Happy Reading"Aku turut berduka atas hubungan kalian, dan tentang Jaemin. Tapi untuk mengobati rasa rindu kamu, aku tidak bisa memberi tahu seberapa cintanya Jaemin kepadamu" Ucapan Renjun membuat Fa-Rae menatapnya takut, apa Jaemin tidak memiliki rasa apapun kepadanya pikir Fa-Rae
"Jaemin tidak memiliki rasa apapun ya?" Tanya Fa-Rae ragu, dan sudah takut mendengar jawaban dari Renjun yang mewakili
"Hah" Hela nafas panjang dari Renjun terdengar seperti helaan nada kewalahan
"Jika dikadarkan dengan kadar rasa cinta seseorang pada umumnya, cinta tersebut hanya akan memenuhi satu gelas berukuran besar, yang akan kepenuhan jika diisi oleh air yang tidak sesuai dengan volume gelasnya. Coba aku tanya, jika kamu yang mengalirkan air itu, dan gelas sudah tidak ada ruang untuk menampung. Apa yang bakal kamu lakukan?" Tanya Renjun simple
"Euhm, mungkin aku akan mematikan aliran air tersebut" Jawab Fa-Rae, yang semakin senang jika diceritakan oleh Renjun tentang Jaemin
"Beberapa orang berfikir begitu, tapi tidak dengan Jaemin. Jaemin memiliki kadar cinta sebesar danau, mungkin lebih besar dari itu. Jaemin juga tidak akan mematikan aliran air tersebut, ia akan membuat cintanya mengalir setiap hari kepada seseorang yang dia cintai" Tutur Renjun yang menatap Fa-Rae lembut
Fa-Rae mematung mendengar pengakuan rasa yang Jaemin rasakan, saat sedang bersama dengannya. Ingin sekali Fa-Rae peluk Jaemin dengan erat, tapi ia sudah harus mengikhlaskannya pergi. Setidaknya raga nya masih bisa Fa-Rae lihat mulai dari hari ini, mengurangi rasa yang Fa-Rae rasakan semenjak kehilangannya
"Kau tau? Aku sangat-sangat kewalahan jika Jaemin memberikan rasa kepadaku, terlebih jika ia memberikan memori-memori bersamamu. Aku ingin sekali memelukmu erat dan tidak akan pernah melepaskannya lagi, tapi semua tidak bisa dihindari. Aku tetaplah Renjun, bukan Jaemin yang selalu ada untukmu sejak awal" Renjun mengakhiri perasaan Jaemin yang mengganggunya akhir-akhir ini
"Terimakasih sudah memberitahu aku tentang Jaemin, yang terlalu tertutup terhadap perasaannya" Fa-Rae tersenyum menatap Renjun
"Tidak masalah, aku juga lega bisa mengeluarkan rasa yang Jaemin pendam selama itu" Jawab Renjun
Hening selama beberapa menit diantara keduanya, mereka masih takut untuk bertanya satu sama lain
"Euhm, aku boleh bertanya sesuatu?" Renjun kembali menatap Fa-Rae yang kini kaget dengan percakapan yang tiba-tiba
"Oh, boleh. Tanyakan saja" Jawab Fa-Rae santai, masih berdiri berhadap-hadapan dengan Renjun
"Kamu sudah, euhm-- menjadi bangsa kami?" Tanyanya ragu-ragu
"Maksudnya?" Tanya Fa-Rae balik, ia tidak mengerti dengan pertanyaan Renjun
"Bangsa vampire" Jelas Renjun dengan sekali lontaran
"Sepertinya tidak, kenapa?" Tanya Fa-Rae yang sedikit bingung
"Oh, begitukah? Aku melihat ada bekas gigitan dibagian lehermu, aku kira kamu sudah berubah" Jawab Renjun yang menoleh untuk melihat leher Fa-Rae
"Bukankah ini luka?" Tanya Fa-Rae takut, seraya menyentuh lehernya
"Ini gigitan Fa-Rae, bukan luka" Renjun beralih memperhatikan leher Fa-Rae lebih detail
"Jadi--" Fa-Rae membeku setelah Renjun menginformasikan yang sebenarnya sudah terjadi, namun Fa-Rae menoleh saat mendengar suara sautan dari arah belakang
KAMU SEDANG MEMBACA
vampire × nct ¹²⁷ (end)
VampireSebuah kisah cinta yang tercatat dalam buku merah berjudul 'Tresplaka' itu, terjalin kembali setelah beribu-ribu tahun lamanya terkubur. Namun, mereka terjebak dengan takdir yang sama Apakah mereka mampu mengubah takdirnya? "Maafin gue yang harus me...