27

589 69 6
                                    

"APAKAH JALAN MU SELAMBAT INI?!" amuk Chanyeol pada Baekhyun karena pria mungil itu benar-benar lambat ketika berjalan.

Baekhyun mendengus pelan, sialan! Jika tau dirinya akan dimarahi terus menerus, baekhyun sudah pasti akan menolak di ajak oleh Chanyeol ke kantor organisasi nya ini.

Keduanya sampai di loby luas kantor organisasi yang Chanyeol komandoi sejak lama ini, ada banyak sekali orang berkumpul di loby, saling memandang sangsi ke arah para orang yang menggunakan setelan jas dan membawa kotak. Bisa Baekhyun tebak, kotak ini akan mereka isi dengan data data dan informasi yang mereka dapatkan dari hasil menggeledah kantor milik Chanyeol.

Sedangkan Chanyeol yang baru datang itu berjalan dengan langkah santai, tatapan nya tajam mengarah pada semua jaksa penyidik yang ada di sana, ia menyeringai.

"Perlu apa kalian ke sini? padahal ada Emperes yang menganggur dan lenggang." ujar Chanyeol pelan.

Salah satu dari jaksa penyidik itu maju dengan gaya congkak nya ia tersenyum, "Maaf sekali mengganggu ketenangan kantor anda tuan Chanyeol, tapi kami tidak ada urusan dengan Emperes, kami hanya memiliki urusan dengan kantor organisasi mu ini." tuturnya.

Chanyeol berdecih, mendekat pada sang jaksa penyidik, terlihat cukup jauh perbedaan tinggi keduanya, mengingat Chanyeol memang memiliki tinggi di atas rata-rata. Pria dengan aura dominan itu memegang pundak jaksa penyidik itu, berbisik pelan.

"Keluargamu sudah pindah ke apartment baru?" tanya nya.

Wajah jaksa penyidik itu bias pucat, kening nya mengerut bingung, apakah ketahuan?

Sementara remasan pada pundak nya makin menguat, ia mengedarkan pandangan nya ke sekeliling, manik mata nya menangkap tubuh kecil yang cukup ia kenali sebagai jaksa senior.

"BAEKHYUN KAU PENGHIANAT!" teriak nya menggelegar ke penjuru ruangan.

Baekhyun yang berdiri di sana terkejut, ia memundurkan langkahnya. Chanyeol menutup mata nya sejenak, kemudian pandangan nya ia jatuhkan pada Baekhyun yang menggeleng ke arah nya pelan. Lalu, pandangan nya kembali ia tujukan pada pria di depan nya, ia tertawa pelan.

"Tutup mulutmu sial. Dia bekerja, kenapa kau sebut dia penghianat." ucap Chanyeol.

Jaksa penyidik itu menyeringai, "Huh, kau pikir— kau pikir kami semua tidak tau hubungan mu dan Baekhyun si jaksa murahan it— ARGHHH" pekiknya.

Semua jaksa penyidik kompak mundur perlahan ketika melihat apa yang terjadi pada teman mereka di depan sana yang berhadapan langsung dengan pria dominan yang berkuasa itu. Sedangkan para anggota organisasi hanya menelan ludah mereka, merasa haus dan panas ingin segera melarikan diri dari ketidakjelasan di loby ini.

Baekhyun terperangah, tangan nya yang kecil menutup mulutnya yang terkejut. Langkahnya ikut mundur sebelum akhirnya ia ditarik oleh Chanyeol untuk mendekat pada jaksa penyidik senior yang berhadapan dengan Chanyeol tadi.

"Ap—apa yang kau mau aku lakukan?" tanya Baekhyun dengan suara lirih nya. Sejujurnya, tubuh Baekhyun bergetar hebat melihat pemandangan gila ini.

Chanyeol dengan tangan yang berlumur darah itu memegang pipi lembut milik Baekhyun, nafas Baekhyun terpengal dibuatnya. Berbeda dengan Chanyeol, ia menatap dalam pada Baekhyun.

"Ludahi dia." titah Chanyeol pada Baekhyun.

Baekhyun melihat tubuh jaksa itu yang berdarah-darah karena di tembak pistol oleh Chanyeol, kemudian pandangan nya kembali pada pria dominan yang masih memegang pipi nya itu. Baekhyun menggeleng keras.

"Tidak mau, kau bukan manusia Chanyeol!" ucapnya.

Chanyeol makin erat memegang pipi Baekhyun, "Ludahi dia, atau kau yang akan ku bunuh selanjutnya." ujarnya pelan.

"B—bunuh saja aku." balas Baekhyun pelan.

Chanyeol menghela nafasnya, sudah terlampau tau apa yang akan Baekhyun katakan sebagai jawaban nya. Ia menarik tangan Baekhyun dan menyingkirkan pria mungil itu ke belakang nya.

Kedua tangan nya ia masukan ke kantong celana nya, ia berjalan ke arah gerombolan jaksa yang masih hidup di depan sana. Dengan senyum tipis nya, ia kembali lontarkan kalimat sial nya.

"Berani memasuki wilayah kantor organisasi ku, maka kalian cukup berani menyerahkan nyawa kalian pada ku." ucapnya.

Ia berjalan ke belakang setelah mengucapkan itu, menarik tangan Baekhyun menuju lantai atas. Sebelum masuk ke dalam lift ia perintahkan Jong-in untuk menyelesaikan para jaksa itu sesegera mungkin.

"Dan jangan lupakan periksa daftar orang yang masuk ke dalam organisasi nya, terutama akses yang ia gunakan. Menggunakan pin serigala yang hanya keluarga ku miliki atau pin biru hitam lambang organisasi ini." jelasnya pada Fred.

———

"Kau tidak harus membunuhnya." ucap Baekhyun.

Chanyeol yang tengah sibuk mencari dokumen di lemari ruang kerja nya itu terkekeh pelan, melemparkan tatapan bengis pada Baekhyun.

"Bodoh." balas nya.

Baekhyun menghela nafasnya pelan, "Dia benar." tambah nya lagi.

Chanyeol menduduki dirinya di samping Baekhyun, melihat pria mungil itu dengan tatapan tajam nya dan berdecih pelan.

"Benar bagian murahan nya, salah ketika dia lupa mengucapkan nama ku setelah itu sebagai pemilik mu." ucap nya.

Baekhyun memukul pundak Chanyeol keras, "Aku milik diriku sendiri!" pekiknya.

"Terserah mu." jawab Chanyeol acuh.

Chanyeol menyodorkan dokumen pada Baekhyun, pria mungil itu menerima nya dengan tatapan bingung mempertanyakan isinya.

"Kau bukan anak balita yang harus ku bacakan isi nya apa, kau bisa membacanya." ucap Chanyeol dengan kesal nya.

Baekhyun berdecak pelan, membuka perlahan dokumen itu, membaca dan melihat kalimat demi kalimat, foto-foto yang ada di sana. Bohong kalau dirinya tidak terkejut atas isi dari dokumen ini. Pandangan nya mengarah pada Chanyeol.

"Dia...pelaku nya?" tanya Baekhyun pelan.

Chanyeol mengerenyitkan dahi nya, "Ada apa dengan wajah mu? kau terkejut? bukan kah harusnya kau sudah tau." ujar Chanyeol.

Baekhyun mengangguk, "Tapi, tapi dia yang mengurusi ku di Texas sebelum bertemu dengan mu. Kenapa?" ujar Baekhyun, suaranya makin meredam tangis.

"Kekuasaan, aku tidak bisa memberinya kekuasaan sebanyak yang ia mau dulu. Dia bekerja sama, bukan dia yang membunuh Charlie." jelas Chanyeol.

"Lalu siapa?!" pekiknya di iringi tangis nya yang meledak.

Melihat Baekhyun menangis, Chanyeol menghela nafasnya pelan, ia kendurkan dasi nya.

"Kau kenal yuta?"

To be continued.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐄𝐱-𝐬𝐮𝐠𝐚𝐫𝐝𝐚𝐝𝐝𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang