Bab 2 - Demi Buku Campbell

6.5K 594 61
                                    

Clara menyalami Papa lantas keluar dari mobil. Gadis itu melangkah memasuki gerbang sekolah yang masih sepi. Seperti biasa, dia selalu berangkat pagi-pagi sekali, karena menyesuaikan dengan jadwal Papa yang berangkat ke kantor.

"Clara!"

Refleks Clara menoleh ke sumber suara. Dia mengernyit ketika mendapati Dewa dengan motor ninjanya tengah melaju ke arahnya. Tunggu, sejak kapan Dewa menyapanya seperti ini? Apakah lelaki itu masih memiliki niat yang sama dalam mendekatinya?

Mengabaikan Dewa, Clara lanjut melangkah dengan cepat. Saat motor Dewa menyejajari langkahnya, Clara pun langsung berlari sekencang mungkin menuju kelasnya hingga membuat Dewa menganga melihatnya.

Ketika sampai di dalam kelas, Clara menghembuskan napas panjang. Dia tidak ingin berurusan lagi dengan lelaki otak udang, karena itulah sebisa mungkin Clara akan menghindar dan mengabaikan lelaki itu.

Clara mengeluarkan buku tulisnya seperti biasa, kemudian lanjut membaca. Namun, baru saja dia membaca selama satu menit, suara tas yang diletakkan ke atas kursi membuat gadis itu menoleh ke bangku kosong di sebelahnya. Clara terbelalak melihat tas Dewa berada di bangku itu, ditambah lagi lelaki itu beranjak duduk di sebelahnya.

"Lo ngapain di sini?" tanya Clara dengan raut sebal. Dia tidak mau hidup tenangnya terganggu.

Dewa tersenyum. "Mau bujuk lo."

"Buat apa?" tanya Clara. Beberapa detik kemudian gadis itu mengangguk. "Oh, masalah dare itu?"

"Iya. Jadi gimana? Lo udah berubah pikiran dan mau ngebantu gue?" Dewa tersenyum penuh harap.

Clara memejamkan matanya sejenak untuk menahan geram, dia lantas membuka matanya sembari menghembuskan napas panjang. "Apa untungnya kalau gue bantuin lo?"

Dewa terdiam, selang beberapa detik dia tersenyum. Sudah dia duga Clara akan menanyakan hal ini. "Gue akan ngasih lo hadiah," jawabnya.

"Hadiah? Jangan bercanda, gue nggak butuh."

"Jangan nolak dulu, ucapan gue belum selesai. Emangnya lo tahu hadiah apa yang bakal gue kasih?" tanya Dewa sembari mengangkat alisnya.

"Apa?" sahut Clara. Memangnya lelaki otang udang semacam Dewa tahu apa sih?

"Gue tahu lo mau masuk Kedokteran dan gue tahu kalau lo anak OSN Biologi."

Clara mengangguk-angguk. Perkataan Dewa benar, karena yang lelaki itu ucapkan memang bukan hal rahasia lagi dari sosok Clara. "Jadi?"

"Gue akan kasih lo buku Campbell yang asli. Jilid satu, dua, dan tiga. Gimana?" Sebelumnya Dewa sudah mencari tahu tentang hal ini. Dia bahkan harus bertanya kepada guru-guru tentang buku terbaik yang kira-kira akan disukai oleh Clara. Beberapa guru mengatakan kalau Clara ingin sekali membeli buku Campbell untuk menyalurkan kecintaannya terhadap ilmu Biologi.

Clara tertegun. Tanpa sadar gadis itu meneguk ludahnya dengan susah payah. Dia sudah lama menginginkan buku itu, namun uang jajannya belum cukup untuk membelinya. Sebab, buku itu terlalu mahal untuknya, harganya saja sampai jutaan.

"Lo serius?" tanya Clara, dia mulai tertarik.

"Lebih dari serius."

Tanpa ragu, Clara mengangguk. "Oke, gue setuju. Cuma pacaran pura-pura selama sebulan kan? Setelah itu lo harus beneran ngasih gue tiga jilid buku Campbell."

Dewa tersenyum lebar. "Oke, sip." Lelaki itu lantas mengulurkan tangannya kepada Clara. "Sepakat, ya?"

Clara membalas uluran tangan Dewa dan menggenggamnya erat. "Sepakat."

***

Dewa tersenyum riang, lelaki itu bahkan bersenandung. Dia tengah menuju base camp, tempat berkumpul teman-teman satu gengnya. Setelah mendengar bahwa Clara setuju untuk berpura-pura menjadi pacarnya, lelaki itu pun tak bisa menyembunyikan perasaan senangnya. Lebih tepatnya dia senang karena motor ninja kesayangannya akan selamat.

Ambitious Girl (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang