Happy Reading"Kalo gue sama mereka nanti bakal nyasar ke kelompok mereka, udah yuk kasian Fa-Rae gak mulai-mulai" Karina akhirnya menarik tangan Rere dan Fa-Rae bisa memulai ketrigger-nya dalam merakit tenda
Setelah anggota kelompoknya menghilangkan Fa-Rae menjatuhkan rakitan-rakitan yang ada ditangannya
"Hey bodoh, mengapa tidak menerima bantuannya saja" Batin Fa-Rae seraya memukul kepalanya sendiri
"Baiklah, mari kita mulai" Fa-Rae mengambil satu rakitan, dan mengambil bahan tenda
Saat ingin memasukkan rakitan kedalam bahannya, ia berhenti. Apakah ini benar pikirnya, bagaimana jika setelah dimasukkan rakitan tersebut tidak bisa dikeluarkan kembali
Fa-Rae memutuskan untuk mencari cara di internet, jadi ia meletakkan rakitan tersebut dan mengambil handphone miliknya dari dalam tas, lalu membuka aplikasi Google dan mencari "Cara merakit tenda dengan benar" dikolom pencarian
Namun sialnya, dia baru sadar saat mensearch pernyataan tersebut. Fa-Rae baru sadar bahwa ia kini di sekitaran hutan, dan singal di handphonenya bahkan hanya satu. Hampir saja Fa-Rae melempar handphonenya, karena saking kesalnya
"Ahk gimana dong!?" Gerutu Fa-Rae yang mengelilingi tendanya yang belum terakit sama sekali
"Besar banget lagi" Kesal Fa-Rae yang kembali ke tempatnya lalu hanya menatap tenda tersebut, ia sangat berharap setelah ia memejamkan matanya tenda tersebut akan terakit dengan sempurna
Ia memejamkan matanya lalu ditutupi juga oleh kedua tangannya, menghitung dari satu sampai sepuluh. Ketika Fa-Rae sudah mencapai angka sepuluh ia membuka matanya kembali, dan sangat tersentak
"HUA MAMAH" Fa-Rae memalingkan wajahnya dan terjatuh tersandung sesuatu kebelakang karena mendapati wajah seseorang yang menatapnya dari dekat
"Awh" Bagian bokong Fa-Rae terhentak keras ditanah tapi terjatuh diatas akar-akar pohon yang besar menjulur diatas tanah
Yang menyebabkan kejadian tersebut hanya terkekeh pelan, dan menatap Fa-Rae dengan miris dibawah situ
"Ketawa aja lo, tanggung jawab! Aduh shh" Kesal Fa-Rae karena ditertawakan dan mengadu kesakitan lagi
"Apa yang harus gue lakuin kalo gitu?" Tanyanya dengan selingan kekehan
"Tarik" Fa-Rae mengulurkan tangannya keatas mengarah ketangan pelaku tersebut
"Tapi tangan lo bersih kan?" Tanyanya yang menatap tangan Fa-Rae dahulu
"Gak, banyak kuman" Fa-Rae yang lama menunggu uluran tangannya terambil pun pasrah, dan berdiri sendiri
Tapi baru saja Winwin ingin mengulurkan tangannya, Fa-Rae sudah berusaha berdiri. Karena Fa-Rae berdiri tapi tangan Winwin terulur, jadi tangan Winwin menabrak kepala Fa-Rae dari bagian atas
Fa-Rae yang kaget pun terheran-heran
"Kenapa dia malah megang kepala gue?" Batin Fa-Rae seraya menatap Winwin dengan aneh
"Tangan lo" Fa-Rae yang menyadarkan Winwin pun berbicara dengan nada menyinggung
"Maaf banget, gue gak sengaja tadi" Winwin menarik tangannya lagi dan menundukkan wajahnya menatap tanah dibawahnya
"Ayo cepat minta maaf" Pinta Fa-Rae sekali lagi
"Tadi? Itu kan udah" Tanya Winwin kaget, dan mengira bahwa Fa-Rae orang yang gila maaf
"Yang tadi permintaan maaf untuk kepala gue kan? Lo belum minta maaf udah ngagetin gue sampe jatoh" Fa-Rae berlalu melewati Winwin, mendekat kembali kearah tenda nya
"Yaudah gue minta maaf sekali lagi, maaf ya" Winwin mengikuti langkah Fa-Rae dari belakang dan berhenti ketika Fa-Rae berhenti juga
"Yaudah sebagai permintaan maaf lo, lo harus rakit tenda ini" Canda Fa-Rae, tapi
"Oke" Winwin mengambil satu rakitan dan siap dimasukan kedalam bahannya, ia menganggap bahwa perkataan tersebut adalah permintaan
"Eh, gue cuman bercanda!" Tegas Fa-Rae yang merasa bersalah
"Memang lo bisa ngerakitnya?" Tanya Winwin yang sebenarnya ingin membantu karena ia tau bahwa Fa-Rae tidak bisa merakitnya
Fa-Rae terdiam
"Kak winwin, itu dipanggil" Haechan menghampiri kediamannya Winwin dan Fa-Rae lalu memperhatikan mereka berdua dengan bergantian
Winwin menoleh kearah belakang, apalagi yang mengganggunya saat ingin merakit tenda pikirnya
"Haechan? Gue lagi bantu Fa-Rae rakit tenda nih" Winwin mengucapkan alasannya, tanpa ingin mengetahui siapa yang memanggilnya
"Tapi lo harus tau dulu siapa yang manggil" Saat Haechan berbicara ia sedikit melirik Fa-Rae membuat Winwin curiga
"Dimana orangnya?" Winwin berdiri melepaskan tangannya yang berniat disibukkan
"Tenda pembina" Jawab Haechan tanpa ragu
"Yaudah gue kesana sebentar, Haechan lo bantuin Fa-Rae rakit tendanya ya" Winwin berlalu tidak mendengar jawaban dari Haechan terlebih dahulu
Suasana mendadak sepi. Canggung
"Gue bantuin ya" Haechan mengambil satu rakitan bagian depan, setelah melihat Fa-Rae mengangguk walau tidak bersemangat
Langkah Fa-Rae berjalan mendekati Haechan, lalu berjongkok disebelahnya yang sedang fokus merakit tenda milik kelompok Fa-Rae
"Sebenernya gue gak bisa ngerakit tenda, lo bisa ajarin gue?" Tanya Fa-Rae ragu-ragu dan memelankan suaranya
Haechan menoleh kepada Fa-Rae, dan Fa-Rae langsung berucap kembali
"Biar cepet selesai, gue gak ada niatan lain ya!" Fa-Rae beralih mengambil satu rakitan dan menunjukkannya kepada Haechan, mengode bahwa apa yang harus dia lakukan
"Biar gue jelasin, yang ada teksturnya itu masukin menghadap dalam tenda, kalau yang lurus aja masukin menghadap keluar tenda. Kalau di ujungnya ada per berarti itu rakitan yang belakang, kalau besi semua itu bagian depan" Jelas Haechan yang menunjukkan satu-satu benda yang ia maksud agar Fa-Rae paham
"Terus masukinnya gimana?" Tanya Fa-Rae yang menatap Haechan, tapi malah tatapannya bertemu secara cepat
"Kaya biasa aja kan?" Fa-Rae memalingkan wajahnya dengan cepat juga dan mengambil satu rakitan untuk dimasukan kedalam bahannya
"Iya bener" Haechan menanggapinya dengan ragu-ragu, karena tersadar bahwa ia tertangkap basah memandangi Fa-Rae dari jarak dekat
15 menit hening, rakitan yang banyak kini menipis, waktu semakin tampak sore dan kini masih tersisa 3 buah rakitan untuk bagian depan. Jangan lupakan Ryujin, Jennie, Karina, Rere, serta Winwin, mereka masih pergi entah kemana, dan entah kapan kembali. Fa-Rae dan Haechan masing-masing fokus pada rakitannya, namun saat Haechan mengambil satu rakitan lagi ia tersadar bahwa ada liontin yang familiar tergantung dileher Fa-Rae
Benar-benar sangat familiar, sepertinya ia juga mengenal pemilik liontin tersebut. Haechan berniat menanyakannya, sekarang juga. Ia tidak sabar menunggu jawaban dari mulut Fa-Rae
"Fa-Rae" Panggil Haechan yang langsung mendapat deheman dari lawan bicaranya diseberang sana
"Liontin lo?-- Itu punya lo?" Haechan menanyakan intinya secara jelas dan singkat
"Iya, punya gue" Jawab Fa-Rae yang melirik liontin dilehernya
"Lo beli sendiri apa dikasih oleh seseorang?" Tanya Haechan yang benar-benar menghentikan aktivitas yang sebentar lagi akan selesai
(TBC)
KAMU SEDANG MEMBACA
vampire × nct ¹²⁷ (end)
VampireSebuah kisah cinta yang tercatat dalam buku merah berjudul 'Tresplaka' itu, terjalin kembali setelah beribu-ribu tahun lamanya terkubur. Namun, mereka terjebak dengan takdir yang sama Apakah mereka mampu mengubah takdirnya? "Maafin gue yang harus me...