Happy Reading"Tidak ayah, aku disini" Haechan sedikit mengangkat tangannya, dan membuat Fa-Rae berfikir bahwa ini adalah petaka yang terjadi pada kehidupannya
"Baiklah, kalian bisa bersaing tapi ayah harap kalian bersaing secara bersih" Ujar ayah yang mendirikan dirinya dari duduknya
"Ayah mau istirahat, Fa-Rae jika kamu sudah selesai makan kamu datanglah ke kamar ayah, ada sesuatu yang harus ayah berikan, kamu paham?" Tanya ayah halus
"Iya ayah" Fa-Rae mengangguk kecil menanggapi pertanyaan ayah
"Kalian lanjutkan saja makan malamnya dengan tenang, ayah pergi" Ayah beranjak jalan dengan cepat, entah kemana karena Fa-Rae kembali fokus memakan makanannya
Fa-Rae yang merasa tidak ada pergerakan disekitarnya pun mulai melihat pandangan ke sekitarnya, ternyata semua yang berkumpul dimeja makan ini. Taeil, Jhonny, Taeyong, Yuta, Doyoung, Jaehyun, Winwin, Jungwoo, Mark, Haechan, Rere, Selly, serta Renjun, sedang menatapnya dengan tatapan yang Fa-Rae tidak tau apa artinya
"Ke-napa kalian menatapku seperti itu?" Tanya Fa-Rae, dan pertanyaan itu membuat orang-orang disekitar sadar dan mulai melanjutkan aktivitas makannya tanpa adanya obrolan yang terucap
"Ada apa sih? Aneh sekali" Fa-Rae kembali memakan makanannya tanpa memikirkan kejadian yang baru saja terjadi
•••VAMPIRE•••
"Disini?" Tanya Fa-Rae pada satu pelayan yang mengantarkannya kedepan pintu kamar ayah
"Iya disini, saya kembali ya putri" Ucapnya yang diberikan anggukan oleh Fa-Rae
Fa-Rae mulai mendekat ke arah pintu, dan mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu kamar ayah terlebih dahulu
-Tok tok tok-
Suara ketukan terdengar lumayan keras, dan Fa-Rae mendengar sahutan yang menyuruhnya masuk. Fa-Rae perlahan mulai membuka pintu tersebut, dan kembali menutupnya saat sudah berada didalam
"Kemarilah" Kata ayah yang memanggil Fa-Rae untuk mendekat kearahnya
"Ada apa ayah?" Tanya Fa-Rae yang sekarang sudah berdiri dihadapan ayah
"Kau pakailah ini, ini mahkota hampir sama dengan yang dipakai oleh Oh Ge Yoon dulu" Ayah menaruh satu mahkota ber-size besar diatas kepala Fa-Rae secara perlahan
"Ah, apakah aku harus mengenakannya setiap hari?" Tanya Fa-Rae yang bimbang
"Iya, mahkota ini menandakan bahwa kamu adalah putri dari kerajaan Richardern" Ucap ayah menjelaskan dan diangguki oleh Fa-Rae
"A-ayah" Panggil Fa-Rae ragu
"Iya? Apa ada yang mengganggu pikiranmu sayang?" Tanya ayah singkat
"Iya ayah, aku sebelumnya minta maaf atas kelancanganku jika menanyakan hal ini. Tapi aku sangat penasaran, putri Oh Ge Yoon itu siapa? Mengapa orang-orang mengatakan bahwa aku mirip dengan putri Oh Ge Yoon?" Tanya Fa-Rae pelan meragukan pertanyaannya yang akan dijawab
"Tidak apa-apa, mungkin kamu sangat sepenasaran itu seberapa miripnya kau dengannya?" Ucap ayah yang tersenyum simpul, membuat Fa-Rae lebih penasaran
"Oh Ge Yoon itu adalah putri dari raja sebelum ayah dinobatkan menjadi raja di era ini, singkat cerita ayah banyak menghabiskan waktu bersamanya hingga kita berdua saling mencintai satu sama lain. Kita melewati pemberkatan, dan dia melahirkan 10 anak-anak yang dikenal dengan marga keluarga Richardern itu. Namun naasnya takdir membuat dia merenggut nyawanya lebih cepat, ia jatuh dari balkon kamar ini saat ingin berjalan kembali kedalam kamar, dan seperti yang kamu lihat sekarang, kamar ini masih sama dan berada dilantai 3. Tentu kamu tau apa yang terjadi selanjutnya bukan? Iya, dia meninggalkan ayah sendirian disini, ayah membesarkan ke-10 anak itu hingga tumbuh menjadi anak yang tampan, baik, berwibawa dan berpendidikan. Ayah harap jika salah satu dari mereka melakukan hal yang tidak pantas, kamu harus segera memberitahunya kepada ayah. Agar ayah bisa memberikan hukuman, yang setimpal dengan kelakuan mereka" Cerita ayah dengan jelas dan disimak baik oleh Fa-Rae
"Kelanjutan dan tentang seberapa miripnya kamu dengannya atau tentang segalanya yang belum pernah kamu ketahui, bisa kamu baca dibuku ini" Ayah menyodorkan satu buku merah tebal yang Fa-Rae rasa semua keingintahuannya berada disana
"Jadi jika aku membacanya aku bisa mengetahui seberapa miripnya aku dengan putri Oh Ge Yoon?" Tanya Fa-Rae seraya mengambil buku tersebut dari genggaman ayah
"Iya, dan sekarang ayah lelah, dan ayah ingin istirahat" Ayah menghela nafasnya pelan
"Maaf mengganggu waktu istirahat ayah, aku pergi sekarang ya" Ucap Fa-Rae yang mendapati anggukan dari ayah, dan Fa-Rae segera pergi keluar menuju kamarnya
Selama Fa-Rae berjalan menuju kamarnya, ia menatap buku yang ia pegang sedari tadi. Fa-Rae merasa bahwa sampul dari buku ini tidak ada menariknya sama sekali, hanya warna merah yang diberikan tulisan 'Tresplaka' dengan garis dibawah tulisan itu
"Fa-Rae!!" Seru seseorang dari belakang tubuh Fa-Rae
Fa-Rae yang mendengar seruan namanya dipanggil pun membalikkan badannya, lalu menghela nafas pelan saat seseorang itu menghampirinya lebih dekat
"Ada apa?" Tanya Fa-Rae dengan nada bosan
"Owh, lihatlah apa yang ada diatas kepalanya" Goda Haechan yang menoel-noel dagu Fa-Rae
"Ish, jangan sentuh-sentuh. Cepatlah, ada apa?" Fa-Rae menolak sentuhan Haechan yang mencoleknya
"Uhm? Aku hanya ingin bersamamu" Ucap Haechan random seraya merangkul Fa-Rae, lalu melanjutkan jalannya
"Aku ingin istirahat, sudahlah jika tidak ada yang penting aku pergi" Fa-Rae melepaskan rangkulan Haechan lalu beranjak pergi
"Tunggu sebentar, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan" Sentak Haechan menahan pergelangan Fa-Rae
Fa-Rae menghela nafas, ia mempunyai firasat bahwa Haechan tidak akan membicarakan hal yang penting sama sekali
"Jadi begini putri Fa-Rae, soal pemberkatan mu bagaimana jika kau memilihku?" Tanya Haechan yang menautkan kedua lengannya diatas kedua pundak Fa-Rae
"Apakah ini penting?" Tanya balik Fa-Rae
"Tentu ini penting, ini akan berdampak pada masa depanmu bukan?" Haechan memberitahu Fa-Rae tanpa mengganti posisinya
"Bukankah ayah menyuruh kalian untuk bersaing secara sehat?" Fa-Rae sedikit memajukan wajahnya seperti mengintimidasi Haechan
"Iya aku tau, tapi bukankah dengan kau memilihku itu akan membuatnya lebih cepat selesai?" Simple Haechan yang memberikan masukan
"Oh begitukah? Apa aku harus memilihmu?" Tanya Fa-Rae yang memajukan wajahnya sedikit lagi, terlihat wajah Haechan yang mendadak nervous
"Kalau begitu--" Henti Fa-Rae yang menatap vampire didepannya intens
"Berkhayal lah!!" Lanjut Fa-Rae sambil memukul dahi Haechan menggunakan buku yang dipegangnya, lalu meninggalkannya sendirian dilorong
"Hey! Awh" Haechan yang melihat Fa-Rae pergi pun lebih mementingkan dahinya itu yang terkena pukulan buku cukup tebal, sakit sekali rasanya
•••VAMPIRE•••
"Haechan, kenapa dahi mu itu? Kenapa bisa biru?" Tanya Renjun yang tidak nyaman, karena Haechan selalu memegangi dahinya saat sedang makan
(TBC)
KAMU SEDANG MEMBACA
vampire × nct ¹²⁷ (end)
VampireSebuah kisah cinta yang tercatat dalam buku merah berjudul 'Tresplaka' itu, terjalin kembali setelah beribu-ribu tahun lamanya terkubur. Namun, mereka terjebak dengan takdir yang sama Apakah mereka mampu mengubah takdirnya? "Maafin gue yang harus me...