warning

177 34 1
                                    

(gw gatau kenapa bab ini ke unpublish sendiri, pas dipublish malah kepublish revisi yang lama.. maaf untuk ketidaknyamanannya)

Tersekap di ruangan yang begitu gelap, dengan satu lampu di atas sebagai satu-satunya penerangan, walau cahayanya tidak cukup untuk menerangi seisi ruangan.

Di bawah lampu itu, terduduk seorang remaja bertopi yang sedang pingsan, dia di dudukan di sebuah kursi dengan tali yang mengikat seluruh tubuhnya, tak lupa borgol tangan di arahkan ke belakang kursi.

Sementara pemuda itu sedang pingsan, sebuah suara terdengar memanggil di dalam kepalanya 'hoi, bangun!' panggil sebuah suara dari dalam kepalanya.

Suara itu berkali-kali menyuruhnya bangun, namun tetap saja pemuda bertopi itu tidak kunjung sadar.

Suara di kepalanya terdiam frustasi, memikirkan cara agar pemuda itu bangun 'cih aku tidak percaya akan mengatakan ini... Hoi jiro! Bangun!!' ujar suara itu lagi.

Seperti sebuah arus listrik yang menghantam, Seketika jiro terbangun saat namanya terpanggil, dia melihat sekitar dengan bingung 'ini.. Di mana?'

'akhirnya kau bangun juga' ujar suara itu kembali.

Jiro terkejut mendengar suara yang berada dalam kepalanya, dia lalu berkonsentrasi untuk mengakses ke alam bawah sadarnya agar bertemu (jiro) 'kau.. (jiro)? Jadi kau yang membangunkanku... Apa kau tau kita berada dimana?' tanyanya, berusaha mencari informasi.

(jiro) menggeleng 'entahlah, aku hanya bisa melihat apa yang kau lihat. Selama kita diculik matamu terpejam, jadi..' ujar (jiro) menggantung.

Jiro terdiam paham, intinya keduanya tidak tau mereka sedang berada di mana. Jiro memandang sekitar, ruangan dia berada begitu gelap, satu-satunya penerangan hanya lampu yang berada di atasnya, lampu itupun masih tidak cukup terang untuk menerangi ruangan tersebut.

Ini gawat... Pertama pemerintahan dimensi ini sudah mencurigai mereka, dan lebih gawatnya lagi dirinya tertangkap... 'apalagi ichijiku-neesan... Kenapa dari seluruh anggota chuoku, aku harus ditangkap ichijiku-neesan?!'

(jiro) terlihat tertarik mendengarnya 'kau kenal dengannya? memangnya ichijiku di duniamu juga menyeramkan dan galak?' tanya (jiro) penasaran.

Jiro menggeleng 'tidak.. Dia adalah orang yang menyenangkan. Tapi ini di dimensi dimana semua sangat bertolak belakang dengan dimensiku, pasti ichijiku-neesan sangat berbeda..'

Saat jiro masih sibuk dengan pikiran bawah sadarnya, Tiba-tiba pintu terbuka, terlihatlah ichijiku memasuki ruangan dengan wajah angkuhnya, lalu dia melihat jiro dengan seringai remeh "heh, anjing kecil akhirnya sudah sadar? Kau mendengar terlalu banyak, Saatnya terima hukumanmu"

Belum sempat jiro memahami perkataannya, Tiba-tiba datang 'ramuda' sambil memegang hypnosis mic. Jiro membulatkan mata tak percaya saat menyadari mic apa yang dipegang 'ramuda'.

Itu adalah Hypnosis mic yang sebenarnya.

"... Ini gawat..." gumam jiro waspada.

"heh ada kata-kata terakhir? Sebelum kau 'sadar'?" tanya ichijiku sambil menyeringai.





























Sementara itu, di villa tempat mereka menginap...

Terlihat dice sedang duduk di ruang tamu sambil memainkan catur, manik magentanya terlihat fokus dengan bidak permainan tersebut.

Atau.. Apakah itu bisa disebut permainan catur? Dice memainkan catur itu di atas map yang menunjukan daerah tokyo dan kota sekitarnya.

"... Shinjuku... Osaka.... Dan ikebukuro... Sepertinya ketiga clone itu ada di sana..." gumamnya sambil melihat ketiga bidak yang dia tempatkan di atas map kota tersebut.

Dice lalu melihat ke map pusat tokyo, dia menaruh bidak raja untuk kota itu. Dice terdiam dengan ekspresi yang sulit ditebak, lalu mengalihkan pandangannya ke map kota shibuya "...dan mereka..."

Tok Tok

'ah, mereka sudah datang' gumam dice, lalu menyuruh mereka masuk. Setelah diberi ijin, doppo segera masuk bersama ramuda dan gentaro.

Doppo berjalan ke arah samping dice dengan sopan "permisi, saya sudah membawa mereka-"

Namun ramuda yang melihat dice langsung berlari memeluknya erat "HUAAA DAISU!! AKU KANGEENN~!" teriak ramuda memotong salam doppo, dan langsung memeluk dice erat.

Doppo terlihat sangat kesal dengan tingkah ramuda yang sangat kurang ajar baginya "APA-APAAN KAU-" geram doppo berusaha menarik ramuda paksa, namun dice langsung menghentikan niat doppo.

Gentaro merasa ada yang aneh dengan perlakuan doppo, terutama saat ramuda terus memeluk dice erat "ramuda.. Hentikan, dice bisa sesak" ujar gentaro berusaha menyelamatkan leadernya dari tatapan tak bersahabat doppo.

Namun Ramuda menolak, dia menggelengkan kepalanya kencang "hump!! Yada!! No!! Daisuu kau kemana aja? hueee kau membuatku kangen~!"

Dice seketika merasa bersalah karena membuat teman (dice) khawatir "ah, aku membuatmu khawatir ya? maafkan aku" ujar dice, nadanya terdengar sopan.

Ramuda merasa aneh dengan gaya bicara dice, dia menatap dice heran, dan mendapati manik magenta yang terasa asing.

Warnanya sama, namun terasa asing. Dice biasanya selalu menatap dengan pandangan hangat dan ceria, namun dice di depannya... Berbeda.

Terasa.. Asing...

Ramuda segera melepaskan pelukannya, dan memandang dice heran "..daisu..?"

"ya? Ada apa ramuda?" tanya dice sambil tersenyum ramah.

Ramuda semakin terkejut membulatkan matanya, dia melangkah mundur dengan ekspresi waspada "...kau.. Berbeda..."

Dice dan doppo terlihat terkejut, begitupun ramuda dan gentaro yang menyadari perubahan ekspresi mereka.

Dice terdiam, lalu tersenyum sopan menatap ramuda dan gentaro "jadi anda menyadarinya, sebenarnya saya memanggil kalian kemari untuk memberitahu tentang hal ini"

Gentaro memandang bingung "anda..? Dice.. Kau.."

Tiba-tiba ramuda mendekatinya, dia kembali teringat peringatan rei jika otome mencari anaknya, ekspresinya seketika terlihat panik dan khawatir memandang dice "KAU..! APAKAH INI ULAH MEREKA..?! APA MEREKA MENGHIPNOTISMU?!"

Dice menatapnya heran "tidak, aku tidak dihipnotis oleh siapapun"

"LALU KENAPA SIFATMU-"

"diam dan biarkan dice-sama berbicara" ujar doppo dingin memotong ucapan ramuda, dia segera menjauhkan ramuda dari dice.

Gentaro memandang doppo heran "sebelumnya kau juga menyebut dice dengan akhiran -sama.. Dan juga.. Ada apa dengan peta ini? Kenapa ada bidak di tiga kota divisi, dan juga markas chuoku?" ujarnya saat menyadari bidak catur di atas map kota tokyo dan kota sekitarnya.

"dice.. Ada apa ini? Kenapa kau seperti ini..? Apa yang sebenarnya terjadi...??" tanya ramuda bingung dan khawatir, begitu pula dengan gentaro.

Dice terdiam dengan ekspresi yang sulit dibaca, dia menghela nafas, lalu memandang keduanya serius "pertama, ada satu hal yang harus kalian tau..."

"... dice yang kalian kenal... Sudah tidak ada..."

another me!? (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang