Madara mengecek dokumen-dokumen yang dipegangnya dengan dahi mengkerut. Setelah itu melemparkannya pada wajah seseorang didepannya.
"Apa ini?!" Madara melotot. "Kenapa Hashirama mengundurkan diri?!"
Wanita itu cemberut. Baru baca nggak sampai setengah halaman, Madara udah terlanjur emosi. "Dia tidak mengundurkan diri. Kau buta huruf?"
"Kamu mau saya pecat?!" Tantang Madara namun nampaknya Mei tidak peduli.
"Hashirama tidak mengundurkan diri. Dia sedang mengurus cabang perusahaan mu yang sedang kacau di luar kota." Jelas Mei. "Dan dia memintaku untuk menjadi sekretaris mu sementara waktu."
"Sekretaris ku?" Madara terkekeh remeh. "Aku sudah punya sekretaris yang jauh lebih becus dari pada dirimu. Jadi tak perlu"
"Hey. Kau tidak boleh menghinaku sebelum melihat kinerja ku. Hashirama bahkan terkesan dengan hasil kinerja ku." Bantah Mei.
"Dia itu memang terlalu baik walaupun sebenarnya ia kecewa padamu" Sahut Madara karena ia mengenal betul Hashirama.
"Aku lebih baik tidak punya sekretaris daripada kau menjadi sekretaris ku." Ucap Madara sombong
"Bagaimana dengan ku?" Mei cemberut lagi, "Apa yang akan kulakukan? Menganggur disini?"
"Enak saja." Timpal Madara tidak terima. "Kau bisa bekerja di belakang. Membersihkan toilet, ngepel, nyapu." Lanjut Madara mantap. "Oh, iya. Jangan lupa bersihkan toilet ruanganku juga."
"Hey kau tidak boleh seenaknya sendiri dong! Kau tidak bisa menurunkan jabatan ku tanpa ada alasan. Kau tidak mengerti aturan di perusahaan Uchiha ini ya?"
"Aku punya alasan! Sikapmu itu tidak ada sopan santunnya sama sekali pada bossmu ini." Ucapnya ketus kemudian Madara menghela nafas. Hm, boleh juga mengerjai wanita bodoh yang tak tahu malu, pikir Madara tertawa dalam pikirannya.
"Jadi susun ini dulu!"
Madara yang tiba-tiba menjadi bete mendadak melempar pelan tumpukkan kertas ke atas meja bundar yang ada di dalam ruangannya.
Mei berdecak, "Kenapa kau memberikanku pekerjaan bertubi-tubi? Katanya kau tidak mau menjadikan ku sekretaris mu."
"Tidak ada kata protes. Lakukan saja" ucap pria itu dengan ketus.
"Hah! Kalau Hashirama pasti tidak menyuruhku begini!"
Madara yang sudah berbalik berjalan menuju meja kerjanya pun memutarbalikkan tubuhnya sekali lagi. "Bagaimana dia memperlakukanmu?"
Mei pun menepuk tangannya girang. "Dia begitu baik. Jika ada pekerjaan yang bisa ia lakukan sendiri pasti ia akan melakukannya. Dan dia menatap wajah seriusnya sambil mengawasi pekerjaan ku"
Rahang pria itu mengeras. Bola matanya memutar bosan. "Itu bukan baik. Ia meragukan hasil kerjamu. Ia tidak percaya padamu, bodoh."
"Jangan sembarangan ya. Hasil kerjaku sangat bagus, Hashirama sangat bangga padaku! Kalau kerjaku tidak bagus tidak mungkin ia menjadikanku bawahan langsungnya. Bahkan, ia memperlakukanku dengan baik."
"Ehem, sayang sekali aku bukan dia, jadi kau harus terbiasa dengan cara kerjaku. Selain itu kau akan bekerja di ruangan ini, meski aku sangat malas satu ruangan denganmu. Tapi aku tidak bisa meninggalkanmu sendiri. Bisa saja kau malah malas-malasan dan bekerja semaunya."
Oke, kalimat yang sangat panjang Uchiha. Apa yang membuatmu bicara begitu panjang?
Peduli?
"Dasar aneh!" Mei pun melipat kedua tangannya sejajar dadanya dan membuang muka -hendak lari dari tatapan 'atasan' yang menyebalkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DADDY { MADARA }
FanficMenceritakan kisah Madara sebagai direktur di perusahaan Uchiha sekaligus seorang single parents yang mempunyai anak-anak super bandel dan susah diatur. ["SASUKE! INI LAPTOP KAMU KAN?" "T-tapi.. mereka juga nonton pa.."] • Pairing/Character: [Madara...