
"Berkerja dengan Chanyeol lelah?" tanya Baekhyun, penasaran sejujurnya.
"Tidak-tidak, bukan itu maksudku. Yang ku maksud adalah gaji yang diberikan pak Chanyeol terlalu besar, jadi aku merasa pekerjaan ini sangat menuntut ku untuk jadi yang terbaik." jelas Audrey.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐱-𝐬𝐮𝐠𝐚𝐫𝐝𝐚𝐝𝐝𝐲
FanfictionByun Baekhyun, sempat rela menjual tubuhnya untuk seorang manusia iblis. Dan menjadi seorang jaksa adalah bentuk kerja kerasnya dalam menuntut ilmu menggunakan uang hasil menyerahkan harga dirinya itu. Benci, muak, rasa ingin membunuh membalas sega...