Happy Reading"Gue gak pake apa-apa, jadi gue gak memiliki wangi apapun" Fa-Rae hendak pergi namun kedua tangannya tetap ditahan oleh Rere dan Selly yang semakin diluar kondisi
"Lo mungkin udah faham kenapa gue bawa lo kesini" Rere menatap sekitar, entah apa yang ia pastikan
"Hal penting?" Tanya Fa-Rae acuh
"Lo pasti tau, kalo kita kesini selalu membicarakan hal penting kan?" Selly menjawab namun seperti memastikan kembali
"Terserah, jadi ada apa?" Fa-Rae melipat tangannya didepan dada, menunggu apa yang akan dikatakan oleh keduanya
Keduanya saling bertatapan lalu tidak lama mereka menunduk bersama, Fa-Rae tambah dibuat penasaran oleh mereka yang semakin berperilaku aneh
"Cepatlah, ada apa!?" Fa-Rae kini menaikan intonasi bicaranya
"Mungkin lo gak bakal percaya sama apa yang kita omongin, gw bener-bener minta maaf" Selly kini menjatuhkan dirinya, berlutut lemas
"Aneh!" Fa-Rae berusaha pergi karena sudah muak dengan penjelasan mereka yang semakin lama semakin aneh
"Tunggu! Kita berbicara sebentar lagi" Rere menahan tangan Fa-Rae yang sudah keluar dari kepungan mereka
"Kalo mau ngomong yang jelas, gue gak paham" Fa-Rae menunggu satu suara terdengar di telinganya
"Gue sama Selly bener-bener minta maaf udah gak percaya sama lo, tapi" Rere menghentikan kalimatnya membuat obrolan itu menggantung
"Apa?" Desak Fa-Rae keras
"Kita berdua udah sama seperti mereka" Selly melanjutkan ucapan Rere yang terhenti tadi
"Hahaha, lucu" Fa-Rae tersenyum lalu tertawa pelan
"Fa-Rae, gue serius!" Selly kini mengecilkan suaranya tapi berbicara dengan nada serius
"Terus, gue harus percaya gitu?" Tanya Fa-Rae yang kini mengubah ekspresinya menjadi datar
Rere dengan cepat menangkup pipi Fa-Rae, ia mengarahkannya kehadapan wajah miliknya. Lalu Rere melepas pegangannya dan membuka sedikit mulutnya, tertampak taring yang sedikit panjang dibandingkan dengan manusia biasanya. Fa-Rae hanya tercekat melihat itu
"Rere, kondisikan pikiran lo!" Tegas Selly yang kini mendekat juga
Fa-Rae mengalihkan pandangannya kearah Selly, taring Selly terlihat sedikit demi sedikit memanjang dari ukuran awal. Fa-Rae benar-benar bingung ini adalah tanda apa
"Ahh, gue bodoh banget. Malah mendekat ke arah lo" Selly sedikit terkekeh, lalu menangkap kepala Fa-Rae dengan cepat
"Selly, gue rasa gue beruntung. Memang seharusnya gue gak pake gelang itu, gue bakal menikmati waktu ini" Rere menatap Selly seperti sedang menunggu jawaban dari lawan bicaranya
"Oh ya? Sama dong? Gue ngerasa beruntung juga walaupun gelang itu ada di saku gue, sekarang lo udah tau kan identitas kita? Dan- ya lo tau apa yang bakal gue lakukan pertama-tama?" Selly pada awalnya menjawab kalimat Rere, lalu ia beralih kepada Fa-Rae yang benar-benar ada disisinya
"Bercanda lo bikin gue takut tau gak!? Berhenti, dan lepasin gue sekarang" Fa-Rae berusaha melepaskan tangan Selly yang kini sedang memiringkan kepalanya, namun cengkraman Selly malah semakin kuat
"Hahahaha, lepasin katanya? Bahkan ini belum ada apa-apanya" Rere menggosokkan jarinya di area leher Fa-Rae dengan lembut
Fa-Rae masih berusaha mencoba pergi, saat ia terlepas dari cengkeraman Selly malah Rere yang menahannya dari belakang. The real 2 lawan 1
"Pasrah aja, setelah itu lo akan terbebas dan kita juga gak perlu ngincar lo lagi" Rere kini menahan badan Fa-Rae dari belakang, dan Selly mendekat kedepan wajah Fa-Rae
"Tapi sepertinya tidak seperti yang lo omongin, darah murni dia lebih banyak dibanding kita. Jadi, mungkin lo bakal mati karena semua darah murni lo bakal gue ambil" Selly berucap lalu melanjutkan kalimatnya yang terpeleset
"Ups, sorry. I mean we" Selly tersenyum kecil lalu berposisi seperti akan menancapkan taringnya di leher Fa-Rae yang sudah ditahan oleh Rere
-Tak-
Sejujurnya Fa-Rae sudah merasakan tajamnya taring Selly itu, namun Selly malah terpental kebelakang yang membuat jarak awal semakin jauh
"Winwin! Lo apa-apaan sih?!" Rere kini berlari kearah Selly dan membantunya untuk berdiri
Benar, Winwin baru saja menepis badan Selly yang hampir membunuh Fa-Rae. Tidak paham apa moralnya, tapi yang pasti mimik wajah Winwin terlihat khawatir dicampur dengan amarah
Setelah Winwin menepis badan Selly, ia menarik tangan Fa-Rae agar bisa terlepas dari serangan kedua orang tersebut. Winwin menarik Fa-Rae kebelakang tubuhnya yang lebih besar dibandingkan dengan Fa-Rae, ia berfikir ia bisa menjadi tameng pada saat ini
Selly yang baru bangun dengan bantuan Rere pun langsung menyerang Winwin dengan kekuatannya, bahkan Rere turut menyerang Winwin membantu Selly dalam kelompoknya. Fa-Rae hanya terpaku dengan pemandangan didepannya
Sekitar 8 menit mereka bertarung dengan sengit, bahkan waktu terasa sangat lambat ketika Fa-Rae memperhatikan gerakan-gerakan Winwin yang tampak lincah dan gesit terhadap serangan bangsanya sendiri
Jelas Winwin menang, Winwin menetap di bangsa vampire lebih lama dibandingkan Selly dan Rere. Faktor lainnya juga adalah karena Winwin laki-laki, kekuatan yang ia miliki jelas lebih kuat dibandingkan dua orang perempuan yang baru saja bergabung dengan bangsanya
Setelah Winwin selesai menyerang Selly dan Rere yang kini terkapar lemah, ia langsung mendekat kearah mereka. Winwin merogoh saku rok Selly yang membuatnya menemukan sebuah gelang sama seperti yang ia pakai saat ini, Winwin langsung memakaikannya dipergelangan tangan Selly dan ia beralih ke sisi Rere, ia membuka gelang miliknya yang kini ia kaitkan pula dipergelangan tangan Rere
"Lo ngerasa hebat banget melawan bangsa lo sendiri?" Tanya Rere pelan masih sambil memejamkan matanya kelelahan, dan mengatur nafasnya yang memburu
Winwin terkekeh
"Lo gak sadar, sebenernya lo berdua yang nyerang gue duluan" Winwin berdiri lalu meletakkan kedua tangannya kedalam saku celana sekolah yang ia pakai
Winwin berbalik ketika tidak mendengar kata-kata dari mulut Rere dan Selly lagi, pandangannya seketika lemah saat menangkap Fa-Rae yang masih menatap kearah tempat mereka saling melawan tadi. Winwin berjalan mendekat, beberapa hari lalu ia membaca ulang teknik untuk melawan hawa nafsu darah murni yang tertulis jelas di buku Tresplaka
Flashback on
In Richardern House (Winwin Room)
Winwin sedang menikmati malam dengan angin yang sangat kencang dibalkon kamarnya, Winwin terusik ketika mengingat buku yang ia bawa keluar dari kamarnya, tidak jauh bahkan bukan ia bawa keluar dari kamarnya
Winwin menoleh kesisi kanan, menemukan buku merah maroon berjudul Tresplaka diatas kursi yang kosong, ia pun beralih mengambil buku tersebut dan membuka daftar isi dari yang tertera dihalaman kedua
"IX.Hawa Nafsu.......................... (685)"
Lantas Winwin langsung membuka halaman yang sudah ditunjukan oleh daftar isi tersebut, ia membaca cara-cara nya dengan teliti, sayangnya ia tidak bisa mempraktekkannya ketika tidak ada mangsa disekitarnya
"Rasanya sangat berat ketika harus melakukan semua yang memang kewajiban ku" Winwin menutup bukunya kasar dan melempar buku tersebut kedalam kamar dengan sembarangan
Sepertinya Winwin sangat muak dengan apa yang sudah ia baca berulang-ulang kali, didalam buku yang sama
Flashback off
(TBC)
KAMU SEDANG MEMBACA
vampire × nct ¹²⁷ (end)
VampirSebuah kisah cinta yang tercatat dalam buku merah berjudul 'Tresplaka' itu, terjalin kembali setelah beribu-ribu tahun lamanya terkubur. Namun, mereka terjebak dengan takdir yang sama Apakah mereka mampu mengubah takdirnya? "Maafin gue yang harus me...