4.3 tipuan

251 40 0
                                    


Happy Reading

-Tuk-

Satu tangan terasa menahan pergerakan Fa-Rae yang mencoba pergi dari rooftop

"Dengerin gue dulu" Haechan menahan tangan kiri Fa-Rae yang baru saja membalikkan badannya

"Gak" Elak Fa-Rae yang mencoba dengan keras agar tangannya terlepas dari pertahanan Haechan

"Gue mau lo--" Haechan tetap berusaha

"Gue bilang gue gak mau, lepas!!" Fa-Rae sudah menumpuk air mata dimatanya, yang membuat pandangan menjadi blur

"Jangan nangis, gue gak sanggup" Haechan tetap menahan tangan Fa-Rae

"Lepas" Fa-Rae merasa panas didalam raga-nya

"Gue mau lo denger penjelasan gue, biar tidak terjadi kesalahpahaman" Haechan menghentikan badan Fa-Rae yang memberontak, dengan mencengkram kedua tangannya

"Lo bilang ini kesalahpahaman? Lo gila?" Fa-Rae menangis karena perkataan Haechan yang menganggap bahwa itu hanya kesalahpahaman

"Gue memang gila, karena lo gue merasa amat bersalah" Jawab Haechan hampa

"Memang seharusnya lo merasa bersalah, udah berapa nyawa yang lo ambil hanya untuk kepuasan lo hah?!" Geram Fa-Rae yang melemah, ketika membayangkan dua kejadian yang ia saksikan benar-benar didepan matanya

"Lo gak perlu peduli sama mereka, yang bahkan lo gak kenal. Lo cuman harus nerima permintaan maaf gue karena udah ngelakuin hal itu, bahkan saat gue gak sadar" Jelas Haechan

"Gue minta maaf atas kehilangan kendali gue pada malam itu, gue cuman mau lo mengerti gue dan memaafkan gue. Setelah itu, gue bisa gak merasa bersalah lagi sama lo" Lanjut Haechan yang mengungkapkan keresahannya beberapa hari ini

"Seharusnya lo minta maaf bukan sama gue, tapi sama dia yang udah ada gak ada!!" Teriak Fa-Rae marah, frustasi pada Haechan yang baru saja meminta maaf, dengan etika yang tidak seharusnya ia gunakan

Haechan terdiam, tertegun karena baru mendengar kabar bahwa satu korban lagi direnggut olehnya

"Gue gak bakal paham lo dimaafin atau gak, tapi yang jelas gue gak akan peduli lagi tentang lo. Yang mau melakukan hal tersebut ke orang lain atau sebagainya, mungkin lo juga bisa melakukan hal yang sama ke gue, biar gue tenang sama dia disana" Tangis Fa-Rae pecah

"Gue bener-bener kehilangan kendali, maaf" Ujar Haechan yang menunduk

"Kenapa lo bisa kehilangan kendali, sedangkan saudara-saudara lo yang lain bisa nahan itu?!" Tanya Fa-Rae yang masih bingung dengan hal itu

"Gue juga gak paham" Haechan menurunkan suaranya, nyaris tidak terdengar

"Itu artinya lo memang mau bunuh dia, bukan secara tiba-tiba lo gak bisa mengendalikan diri lo sendiri" Ucap Fa-Rae yang masih menangis sesegukan, dan memukul bahu Haechan dengan keras

"Karena ini gue gak mau berurusan sama keluarga lo lagi, lo bisa seenaknya dan orang lain yang menanggung akibatnya. Bahkan gak hanya satu orang" Tutur Fa-Rae berusaha menyadarkan Haechan, mencengkram kerah seragam Haechan

"Satu nyawa lo ambil, dan ada beberapa orang gak terhitung yang merasa kehilangan. Lo gak sadar, lo udh nyakitin berapa orang? Gak terhitung chan!" Fa-Rae melanjutkan bicaranya

"Jangan pernah terlibat soal apapun lagi sama gue, gue benci itu!" Fa-Rae yang merasa tangan Haechan melonggar dari lengannya, pun langsung berjalan menuju pintu rooftop seraya membersihkan wajahnya yang basah

vampire × nct ¹²⁷ (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang