"5 menit lagi jam 12 siang, pertemuan akan dimulai. Haah karena pertemuan ini terpaksa aku membatalkan jadwal latihan cerdas cermatku" ujar jiro sembari melihat ke arah jam tangannya.
Jyushi yang duduk disamping jiro menghela nafas kesal "huh murid kebanggan sekolah memang beda. haah sial! Jika saja pertemuan ini tidak wajib! Dan juga kenapa kau menjemputku sih jiro! Aku masih ingin membantai mereka"
"kau ini.. Padahal kau salah satu ketua divisi.. Jika kau seperti ini terus mungkin dice-sama akan mengambil micmu" nasehat jiro, namun yang dinasehati mengalihkan pandangan tidak peduli.
Tak lama kemudian datanglah samatoki dan sasara. Samatoki langsung menyapa mereka berdua ceria "hai jiro-kun! Wah Jyushi-kun! Apa aku berhalusinasi? Tumben kau datang awal. Ne sasara, periksa ramalan cuaca! Mungkin saja sebentar lagi akan turun salju!" ledek samatoki, jyushi terlihat kesal.
Sasara mengabaikan ucapan samatoki, dia lalu menyapa jiro dan jyushi kalem "halo jiro-kun, jyushi-kun"
Jyushi hanya berdeham sebagai balasan. Jiro memandang mereka berdua hormat "ah halo juga samatoki-san, sasara-san"
"jiro-kun! Sudah kubilang panggil aku sachan saja! Kau terdengar seperti orang asing jika memanggilku seperti itu!" kesal samatoki.
"samatoki, hentikan sifatmu itu, kau sudah berumur 25 tahun, bersikaplah dewasa" ujar sasara mengingatkan.
Samatoki cemberut menggelembungkan pipinya sebal "aah~ kau sama sekali tidak menyenangkan sa-kun! Coba saja kau lebih humoris, kuyakin kau akan menjadi comedian populer!"
Sasara melihat samatoki annoyed. Jiro hanya terkekeh melihatnya. Beberapa menit kemudian datanglah doppo dan dice.
"Kalian berdua lama sekali sial! Pasti si pak tua merah itu menyetir dengan kecepatan kura-kura" sapa jyushi 'sopan'
Doppo terlihat kesal "..bocah ini.. Seperti biasa sopan sekali ucapanmu dasar berandal brengsek"
Jyushi dan doppo terlihat bersiap bertengkar, namun dice menghentikannya "doppo-san, hentikan. Jyushi-kun, minta maaflah ke doppo-san. lain kali bersikaplah sopan atau kau lebih suka belajar sopan santun di penjara anak? Sepertinya semua keluhan tentangmu cukup bisa kujadikan bukti"
"cih apa ini yang orang dewasa lakukan? Menyalahgunakan kekuasaan? Dasar kalian berdua orang pemerintahan sial. Btw aku tidak akan meminta maaf kepada pak tua berambut merah itu" kesal jyushi.
"anak brengsek..."
Jyushi menyeringai ke arah doppo "heh apa kau mau mengadu ke kakak sepupumu si ichijuku? Huhu kakak ada anak nakal yang menggangguku~"
"bocah sial!-"
Doppo ingin menyerang, begitupun jyushi yang telah bersiap dengan micnya. Namun mereka dihentikan oleh jiro dan sasara. Samatoki malah menyemangati mereka untuk kembali bertengkar. Dice hanya terkekeh melihatnya.
"nah semua, mari kita mulai rapat ketua divisi" ujar dice. Mereka lalu melapor tentang keadaan wilayah mereka.
"ah sebelum aku lupa, lab menciptakan sebuah mic jam tangan. Aku ingin kalian memakainya" dice lalu menyerahkan jam tangan masing-masing kepada mereka.
2 jam kemudian rapat selesai, namun tiba-tiba ruang rapat mereka dimasuki seorang laki-laki dan perempuan dengan seragam chuoku.
Dice merasakan firasat tidak enak, begitupun dengan yang lain. Mereka diam-diam menyiapkan mic mereka "beraninya kalian memasuki ruang rapat? Apa yang ingin kalian lakukan" tanya dice
Lelaki itu yang pertama berujar "maafkan atas gangguannya, tuan perdana mentri dan juga para pemimpin divisi"
"tapi maaf, kehidupan kalian akan berakhir sekarang" ujar wanita tersebut menyeringai lebar sembari mengaktifkan micnya, begitupun lelaki tadi.
Sedetik setelah wanita itu berujar jyushi dan doppo langsung melemparkan serangan kearah mereka.
"heh akhirnya ada hal yang menyenangkan/pelepas stress" ucap jyushi dan doppo bersamaan sembari menyeringai.
Namun mereka berdua terkejut karena serangan tadi tertahan oleh kubah pelindung yang dikeluarkan oleh mic sang lelaki.
Samatoki menyerang dibantu oleh sasara. Namun kubah tersebut tidak tergores sedikitpun "cih kubah itu terlalu kuat!" ujar samatoki kesal. Bahkan dengan skill spesialnya kubah itu tetap tidak tergores.
Dice dan jiro ingin menyerang namun tiba-tiba tubuh mereka semua tidak bisa bergerak.
"heh tidak akan kubiarkan tuan perdana menteri melakukan serangan. Hoi cepat lakukan itu!" teriak si pria sembari merampas satu-satu mic mereka.
Sang wanita melangkah mendekat lalu mulai mengaktifkan micnya, namun bukannya lantunan rap yang terdengar, wanita itu menyanyi dengan suara ballad.
Mereka semua berusaha bergerak namun tiba-tiba kesadaran mereka perlahan menghilang.
"ti-tidak.. Apa.. Apa yang kalian lakukan..!?" tanya jiro masih berusaha sadar.
Wanita tersebut melihat jiro dengan pandangan merendah "hmm baiklah karena sebentar lagi kau akan mati, aku akan memberitahumu. Kami ingin menguasai jepang"
"Menyingkirkan kalian adalah langkah awal" lanjut lelaki itu.
Namun tanpa diduga, dalam keadaan setengah pingsan dice mulai mengaktifkan mic jam tangannya. dia lalu menyanyikan rap dan mengaktifkan skillnya. Musuh tentu saja panik, Namun serangan tidak kunjung datang. Skill dice ternyata mengincar teman-temannya.
'aku tidak tau apa fungsi mic terbaru ini.. Tapi.. Kuharap nyawa mereka semua tidak dalam bahaya..' batin dice sebelum pingsan.
"Ah kita terlambat, tuan dice-sama sudah menggunakan mic itu" ujar seorang lelaki bermata cyan.
"ahh gawat. mic aneh yang bisa mengirim jiwa ke tempat lain, yah walau masih tahap percobaan tapi aku yakin nyawa mereka aman. Walau tidak di dunia ini tentu saja" ujar wanita berambut hitam.
"nah mereka sudah terjamin aman. Mari kita amankan tubuh perdana mentri dan para ketua divisi, lalu kita urus kedua pengkhianat itu" ujar wanita berambut bob blonde dengan ekspresi geram.
Lelaki bermata emerald kemudian berkata sesuatu yang membuat mereka semua terdiam"yang pasti, jika kita ketahuan telah membuat mic dengan fungsi seperti itu, aku yakin setelah tuan dice sadar dia akan memecat kita"
"aah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
another me!? (On Hold)
Fanfictionjiro, samatoki, dice, doppo, sasara dan jyushi. 5 orang pria yang berbeda divisi kini mengalami hal yang sama. jiwa mereka tertukar ke dimensi hypnosis mic asli gara-gara sebuah hypnosis mic . bagaimana perjuangan mereka untuk kembali ke asal dimens...