jiro

322 43 4
                                    

Jiro pov

Ukhh.. Disini gelap... Sial, apakah aku sudah mati? Andai aku bisa bertemu saburo dan ayah... dan mungkin kakak..

Hmm? Apa perasaanku atau aku merasa seperti ditarik? Tunggu, cahaya apa itu? Tubuhku.. Ditarik ke arah cahaya itu..

Jika bisa.. Untuk terakhir kalinya aku ingin  bertemu keluargaku...



Aku lalu terbangun lalu segera duduk dan melihat sekitar tapi, ini.. Dimana? Jam pemberian dice-sama masih ada ditanganku ... Ah Sekarang jam 5 pagi.. Aku mencari micku lalu menemukannya di atas meja.

Saat aku ingin mengambil mic, aku terkejut dengan sebuah foto yang berada dalam bingkai. Foto aku, saburo dan... Kakak? aneh.. Aku tidak pernah ingat jika pernah pergi dengan nii-san.. Heh dengan nii-san? Hal yang mustahil, kami bahkan tidak sedekat itu...

Sebenarnya dimana ini? Fotoku dengan nii-san.. Kamar asing ini juga...

Tiba-tiba jam pemberian dice-sama mengeluarkan sebuah monitor yang menampilkan pesan. Aku membaca pesan tersebut dengan seksama lalu terkejut "heh dimensi lain? Jadi maksudnya aku terjebak di dimensi lain? Sulit kupercaya"

Aku berusaha mengutak atik jam tangan ini tapi tidak berhasil "sial! Kenapa jam ini-" seketika ucapanku terpotong saat pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok yang sangat aku kenal.

"sabu..ro?" ucapku terbata-bata.

"bakajiro, kaupikir apa yang kau lakukan di jam segini ha? Berhentilah bermain game atau kuadukan kau kepada ichi-nii"

Ichi-nii? Kakak? Jika pesan yang ditampilkan di jam tadi benar, berarti aku ada di dimensi lain dimana aku hidup dengan kakak... Ini hanya perkiraanku tapi dari foto tadi ayah tidak ada di foto. Mungkinkah?

"hoi bakajiro! Jika kau mengantuk segeralah tidur dan jangan berisik"

Saburo lalu menutup pintunya. Aku agak shock karena saburo memanggilku baka. Benarkah? Diriku? Jangan becanda, aku adalah sang jenius. Atau diriku di dunia ini memang seorang yang... Bodoh? Sial aku tidak bisa menerimanya!

Aku bangkit dari kasur dan melihat ke arah meja belajarku. Aku memeriksa semua buku tulisku dan terkejut dengan semua nilainya.

Haha.. Tidak mungkin... Nilai 5?4? Bahkan... Ada nol!? Sial! Nilai terjelekku adalah 9,5 dan itu hanya sekali aku mendapatkannya! Apa yang sebenarnya kau lakukan diriku!?

Setelah itu aku memeriksa semua buku tulisku, mengerjakan semua pr yang belum dikerjakan. Sial bahkan diriku di dunia ini menyontek!? Ini penghinaan bagiku.

Tak terasa sudah satu jam berlalu. Jam menunjukan pukul 6. Ku lihat kalender jika ini hari senen, berarti waktunya sekolah. Aku melihat jadwal sekolah dan melihat jadwal masuk dan daftar pelajaran "aku sekolah di SMA negeri xxx... masuk jam 7... Dan pelajaran hari ini adalah matematika, fisika, dan.."

Aku langsung menyiapkan buku yang diperlukan, setelah itu aku pergi mandi. 15 menit kemudian aku keluar dan memakai seragamku. Jadi seperti ini seragam SMA negeri? aku memang selalu penasaran karena aku selalu sekolah di SMA elit berkat ayah.

Jam menunjukan pukul 06.30, waktunya bersiap. Aku mencari handphone diriku di dunia ini dan menemukannya berada di dalam laci tempat tidur. Handphone ini.. Murah.. Apa diriku di dunia ini miskin? Saat aku menyalakannya aku bersyukur karena hp itu tidak di sandi.

Aku mengambil tasku dan bersiap untuk keluar. Namun saat aku menuju pintu tiba-tiba terdengar ketukan.

"jiro bangun, waktunya sekolah. Jika kau sudah selesai bersiap segera keluar dan mari kita sarapan" ujar suara itu, lalu terdengar langkah menjauh.

Aku terkejut tak percaya. Suara itu.. Kakak? Oh iya... Sepertinya di dunia ini kakak berbeda. Heh andai kakaku disana seperti kakakku yang ini. Mendengar suaranya membangunkanku dan mengajak sarapan... Seperti mimpi mustahil yang sekarang terwujud.

Bagaimana ini.. Aku tidak tau seperti apa sifat diriku disini, dan juga... Bagaimana aku bereaksi saat melihat nii-san? Aku.. Membenci nii-san, tapi di dunia ini sepertinya hubungan kami dekat. Lagipula nii-san disini berbeda dengan nii-san ku.

Haah ini merepotkan... Terserah, aku akan berusaha semampuku.

Aku membuka pintu dan keluar menuju meja makan sembari membawa tasku. Saat sampai aku melihat 3 piring yang tertata rapi dengan makanan diatasnya. Aku melihat nii-san yang sedang... Menyiapkan bento? Heh yaampun, aku harus membiasakan diriku dengan nii-san di dunia ini. Tunggu.. Jika nii-san berbeda.. Apakah saburo juga?

"ooh jiro? Tumben kau sudah bersiap jam segini? Ah tapi duduklah, sepetinya saburo sebentar lagi datang" ucap nii-san sembari tersenyum ke arahku.

Aku yang sedikit terkejut membalas senyumannya kaku lalu duduk. Nii-san.. Tersenyum... Padaku... Haah nii-san disini begitu berbeda.. Aku harus terbiasa..

Aku melihat sekitar, sepertinya dapur juga terhubung langsung dengan ruang tamu. Aku juga melihat beberapa foto yang dipajang namun tidak ada foto ayah. Benar dugaanku... Ayah tidak tinggal bersamaku di dunia ini.

Beberapa saat kemudian saburo datang, dia terkejut melihatku "jiro bangun di jam segini? Bahkan sudah rapih? Heh tumben sekali"

Aku terkejut dengan sifat saburo kepadaku, di-dia begitu... songong? Kepadaku? Bahkan dia tidak memanggilku nii-chan? Hiks sepertinya saburo disini juga berbeda... Tapi di arah negatif..

Karena aku tidak tau harus bereaksi seperti apa, aku memilih berdiam dan memakan sarapanku. Bahkan sarapan ini rasanya sangat enak.. Apa nii-sanku juga jago memasak seperti nii-san disini?

Tanpa kusadari, saburo dan nii-san memandangku terkejut. Namun mereka tidak melakukan apapun dan hanya duduk memakan sarapan.

Meja makan begitu sunyi, hmm mungkin keluargaku di dunia ini saat makan bersama mereka diam dan menikmati makanan dengan khidmat, jika di duniaku saat makan pasti saburo akan terus bercerita dan ayah yang menanggapinya.

tapi anehnya mereka semua seperti melihatku sembari menghabiskan makanan. Apa ada yang aneh denganku? Aku sudah memakai pakaianku dengan benar kan?

Nii-san tiba-tiba bertanya dengan wajah cemas "ji-jiro.. Apa kau sakit? Kau begitu diam hari ini. Jika kau sakit sebaiknya beristirahatlah, tidak perlu sekolah"

...jadi.. Keadaan sunyi ini disebabkan olehku? Apakah aku di dunia ini cerewet? Aku tidak bisa melakukan itu..

"hoi bakajiro! Ichi-nii bertanya padamu! Jika kau sakit pergilah ke kamar!" ujar saburo dengan ekspresi kesal.

Sial! Hal yang paling kubenci adalah dikatakan bodoh! Kenapa adikku yang manis berganti dengan anak songong ini?

Tanpa sadar aku melihat dingin kearahnya "..aku tidak sakit, dan adikku, bisa kau berhenti memanggilku baka? Aku sedang tidak dalam mood yang baik hari ini"

saburo terlihat terkejut, begitu pula nii-san. Moodku memang menjadi buruk karena dipanggil bodoh. Aku segera menghabiskan sarapanku dan pamit.

Namun sebelum pergi nii-san memberiku bento. Mood buruk lalu melihat orang yang kau benci? Semakin memburuk. Tapi aku tidak boleh membencinya, dia bukan nii-sanku yang asli.

Aku menerimanya namun tanpa sadar tatapanku dingin menatapnya "...terima kasih.." lalu pergi keluar.

Aku melihat ke arah rumahku di dunia ini. Ruko...Yorozuya? sesuai dugaanku, aku.. Keluargaku di dunia ini hidup miskin. Kehidupan asliku kaya berkat ayah, karena di dunia ini mereka memang tidak tinggal dengan ayah mungkin jadinya seperti ini.

Aku membuka hapeku dan melihat maps, mencari keberadaan sekolahku. Kulihat jaraknya lumayan dekat dari sini.

Aku melihat ke arah jam pemberian Dice-sama, lalu terpikirkan olehku bagaimana keadaan mereka semua. Apa mereka juga kedimensi ini? Sebaiknya aku mencari tau nanti.

another me!? (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang