20

1.6K 215 19
                                    

Baekhyun membeku, merasakan jantung nya hampir berhenti ketika melihat darah segar milik Chanyeol yang mengenai wajah nya saat itu juga.

"Arghh! sialan!"

Suara tembakan itu membuat setengah dari anggota bodyguard yang Chanyeol bawa masuk ke dalam untuk melindungi tuan nya.

Untuk sesaat Baekhyun terperangah melihat orang-orang berjas hitam yang menodongkan pistol ke segala arah di kamar ini.

Ada satu pertanyaan yang terlintas dan menancap tajam di kepala Baekhyun dengan apik.

Chanyeol, siapa dia sebenarnya?

Dor! Dor!

Kaca di kamar itu pecah, tembakan dari luar mengarah ke arah Baekhyun dengan jelas ketika pria mungil itu mulai berdiri dan mencari posisi nya.

"Siapa orang-orang ini, pengacau." gumam Baekhyun sambil berjalan pelan berusaha melarikan diri.

Sedangkan itu, Chanyeol juga sudah bersiap dengan posisinya yang berdiri di tengah kamar itu, mata elang nya menajam ke segala arah mencari jalur yang di gunakan pihak musuh sebagai titik penembakan ke anggota nya dan juga dirinya.

"Bajingan sialan!" umpatnya ketika melihat siluet penembak jitu yang mengarahkan pistol nya ke kiri.

Chanyeol menunduk, melihat ke arah dimana Baekhyun yang kesakitan setelah ia pijak dada nya tadi. Namun, Chanyeol seperti harus menelan pil pahit ketika tidak menemukan Baekhyun di lantai marmer kamar itu.

"TUAN BAEKHYUN!"

Dor!

Suara tembakan kembali mengudara, kemudian di susul tembakan yang di layangkan dari anggota Chanyeol, menembaki sasaran di atas bangunan lain nya.

Berbagai macam suara berisik tidak dapat dielakan, mulai dari tembakan yang terkesan brutal, pecahan tiap kaca, juga teriakan dari masyarakat sekitar yang melihat aksi penyerangan itu.

Chanyeol dengan panik meraih tubuh Baekhyun setelah mendengar teriakan anak buah nya, ia biarkan tubuhnya menjadi tameng untuk memeluk dan melindungi tubuh jaksa mungil itu.

Nafas Baekhyun terengah, syok berat dengan kejadian yang terjadi begitu cepat di depan matanya sendiri dan tepat mengarah untuk nya.

Sementara itu Chanyeol memeluk erat tubuh Baekhyun, menenggelamkan wajah nya di perpotongan leher Baekhyun yang berkeringat.

"I save you, Baekhyun. I save you." Ujar Chanyeol bergetar.

Baekhyun tergugu mendengar apa yang Chanyeol ucapakan, tapi tetap tidak cukup untuk sebuah fakta yang Baekhyun ketahui bahwa Chanyeol berniat membunuhnya.

"Tidak perlu, kau hanya ingin aku mati kan." tuding Baekhyun.

"Tidak, jangan berdebat. Aku tidak ingin kau mati disini— "

Kali ini sebuah vas mahal yang nampak berserakan di lantai, Chanyeol melihat itu semua, anak buah nya ada yang sudah terjatuh dengan luka di kepala dan dada nya. Sudah di pastikan meninggal.

"Aku mau mati di sini, lepas!" Jawab Baekhyun sembari memberontak dari tubuh besar Chanyeol.

Chanyeol mengeram marah, menahan emosinya yang menggebu-gebu. Lengan kekar nya hanya mampu menahan segala macam pergerakan si mungil agar tidak bisa bergerak sedikit pun.

"Ughh!" Baekhyun melenguh merasa sesak.

"Aku mau mati di sini." ucapnya lirih.

"Jika kau harus tewas, maka hanya aku yang boleh membunuh mu." ujar Chanyeol pelan.

𝐄𝐱-𝐬𝐮𝐠𝐚𝐫𝐝𝐚𝐝𝐝𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang