Bab 10 - Tentang Clara

3.2K 404 4
                                    

Dewa benar-benar tertahan di rumah Clara. Dapat Clara lihat kalau Dewa tengah asyik bercengkerama dengan Ares. Adiknya itu tampak senang sekali, dia bahkan beberapa kali menaiki motor ninja milik Dewa dan meminta diajarkan bagaimana mengemudikan motor seperti itu.

Clara menghela napas. Di mana orang tuanya? Jam sudah menunjukkan pukul enam petang, tetapi Papa dan Mamanya belum juga kembali. Padahal Clara berniat untuk langsung belajar di kamar sepulang dari kedai es krim, namun hal yang terjadi di luar skenarionya karena dia justru terjebak di luar rumah.

Ketika mobil yang amat Clara kenal memasuki pelataran rumah lantas berhenti di garasi, gadis itu tak dapat menyembunyikan raut senangnya. Akhirnya, dia bisa segera masuk ke rumah.

Papa dan Mama Clara keluar dari mobil dan melangkah menuju teras rumah. Namun, mereka mengernyit ketika melihat Ares tengah duduk di atas motor ninja. Yang membuat mereka bertanya-tanya adalah siapa lelaki yang berada di samping Ares?

“Mama! Papa! Dari mana sih? Kok Clara telfon nggak diangkat?” tanya Clara sembari mendekat ke arah orang tuanya.

“Tadi Mama dan Papa mampir kondangan. Maaf, ponselnya mati jadi nggak bisa ngangkat panggilan,” ucap Sang Mama.

“Itu siapa, Clar?” tanya Papa Clara, menunjuk ke arah Dewa.

Dewa yang tengah asyik mengobrol dengan Ares pun menghentikan ucapannya. Lelaki itu beralih menatap orang tua Clara yang tengah menatapnya. Dewa berdehem, dia lantas melangkah menuju orang tua Clara sembari tersenyum.

“Halo, Om, Tante, saya Dewa,” ujarnya lantas menyalami kedua orang tua Clara.

“Kamu temannya Clara?” tanya Sang Mama.

“Bukan, Ma, dia pacarnya Clara,” sahut Ares dari belakang tubuh Dewa. Lelaki itu lalu berdiri di sebelah Dewa.

Orang tua Clara terbelalak. “Akhirnya! Anak Mama punya pacar!” seru Sang Mama.

Papa Clara mengangguk-angguk. Pria itu tersenyum senang. Sebab, selama ini Clara tidak pernah dikabarkan punya pacar. Jangankan pacar, teman pun tidak. Dewa adalah orang pertama yang mengunjungi rumah ini sebagai kenalan Clara.

“Ayo, masuk,” ajak Mama Clara kepada Dewa. Wanita itu beranjak mengeluarkan kunci pintu lantas membuka pintu rumah.

Dewa sebenarnya ingin menolak karena khawatir merepotkan, apalagi dia melihat raut wajah Clara yang tampak tidak bersahabat. Gadis itu seperti menahan kesal entah karena apa.

“Yuk, masuk, Bang,” ajak Ares. Tanpa permisi lelaki itu menarik tangan Dewa lalu memasuki rumah.

Dewa mengangguk dan menurut saja ketika Ares membawanya masuk lalu menyuruhnya duduk di sofa. Lelaki itu menatap orang tua Clara di depannya yang tengah tersenyum sembari memandanginya. Dewa menelan ludah dengan susah payah. Dia tidak akan diinterogasi macam-macam bukan?

“Kamu ganteng banget. Kenapa mau sama Clara yang biasa-biasa aja?” tanya Mama Clara.

Clara yang baru saja akan menjauh dari sana terlihat membulatkan matanya ketika mendengar perkataan Sang Mama. “Mama!” serunya.

“Kenapa? Kamu ke dapur sana, bikinin minum buat Dewa,” suruh Mama Clara kepada putrinya.

Clara memberengut, namun dia tetap menurut dan menuju dapur untuk membuatkan minuman. Tahu begini, dia tidak usah menerima tawaran Dewa untuk mengantarnya pulang, begitulah pikir Clara.

“Kok bisa pacaran sama Clara?” tanya Papa Clara, pria itu tampak ingin tahu. Dia benar-benar tak menyangka kalau anak gadisnya yang terkesan cuek dengan lelaki ternyata bisa berpacaran.

Ambitious Girl (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang