Sebuah kisah cinta yang tercatat dalam buku merah berjudul 'Tresplaka' itu, terjalin kembali setelah beribu-ribu tahun lamanya terkubur. Namun, mereka terjebak dengan takdir yang sama
Apakah mereka mampu mengubah takdirnya?
"Maafin gue yang harus me...
"Mau dibantu olehku saja?" Tanya Doyoung dari belakang tubuh Fa-Rae
"Lo gila? Gak!" Tegas Fa-Rae yang langsung kembali berjalan dilorong, diikuti beberapa pelayan yang dari tadi berdiam diri
-Sret-
"Putri, kamar putri disini" Salah satu pelayan dibelakang Fa-Rae meraih tangan Fa-Rae, lalu memberhentikannya tepat disatu pintu cantik dan lumayan tinggi
"Baik, terimakasih. Aku akan bersih-bersih segera" Fa-Rae hendak pergi kedalam kamarnya, namun masih tertahan
"Tapi putri, itu memang sudah tugas kami untuk melayani putri" Ujar salah satu pelayan yang lain
"Aku bisa sendiri, terimakasih" Fa-Rae tersenyum ketiga pelayan tersebut
"Putri, jika bisa dikatakan baju yang putri kenakan akan rumit di bagian belakang. Jadi saya harap putri hanya perlu mengikuti kami" Pelayan yang terlihat sudah berumur berucap, tapi Fa-Rae tetap saja teguh
"Jika aku kesulitan, aku akan memanggil kalian. Jadi sekarang kalian bisa mengurusi urusan lain terlebih dahulu--" Ucap Fa-Rae yang ingin segera masuk kedalam kamarnya, namun terhenti karena ada suara yang menyahutinya
"Iya benar, biar nanti saya saja yang membantunya" Suaranya terdengar familiar ditelinga Fa-Rae
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tapi putri Rere seharusnya membangunkan pangeran Jaehyun" Ucap pelayan disana yang ragu ingin meninggalkan mereka
"Saya sudah lakukan itu, jadi biar saya yang membantunya. Mari" Rere langsung berjalan menarik Fa-Rae kedalam kamar yang dari tadi belum dibuka sedikitpun
Fa-Rae hanya mengikutinya, karena masih tercengang dengan Rere. Tercengang oleh nada bicaranya, formalnya, serta keanggunannya saat ini. Rere terlihat sangat cantik, tidak dipungkiri oleh siapapun yang akan melihatnya
-Cklek-
"Re, lo--" Fa-Rae yang sudah satu ruangan dengan Rere memulai pembicaraan dengan biasa kepadanya, namun terpotong
"Shut, udah cepat siap-siap. Biar gue yang atur pakaian, riasan, dan lain-lainnya" Rere mendorong Fa-Rae pelan kearah kamar mandi yang ada didalam kamar tersebut, dan nada bicaranya mulai seperti biasa kembali
"Tapi Re, kenapa lo bisa disini? Dan penampilan lo, beda jauh sama Rere yang gue kenal" Fa-Rae masih berusaha bertanya tentang keberadaannya dan penampilannya yang tidak disangka-sangka
