Mr Driver 2

1.5K 176 11
                                    

Jangan lupa baca part sebelumnya
Happy Reading
-
-
-
-
-
-
Dua minggu sudah Jennie berada di rumah Jisoo, kehidupan keduanya cukup berubah, Jisoo seperti punya istri sekarang, karena setiap dia berangkat kerja ataupun pulang bekerja Jennie sudah menyiapkan makan untuknya, kondisi rumah pun semakin bersih karena Jennie selalu membereskan rumah setiap hari.

Meski sudah dua pekan mereka masih belum mau jujur satu sama lain, meski dentuman di jantung mereka makin tak karuan jika mereka bersama.

Hari ini cuaca sangat mendung, di ketahui akan terjadi badai di laut, para nelayan pun enggan melaut, Jisoo pun akhirnya hanya mengirimkan beberapa pesanan yang tersisa saja dan ia pun pulang lebih awal ke rumahnya.

"Oppa sudah pulang"

"Nde, terjadi badai di laut, hujan besar pun akan segera turun sepertinya, aku hanya mengirimkan sisa pesanan kemarin"

"Oppa mau makan siang?"

"Nanti saja Jen, kau istirahat saja" Jisoo tahu jika dia pergi, Jennie membantu membereskan administrasi di kantor pelelangan ikan, karena hanya sedikit kiriman ikan nelayan, Jennie pun pulang lebih awal biasanya ia akan pulang pada jam 4 sore

"Aku tidak banyak bekerja hari ini oppa, karena para nelayan kan libur"

"Benar juga, ya sudah tidak apa-apa istirahatlah kau sudah mengerjakan banyak pekerjaan rumah, aku juga akan berisitrahat sebentar punggungku pegal sekali"

"Ya sudah oppa istirahatlah" Jisoo pun berbaring di sofa dan Jennie masuk ke kamar, selama ini Jisoo memilih tidur di sofa dan Jennie menempati kamarnya.

"Hmm Jisoo bodoh padahal ini kesempatanmu untuk berbicara padanya dan mengungkapkan perasaanku tapi kenapa tidak ada sedikitpun keberanian, astaga kenapa aku menjadi pengecut seperti ini sih" batin Jisoo, ia pun memejamkan matanya

"Hiks hiks mommy hiks Jennie takut hiks hiks" Jisoo pun mengerjapkan matanya, ia mendengar suara tangisan di tengah hujan deras yang mengguyur Busan yang disertai petir yang menggelegar, Jisoo pun menghampiri asal suara itu dan ternyata Jennie sedang meringkuk ketakutan karena sambaran petir yang bersahutan.

"Hei mandu ya gwenchana, uljima aku disini" Jisoo pun memeluk Jennie untuk pertama kalinya meskipun dadanya bergemuruh tak karuan

"Hiks oppa aku takut, aku takut petir hiks"

"Jangan takut ada aku, sudah ya jangan menangis" suara tangisan Jennie pun memelan, tak lama listrik pun padam dan membuat Jennie mengeratkan pelukannya pada Jisoo

"Oppa gelap aku takut" Jisoo mengelus punggung Jennie untuk menenangkannya

Sore pun menjelang, langit masih gelap karena badai masih terjadi, ditambah pemadaman listrik yang cukup lama membuat Jensoo tertahan di tempat tidur, Jennie yang pulas dalam tidurnya sedangkan Jisoo yang masih sibuk mengurus jantungnya yang berdetak terlalu kencang sehingga ia tidak bisa memejamkan matanya.

Jisoo ingin melepaskan pelukan Jennie karena hari mulai gelap, ia akan mencari lilin untuk penerangan selain itu perutnya yang mulai keroncongan karena melewatkan makan siang mereka.

"Jen,, Jennie ya bangun dulu, ini sudah hampir malam, aku harus mencari lilin untuk penerangan kita" Jennie membuka matanya dan ternyata sudah sangat gelap

"Oppa jangan pergi aku takut"

"Sebentar nde, aku hanya mencari lilin, lilin nya ada di nakas samping televisi, aku janji tidak akan lama" Jennie pun pasrah karena ia pun tidak ingin bergelap gelapan seperti itu

"Oppa,,,,," baru juga Jisoo melangkahkan kaki keluar Jennie sudah memanggilnya "Jisoo oppa jangan lama lama" namun Jisoo tidak menyahutinya "Oppa hiks hiks jangan tinggalkan aku, aku takut, Jisoo oppa" Jisoo pun kembali dengan lilin ditangannya

BLACKPINK SHORT STORY✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang