7

2.4K 286 12
                                    

Ponsel di nakas nya berbunyi, pria berperawakan mungil itu meraihnya dengan cepat, mengarahkan ponselnya ke telinga setelah menekan ikon hijau dilayar benda pipih itu.

"Pergi ke supermarket, ada sebuah cerita yang akan kau sukai. Ini mengenai Park Chanyeol, sugar daddy mu itu, haha."

Panggilan telepon nya terputus secara sepihak sebelum ia menjawab sepatah katapun. Baekhyun mengerutkan dahinya dalam, di jam malam begini kenapa harus ada seseorang yang menghubungi nya untuk pergi ke minimarket, terkesan tidak masuk akal.

Baekhyun meletakan ponselnya kembali ke nakas, memilih tidak peduli walau pada akhirnya tubuh mungil itu memilih pergi ke minimarket seperti yang diberitahukan si penelpon misterius.

"Sialan! Kalau itu hanya telpon iseng, maka ku pastikan besok pagi manusia iseng itu sudah mati, akan aku adukan pada Chanyeol!" Oceh Baekhyun sepanjang jalan menuju minimarket.

Ketika sampai di depan minimarket yang dimaksudkan, Baekhyun mencari seseorang yang sekiranya mencurigakan. Tapi— TIDAK ADA!

Dan sekarang Baekhyun menyesali keputusannya.

Sudah jelas kalau dirinya hanya dikerjai manusia iseng, seharusnya Baekhyun tidak perlu percaya dan malah memilih pergi di jam malam yang berbahaya seperti ini, harusnya Baekhyun tetap di hotel dan menjaga buah hati nya yang tertidur.

"Brengsek! Lihat saja, Chanyeol tidak akan membiarkan dirimu hidup lebih lama, bajingan!" Sungut Baekhyun.

Pria kecil itu berbalik arah, memilih berlari kuat menuju hotelnya. Keringatnya sudah bercucuran ketika langkah kakinya sampai di lantai satu hotel, nafasnya masih tersengal saat ponsel digenggaman nya kembali bergetar.

Dibacanya pesan yang masuk, bola mata Baekhyun membola menunjukan kalau dirinya terlampau shock dengan sebuah pesan yang masuk ke ponselnya itu.

Putramu. Selamat! Kau meninggalkan nya sendiri tanpa penjagaan. Terimakasih dan maaf sudah membuat nya berdarah, haha.

BRAK!

Pintu kamar hotel itu ditendang kuat, tidak peduli lagi atas apa yang akan terjadi nanti. Yang sekarang Baekhyun pedulikan hanya satu hal, putranya.

"Putraku.." suara lirih bercampur tangis itu mengalun sedih.

Ia raih tubuh kecil putra manisnya, Baekhyun beri ciuman pula pada wajah yang masih terasa damai, bahkan tubuh kecilnya masih hangat. Putranya baru saja pergi.

"Putraku.. kenapa, kenapa begini hiks. Maaf— "

"Putra ayah.."

Baekhyun menoleh, mendapati tubuh besar pria yang selalu melindungi nya selama ini, ia berdiri dengan tatapan bengis sekaligus menyedihkan.

Dengan air mata yang masih terus mengalir, Baekhyun mencoba berdiri dengan tubuh putranya yang masih berada di pelukan nya.

"C-chanyeol.. putraku— "

"Kau membunuh putraku." Ujar Chanyeol tegas, menunjuk Baekhyun.

Baekhyun melangkah mundur, menggeleng kuat, menolak kalau ia disalahkan atas kepergian anak ini.

"Omong kosong apa yang katakan, putraku.. putra kita dibunuh." Baekhyun berujar pelan.

"DAN KAU PEMBUNUHNYA!" Chanyeol berteriak marah.

"KAU PEMBUNUH!"

"KAU PEMBUNUH!"

"Aaaaaa!!! Aku bukan pembunuh!" Pekik Baekhyun dengan nafas yang terengah-engah.

𝐄𝐱-𝐬𝐮𝐠𝐚𝐫𝐝𝐚𝐝𝐝𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang